Pemerintah Siapkan Langkah Konkret Merespons Perubahan Iklim dan Perbaikan Lingkungan
Presiden menekankan agar komitmen terhadap lingkungan mesti terwujud melalui aksi konkret. Untuk itu, Indonesia mewujudkannya dengan membangun pusat persemaian skala besar, termasuk merehabilitasi mangrove.
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
·4 menit baca
BOGOR, KOMPAS — Indonesia ingin meneguhkan komitmen terhadap perubahan iklim dan perbaikan lingkungan dengan aksi yang jelas, konkret, dapat dilihat, dan terkalkulasi. Pemerintah menargetkan dalam tiga tahun mendatang terbangun 30 persemaian dengan total produksi sekitar 360 juta bibit atau benih.
”Kita ingin meneguhkan komitmen kita terhadap perubahan iklim, terhadap perbaikan lingkungan yang rusak, tapi dengan sebuah aksi-aksi yang jelas, aksi-aksi yang konkret dan bisa dilihat,” kata Presiden Joko Widodo saat memberi sambutan pada acara Peresmian Persemaian Rumpin, Peluncuran Program Rehabilitasi Mangrove, dan World Mangrove Center di persemaian Rumpin, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, Jumat (10/6/2022).
Kita ingin meneguhkan komitmen kita terhadap perubahan iklim, terhadap perbaikan lingkungan yang rusak, tapi dengan sebuah aksi-aksi yang jelas, aksi-aksi yang konkret dan bisa dilihat.
Oleh sebab itu, Kepala Negara menuturkan, tiga tahun yang lalu dirinya memerintahkan untuk membangun nursery atau pusat persemaian sebanyak-banyaknya. Pemerintah menargetkan dalam tiga tahun ke depan ada lebih kurang 30 pusat persemaian (nursery) seperti terlihat di Rumpin dengan produksi setahun 10 sampai 12 juta bibit atau benih.
”Artinya kalau kita memiliki 30 nursery, pusat persemaian dalam jumlah 30, sudah setahun menghasilkan kira-kira 360 juta bibit atau benih. Kalau benihnya ada, kalau bibitnya ada, mau tidak mau barang ini harus kita tanam. Jadi, bukan berapa hektar yang akan kita kerjakan, tapi berapa produksi bibit yang bisa kita produksi,” ujar Presiden Jokowi.
Selanjutnya adalah menyangkut lokasi penanaman bibit-bibit tersebut; yakni di lahan-lahan kritis, di kabupaten atau provinsi yang sering longsor, dan di daerah aliran sungai terutama di hulunya. ”Dan ini sudah kita mulai. Konkret dan sudah kita mulai, seperti di Sungai Ciliwung sudah (dimulai). Ini tadi disampaikan sudah dikirim ke beberapa kabupaten dan kota yang lahannya banyak lahan kritis,” kata mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.
Menurut Presiden Jokowi, upaya seperti ini adalah proses merehabilitasi atau memperbaiki lingkungan dengan sebuah aksi-aksi yang jelas, konkret, dan dapat dihitung. Ucapan terima kasih pun disampaikan kepada perusahaan-perusahaan besar di Indonesia yang ikut serta mendukung pengembangan persemaian Rumpin. Selain itu, ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bank Dunia dan Pemerintah Jerman yang ikut serta untuk rehabilitasi mangrove.
”Seperti yang kita lihat, ini adalah kerja sama antara Kementerian (Lingkungan Hidup dan) Kehutanan, Kementerian PU (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat), dan April Group yang hasilnya bisa kita lihat (berupa) sebuah persemaian yang kelihatan tertata manajemennya dan tinggal kirim ke daerah-daerah yang membutuhkan,” ujar Presiden Jokowi.
Pada kesempatan tersebut Presiden Jokowi kembali menekankan bahwa nantinya akan ada 30 persemaian seperti di Rumpin. ”Tahun ini kita perkirakan akan jadi lagi 8 (persemaian). Tahun depan tambah lagi. Artinya, step-step menuju ke perbaikan lingkungan itu konkret dan bisa dilihat,” ujarnya.
Rehabilitasi mangrove
Selanjutnya, berkenaan dengan rehabilitasi mangrove, Presiden Jokowi menuturkan dirinya juga sudah memerintahkan agar sampai akhir tahun 2024 setidaknya 600.000 hektar lahan mangrove harus sudah mengalami rehabilitasi. Hal ini seperti yang juga sudah dikerjakan untuk lahan gambut di Provinsi Riau, Sumatera Utara, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, dan Bali.
”(Langkah ini) Artinya juga dimulai dari persemaian, dari pembibitan seperti ini, sehingga jelas dan konkret ke arah mana perbaikan-perbaikan itu kita lakukan. Karena kita tahu hutan mangrove bisa mereduksi, menyerap karbon empat kali lipat dibandingkan dengan hutan hujan tropis biasa,” ujar Presiden Jokowi.
Kepala Negara menuturkan bahwa pada hari ini diperingati Hari Lingkungan Hidup Dunia. Presiden pun meminta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) memperingatinya dengan aksi-aksi yang konkret, jelas, dan terkalkulasi.
”Oleh sebab itu, dengan mengucap bismillahirrahmanirahim, pada pagi hari ini saya resmikan persemaian Rumpin di Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Dan, saya luncurkan program rehabilitasi mangrove dan World Mangrove Center di Kalimantan Timur,” kata Presiden Jokowi.
Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar saat menyampaikan laporannya menuturkan, langkah nyata sebagaimana keberadaan pusat persemaian skala besar Rumpin merupakan dorongan keras Presiden Jokowi dalam upaya pemulihan lahan terdegradasi. ”Yaitu melalui penyediaan bibit secara besar-besaran untuk penanaman yang terus-menerus dan terkontrol tumbuh menjadi pokok-pokok pepohonan yang akan memperbaiki alam,” katanya.
Keberadaan pusat persemaian skala besar Rumpin merupakan dorongan keras Presiden Jokowi dalam upaya pemulihan lahan terdegradasi, yaitu melalui penyediaan bibit secara besar-besaran untuk penanaman yang terus-menerus dan terkontrol tumbuh menjadi pokok-pokok pepohonan yang akan memperbaiki alam.
Siti Nurbaya mengatakan, dalam pra-operasi, bibit dari pembibitan di Rumpin telah didistribusikan ke Banten, Jawa Tengah, dan Lampung sejak Desember 2021. Upaya pemulihan kondisi terdegradasi juga dilakukan pada ekosistem mangrove yang sudah diawali dan dilakukan bersama-sama masyarakat di daerah serta terus berlanjut.
”Pembangunan persemaian Rumpin merupakan model pekerjaan public private partnership melibatkan KLHK, PUPR, dan April Group. Anggaran pembangunan persemaian Rumpin, termasuk mesin produksi pembibitan dan peralatan, secara keseluruhan mencapai hampir Rp 70 miliar,” kata Siti Nurbaya.
Konstruksi dibangun sejak Maret 2021 dan selesai akhir Oktober 2021. Kegiatan praoperasi persemaian Rumpin telah dilakukan berupa penyaluran 1,747 juta bibit yang diproduksi, yakni meliputi kayu jati, sengon, nangka, alpukat, sirsak, dan lain-lain.