Indonesia Tunjukkan Komitmen Atasi Perubahan Iklim lewat Hutan Mangrove
Hutan mangrove di Tahura Ngurah Rai, Bali, disiapkan untuk dikunjungi para pemimpin negara-negara G-20 pada 2022. Rehabilitasi hutan mangrove sekaligus menjadi etalase Indonesia dalam mengatasi perubahan iklim.
Oleh
Nina Susilo
·4 menit baca
KOMPAS/NINA SUSILO
Presiden Joko Widodo meninjau Mangrove Conservation Forest atau Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai di Pemogan, Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Bali, Kamis (2/12/2021). Para kepala negara dan kepala pemerintahan negara-negara G-20 akan diajak berkunjung ke sini dalam KTT G-20 di Bali, November 2022 mendatang.
JAKARTA, KOMPAS — Keketuaan atau presidensi G-20 akan menjadi ajang untuk menunjukkan komitmen Indonesia dalam mengatasi perubahan iklim. Untuk itu, pemerintah menyiapkan hutan mangrove yang berada di Denpasar, Bali, sebagai salah satu lokasi kunjungan para pemimpin negara-negara G-20 dalam konferensi tingkat tinggi yang dijadwalkan digelar pada November 2022.
Untuk memastikan kesiapan, Presiden Joko Widodo bersama Nyonya Iriana kembali mengunjungi Mangrove Conservation Forest atau Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai di Pemogan, Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Bali, Kamis (2/12/2021). Turut mendampingi dalam kunjungan kerja ini Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Kepala Badan Restorasi Gambut dan Mangrove Hartono, serta Gubernur Bali Wayan Koster.
Ini merupakan kunjungan kedua Presiden Jokowi dan Nyonya Iriana ke Tahura Ngurah Rai. Sebelumnya, pada 8 Oktober lalu, keduanya juga mengunjungi hutan mangrove tersebut.
Presiden, dalam keterangan secara virtual, menjelaskan, hutan mangrove di Tahura Ngurah Rai disiapkan untuk dikunjungi para kepala negara dan kepala pemerintahan negara-negara G-20 pada 2022. Rehabilitasi hutan mangrove sekaligus menjadi etalase Indonesia dalam mengatasi perubahan iklim.
BPMI SEKRETARIAT PRESIDEN
Presiden Joko Widodo memberikan keterangan seusai meninjau Mangrove Conservation Forest atau Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai di Pemogan, Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Kamis (2/12/2021).
”Ini akan menunjukkan keseriusan kita merestorasi hutan mangrove, merehabilitasi hutan mangrove, merestorasi hutan gambut, dan merestorasi lahan-lahan kritis yang ada di negara kita. Saya kira komitmen itu yang ingin kita tunjukkan secara konkret, secara riil, di lapangan,” tutur Presiden.
Tak hanya menampilkan hutan mangrove, Indonesia juga akan memamerkan persemaian mangrove pada saat KTT G-20 digelar di Bali.
Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Dyah Murtiningsih menambahkan, rehabilitasi mangrove merupakan hasil kerja sama dengan berbagai pihak. Tahura Ngurah Rai yang pada tahun 1992 masih berupa tambak ikan dan udang yang terbengkalai mulai bersalin rupa.
Ini akan menunjukkan keseriusan kita merestorasi hutan mangrove, merehabilitasi hutan mangrove, merestorasi hutan gambut, dan merestorasi lahan-lahan kritis yang ada di negara kita. Saya kira komitmen itu yang ingin kita tunjukkan secara konkret, secara riil, di lapangan.
Dyah pun optimistis tahura akan siap untuk menyambut para pemimpin negara G-20 pada November 2022. ”Kami juga sudah mengundang para ahli untuk membahas persemaian mangrove yang akan kami bangun di sini. Kami optimistis, yakin, karena dengan bersama-sama dengan kementerian yang lain juga, kami akan bersama-sama membangun. Pada saatnya, pada bulan Oktober, kita sudah akan siap untuk menerima kunjungan dari anggota G-20,” ujarnya.
Tahura Ngurah Rai seluas 268 hektar kini memiliki 33 jenis tanaman mangrove. Selain itu, terdapat 92 jenis burung.
Kementerian LHK mencatat, luas lahan mangrove di Bali mencapai 2.143,97 hektar. Dari luas tersebut, 19 hektar di antaranya termasuk kategori kerapatan jarang. Selain itu, masih terdapat 263 hektar yang bisa ditanami mangrove.
BIRO PERS SEKRETARIAT PRESIDEN/LAILY RACHEV
Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana saat meninjau hutan mangrove di Taman Hutan Raya Ngurah Rai, Bali, pada Jumat, 8 Oktober 2021.
Menurut Siti, keberhasilan konservasi hutan mangrove ini beriringan dengan alih usaha dari budidaya tambak menjadi banyak usaha lain berbasis ekosistem mangrove. Selain budidaya ikan tangkap, warga bisa mengolah produk nonkayu serta muncul potensi pariwisata. Upaya tersebut menunjukkan bahwa pemulihan ekosistem mangrove dapat mendorong pertumbuhan ekonomi lokal ataupun regional.
Dalam kunjungan kerja ini, Presiden juga meninjau sejumlah fasilitas infrastruktur yang akan digunakan dalam gelaran G-20, seperti jalan, jalur pedestrian, jembatan, dan sejumlah lokasi di Nusa Dua serta Garuda Wisnu Kencana (GWK) Cultural Park di Uluwatu, Kuta Selatan, Kabupaten Badung.
Jalan Tol Bali-Mandara yang akan dilintasi para pemimpin G-20 juga disiapkan. Jalur penghubung Bandara I Gusti Ngurah Rai dan Nusa Dua akan dipercantik dengan penanaman bunga dan mangrove serta dicat ulang.
BPMI SEKRETARIAT PRESIDEN
Dalam kunjungan kerja ke Bali, Kamis (2/12/2021), Presiden juga meninjau sejumlah fasilitas infrastruktur yang akan digunakan dalam gelaran G-20, seperti jalan, jalur pedestrian, jembatan, dan sejumlah lokasi di Nusa Dua serta Garuda Wisnu Kencana (GWK) Cultural Park di Uluwatu, Kuta Selatan, Kabupaten Badung.
”Kita akan mulai proses mempercantik jalan tol di bulan Januari. Kita akan hias dengan pohon kamboja, tabebuya, dan di pinggirannya kita akan tanam mangrove, bugenvil, anggrek, dan lain-lain,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.
Penataan lain akan mencakup koridor jalan, jalur pedestrian, dan lanskap Bandara Ngurah Rai-Nusa Dua hingga arena KTT G-20. Bundaran Ngurah Rai, lintas bawah (underpass) Ngurah Rai, pintu masuk Tol Ngurah Rai, pelapisan (coating) tiang pancang, taper dan median tol, exit tol Nusa Dua, dan akses jalan serta jembatan menuju lokasi KTT akan dipercantik.
Bali Nusa Dua Convention Center yang menjadi salah satu kandidat lokasi diselenggarakannya KTT G-20 juga ditinjau.