Jadikan Peringatan Nuzulul Quran Momentum Perkuat Kebersamaan dalam Keragaman
Presiden Joko Widodo mengajak umat Islam di seluruh Tanah Air menjadikan peringatan Nuzulul Quran sebagai momentum memperkuat kebersamaan dalam keragaman yang dimiliki Indonesia.
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sebagai bangsa yang berketuhanan, semua umat di Indonesia dituntut untuk percaya dan beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa. Konsekuensinya, semua pun harus menerima dengan lapang dada bahwa keberagaman merupakan kehendak Tuhan. Umat Islam di seluruh Tanah Air pun diajak menjadikan peringatan Nuzulul Quran sebagai momentum untuk memperkuat kebersamaan dalam keragaman yang dimiliki bangsa Indonesia.
”Saya mengajak umat Islam untuk menjadikan peringatan Nuzulul Quran ini sebagai momentum untuk memperkuat kebersamaan dalam keragaman yang sangat dibutuhkan dalam mewujudkan negeri dan bangsa yang baldatun toyyibatun warobbun ghofur,” kata Presiden Joko Widodo dalam sambutannya secara virtual pada acara Peringatan Nuzulul Quran Tingkat Kenegaraan 1443 Hijriah yang ditayangkan Youtube Sekretariat Presiden, Selasa (19/4/2022).
Saya mengajak umat Islam untuk menjadikan peringatan Nuzulul Quran ini sebagai momentum untuk memperkuat kebersamaan dalam keragaman yang sangat dibutuhkan dalam mewujudkan negeri dan bangsa yang baldatun toyyibatun warobbun ghofur.
Presiden Jokowi mengatakan bahwa peringatan Nuzulul Quran merupakan salah satu keistimewaan bulan Ramadhan sehingga umat Islam dapat mengingat diturunkannya Al Quran, kitab suci umat Islam yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW, sebagai petunjuk bagi hidup dan kehidupan manusia.
”Al Quran merupakan mukjizat dari Allah SWT yang tidak ada keraguan di dalamnya. Al Quran adalah petunjuk dan pembeda antara yang hak dan yang batil. Sebagai peringatan, sebagai rahmat, sebagai penjelas, sebagai berita gembira, dan bahkan sebagai obat bagi hati yang sedang duka dan sakit,” kata mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.
Sebagai bangsa yang berketuhanan, Presiden Jokowi mengatakan, kita semua dituntut untuk percaya dan beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa. Konsekuensi dari beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa adalah harus menerima dengan lapang dada bahwa keberagaman ini merupakan kehendak Allah SWT.
”Al Quran menegaskan bahwa keanekaragaman yang terjadi pada berbagai makhluk Tuhan pada hakikatnya merupakan sunnatullah, sebuah ketetapan Allah SWT, sebuah skenario Allah SWT,” ucap Presiden Jokowi.
Oleh karena itu, Kepala Negara menekankan arti penting menjaga, merawat, dan mengelola dengan baik keberagaman yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sebagai anugerah dari Allah SWT. Setiap elemen bangsa yang beraneka ragam diyakini memiliki kebaikan dan kelebihan masing-masing yang harus dimanfaatkan untuk kepentingan bersama.
”Jangan sampai ada di antara kita yang merasa lebih dari yang lain, merasa lebih baik dari yang lain, atau bahkan lebih suci dari yang lain. Kita mungkin berbeda dari yang lain, tapi bukan berarti kita merasa lebih dari yang lain,” ujar Presiden Jokowi.
Di kesempatan tersebut, Kepala Negara pun menuturkan bahwa kebaikan-kebaikan yang muncul dari berbagai elemen bangsa, dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote, sejatinya perlu dikedepankan untuk kepentingan bersama. Kebaikan-kebaikan tersebut mesti dikontribusikan untuk kemanfaatan bersama.
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dalam sambutannya menuturkan, peringatan Nuzulul Quran tingkat kenegaraan tersebut sebagai bagian dari upaya mengingatkan betapa mulia ajaran Al Quran bagi bangsa Indonesia. Turunnya Al Quran atau Nuzulul Quran telah diperingati secara rutin oleh bangsa Indonesia.
”Hal ini menunjukkan bahwa Al Quran begitu dekat dengan kehidupan bangsa Indonesia. Spirit Al Quran pula yang telah membawa bangsa Indonesia sebagai bangsa yang berhasil merawat keragaman menjadi harmoni yang begitu indah,” kata Menag Yaqut.