Sudah Lama Hidup Sendiri, Gajah Meli di Sumsel Mendesak Direlokasi
Dalam jangka waktu 40 hari ke depan, gajah sumatera betina yang diberi nama Meli (16) akan dipindahkan. Meli sudah terlalu lama sendiri, kondisi yang bisa saja mengancam nyawanya.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
KOMPAS/RHAMA PURNA JATI
Petugas BKSDA Sumatera Selatan dan Perkumpulan Jejaring Hutan Satwa memasang GPS collar pada salah satu gajah sumatera liar di Kecamatan Air Sugihan, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, Jumat (13/5/2022).
PALEMBANG, KOMPAS — Dalam jangka waktu 40 hari ke depan, gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) betina yang diberi nama Meli (16) akan dipindahkan dari Kecamatan Mekakau Ilir, Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan, ke Suaka Margasatwa Padang Sugihan, Kabupaten Banyuasin. Pemindahan ini tergolong mendesak karena Meli sudah lama hidup sendiri.
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumsel Ujang Wisnu Barata, Minggu (15/5/2022), menjelaskan, pemindahan Meli mendesak karena sistem pemosisi global (GPS) yang dikalungkan padanya akan habis dalam waktu dekat. ”Baterai di kalung GPS hanya tinggal 35 persen lagi. Kalau tidak segera diganti, akan sulit mendapatkan posisi gajah Meli,” ujarnya.
Kalung GPS dipasangkan ke Meli pada Oktober 2021. Namun, karena kalung yang diberikan adalah kalung bekas dari Jambi yang baterainya segera habis. Untuk mengalungkan GPS pada Meli tidaklah mudah karena ia merupakan gajah yang hidup sendiri dan berisiko memicu konflik karena kerap kali masuk ke permukiman warga.
Dari hasil pemantauan selama tujuh bulan terakhir, Meli telah menjelajahi sembilan desa di Kecamatan Mekakau Ilir. Namun, hanya lima desa yang dikunjunginya secara intensif. Jika tidak segera dipindahkan, dikhawatirkan akan terjadi konflik baru antara Meli dan warga.
Di sisi lain, Meli sudah lama hidup menyendiri. Hal ini dikhawatirkan berpengaruh pada kehidupannya ke depan. Pada dasarnya, gajah merupakan makhluk yang hidup berkelompok, apalagi gajah betina, anak gajah, dan jantan remaja. Hanya gajah jantan dewasa yang biasa hidup soliter (menyendiri). Gajah jantan menjelajah ke sejumlah wilayah guna mencari makan dan untuk kawin.
Karena itu, pemindahan Meli ke lokasi baru adalah hal yang krusial. Menurut rencana, Meli akan dipindahkan ke Suaka Margasatwa Padang Sugihan, Kabupaten Banyuasin. Menurut Ujang, tempat itu adalah yang paling memungkinkan sebagai tempat tinggal baru Meli. Di sana ada dua kelompok gajah dengan 30 gajah di dalamnya. Di kelompok tersebut juga ada gajah jantan sehingga peluang Meli untuk berkembang biak cukup besar.
Namun, Ujang menyadari proses pemindahan bukan perkara yang mudah karena kondisi lintasan yang beragam. Menurut rencana, pemindahan dilakukan melalui jalur darat dengan menggunakan truk dan dilanjutkan menggunakan jalur sungai dengan menggunakan ponton.
Belum lagi adanya kemungkinan warga yang khawatir dengan perpindahan gajah karena bisa saja masuk ke permukiman mereka. Karena itu, sosialisasi akan terus diupayakan agar masyarakat yang tinggal di sekitar Suaka Margasatwa Padang Sugihan bisa menerima kedatangannya dengan sejumlah persiapan.
KOMPAS/RHAMA PURNA JATI
Petugas BKSDA Sumatera Selatan dan Perkumpulan Jejaring Hutan Satwa memasang GPS collar pada salah satu gajah sumatera liar di Kecamatan Air Sugihan, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, Jumat (13/5/2022).
Ketua Forum Komunikasi Mahout Indonesia Nazaruddin adalah orang yang pernah melakukan pembiusan terhadap gajah Meli. Kondisi wilayah yang ekstrem membuat proses pembiusan harus sangat hati-hati. Daerah yang ditinggali Meli sekarang adalah kawasan perbukitan. Jika tidak berhati-hati, bisa saja ketika dibius tubuh gajah terguling.
”Ketika kami memasang kalung GPS pada gajah Meli dibutuhkan waktu sekitar satu minggu,” ujar Nazaruddin. Dia pun berharap agar pemindahan memperhatikan karakteristik gajah dan kontur wilayah.
Ketua Perkumpulan Jejaring Hutan Satwa Syamsuardi mengatakan, melihat kondisi Meli, translokasi merupakan hal yang paling baik. Namun, tidak mudah memindahkan satwa ke tempat yang baru karena bisa saja ada penolakan dari gajah lainnya yang sudah tinggal lama di sana. Belum lagi riak penolakan dari warga sekitar. ”Masalah inilah yang berpotensi memunculkan konflik baru,” katanya.
Oleh sebab itu, proses pemindahan harus memperhatikan segala aspek agar tidak mengorbankan gajah yang akan dipindahkan. ”Siapkan dulu habitatnya, baru gajahnya dipindahkan. Bukan sebaliknya,” kata Syamsuardi.