Wapres Amin Ajak Publik Waspadai Tantangan Disrupsi Teknologi hingga Krisis Pangan
Tantangan ke depan, mulai dari disrupsi teknologi informasi hingga krisis pangan, mesti diwaspadai dan diantisipasi. Pesantren dan para guru berperan penting dalam mendidik santri dan murid menghadapinya.
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
·3 menit baca
JOMBANG, KOMPAS — Sumber daya manusia menjadi kunci untuk memakmurkan bumi dengan cara mengembangkan ekonomi. Terkait hal tersebut, pesantren berperan penting sebagai tempat pemberdayaan masyarakat. Semua warga pun mesti waspada dan mengantisipasi tantangan dan bahaya mulai disrupsi teknologi hingga krisis pangan.
”Saya ingatkan di mana-mana, supaya kita waspada, memang santri harus menguasai digital. Sekarang ini semua harus pakai digital. (Hal) Ini namanya teknologi informasi yang maju. Kalau tidak (menguasai digital), kita ketinggalan,” kata Wakil Presiden Ma’ruf Amin saat memberikan sambutan dalam kunjungannya ke Pondok Pesantren Darul Ulum di Desa Rejoso, Peterongan, Kabupaten Jombang, Provinsi Jawa Timur, Jumat (3/6/2022).
Saya ingatkan di mana-mana, supaya kita waspada, memang santri harus menguasai digital. Sekarang ini semua harus pakai digital. (Hal) Ini namanya teknologi informasi yang maju. Kalau tidak (menguasai digital), kita ketinggalan.
Pada kunjungan sekitar dua jam tersebut, Wapres Amin berkesempatan menjadi imam shalat Jumat di Masjid Pondok Pesantren Darul Ulum. Selain itu, ia juga menyaksikan penyerahan secara simbolis bantuan santripreneur dari Kepala Baznas Noor Achmad kepada tiga perwakilan mustahik dan bersilaturahmi dengan keluarga besar pesantren.
Dalam sambutannya seusai shalat Jumat, Wapres Amin mencontohkan digitalisasi yang dimanfaatkan untuk kegiatan perdagangan, pelayanan perbankan, hingga aktivitas pemerintah. Namun, di sisi lain, semua juga mesti hati-hati karena perkembangan teknologi informasi juga dapat mendisrupsi atau merusak, yakni digunakan untuk mendisinformasi atau membuat informasi salah, berita bohong, hoaks, bahkan fitnah.
”Kita harus menguasai (teknologi), tetapi kita harus waspada untuk bisa menangkal, karena (penyalahgunaan teknologi) ini bahaya. Bahaya itu harus kita tangkal, apa pun bentuknya,” kata Wapres Amin.
Hal senada juga disampaikan Wapres Amin saat memberikan sambutan pada acara sarasehan bersama Pimpinan Pusat dan Wilayah Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) dan Alim Ulama di Institute KH Abdul Chalim, Jalan Tirtowening, Paras, Kembangkelor, Pacet, Kabupaten Mojokerto, Jatim, Jumat sore.
Pada kesempatan tersebut, Wapres Amin menuturkan adanya bahaya teknologi informasi yang ke depan dapat lebih besar lagi gelombang bahayanya. ”(Hal) Ini tugas guru untuk memberikan pengertian kepada para murid-murid kita,” ujarnya.
Bahayanya munculnya disinformasi, hoaks, dan fitnah dengan adanya banyak akun palsu harus dicegah agar jangan sampai digunakan untuk mengubah, memengaruhi pikiran, atau menyesatkan masyarakat. ”(Sebab) Ini sekarang masuk ke mana-mana, masuk ke dapur, masuk ke kamar anak-anak kita. Membuatkan keraguan dan membuat juga perpecahan-perpecahan. Hati hati ini, ini sudah mau pilpres, ini sudah mulai terjadi,” kata Wapres Amin.
Menurut Wapres Amin, bahaya nyata lainnya adalah kerusakan lingkungan dan juga krisis pangan yang telah di depan mata. ”Kita harus mendorong masyarakat untuk mengantisipasi. (Oleh) Karena itu, kita supaya bersiap diri, karena itu kita harus membangun sumber daya manusia yang kuat,” katanya.
Tantangan ke depan dinilai berat sehingga menjadi tugas guru untuk menjaga umat dan memberdayakan umat. ”Tantangan kita, jangan sampai anak-anak kita rusak. Pertama, tentu, menjaga akidah. Nah, ini akidah-akidah banyak yang menyimpang. Cara berpikir yang menyimpang, termasuk tadi, bagaimana, kok, bisa ada muncul LGBT. Itu, kan, perilaku menyimpang. Perilaku seksual yang menyimpang,” kata Wapres Amin.
Terkait hal tersebut, Wapres Amin mengatakan, ada tugas membangun masyarakat. Pertama, melalui cara-cara mendidik anak-anak. Kedua, mencegah jangan sampai hal yang menyimpang itu memperoleh legitimasi dari undang-undang.
Sebelumnya, Ketua Umum Pergunu Asep Saifuddin Chalim menuturkan, Kongres Pergunu telah diselenggarakan pada 26-29 Mei 2022. Selain membuat program kerja, ada juga rekomendasi yang dihasilkan dalam kongres tersebut, termasuk penolakan terhadap regulasi LGBT. ”Kami, Pergunu, yang menyerap aspirasi dari seluruh wilayah di Indonesia menolak adanya regulasi LGBT,” kata Asep.
Hadir pada acara sarasehan ini Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati, Wakil Bupati Mojokerto Muhammad Albarraa, serta para pengurus pusat dan wilayah Pergunu.