Lebaran 2022 Jadi Momentum Menaikkan Okupansi Kamar Hotel
Momentum mudik dan libur Lebaran 2022 dapat dipakai pelaku industri perhotelan untuk memperbaiki okupansi yang sempat lesu karena pandemi Covid-19.
Oleh
MEDIANA
·4 menit baca
FRANSISKUS PATI HERIN
Pemudik menaiki Kapal Motor Sabuk Nusantara 87 di Pelabuhan Yos Sudarso, Ambon, Maluku, Rabu (18/12/2019). Kapal itu akan singgah di 19 pelabuhan di Maluku selama enam hari.
JAKARTA, KOMPAS — Mudik dan libur Lebaran 2022 dapat menjadi momentum bagi pelaku usaha hotel untuk memperbaiki okupansi kamar yang sempat lesu karena pandemi Covid-19. Pelayanan yang mereka tawarkan harus mengedepankan preferensi wisatawan yang tetap menginginkan protokol kesehatan dijaga.
Country Head OYO Hotels and Homes Indonesia Agus Hartono Wijaya, saat diskusi daring terbatas dengan sejumlah media, Selasa (19/4/2022), di Jakarta, berpendapat, setelah dua tahun mudik dan libur Lebaran dibatasi karena pandemi Covid-19, motivasi orang untuk bepergian menjadi tinggi. Tingkat okupansi penginapan di sepanjang jalur darat yang dilalui pemudik, seperti jalur pantai utara, diperkirakan tinggi.
”Preferensi wisatawan terhadap obyek wisata berbeda dibanding sebelum pandemi Covid-19. Mereka cenderung menyukai obyek wisata di alam terbuka dan kami memperkirakan saat mudik dan libur Lebaran 2022, preferensi itu tetap terjadi. Akomodasi penginapan di dekat obyek wisata seperti itu akan ramai,” ujarnya.
Di Indonesia, OYO mengelola ribuan properti akomodasi di lebih dari 100 kabupaten/kota. Menurut Agus, momentum mudik dan libur Lebaran 2022 diperkirakan meningkatkan okupansi akomodasi yang dikelola OYO dua kali lipat dibanding hari biasa.
CEO OYO untuk Asia Tenggara dan Timur Tengah Ankit Tandon yang hadir saat bersamaan menyampaikan, okupansi hotel skala kecil-menengah mulai kembali pulih setelah pemerintah melonggarkan pembatasan sosial.
”Kami memiliki sekitar 2.400 mitra hotel independen dan rumah di seluruh Indonesia. Kami akan menambah investasi teknologi hingga empat kali lipat untuk membantu mitra meningkatkan kualitas operasional. Melalui aplikasi OYO, kami sudah memasukkan data hotel mitra yang memiliki sanitasi bersih dan karyawan sudah vaksin Covid-19 sesuai keinginan wisatawan,” kata Ankit.
Saat dihubungi terpisah, Wakil Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali I Gusti Agung Ngurah Rai Suryawijaya mengatakan, Bali akan menjadi salah satu tujuan liburan Lebaran 2022. Warga yang berasal dari beberapa kota besar di Jawa, seperti Jakarta, Surabaya, dan Semarang, dipastikan memadati obyek wisata di Bali.
Hal itu semakin menguntungkan Bali yang sedang berproses menuju pulih. Rai menceritakan, sejak Bali dibuka kembali untuk penerbangan internasional, jumlah wisatawan mancanegara berkunjung saat akhir pekan mencapai 2.000 orang per hari. Kemudian, sejak pemerintah meniadakan tes antigen sebagai syarat penerbangan domestik, jumlah wisatawan Nusantara yang berkunjung setiap akhir pekan ke Bali mencapai 10.000 orang per hari.
”Bali mempunyai sejumlah obyek wisata alam terbuka yang cocok dengan preferensi wisatawan kekinian. Kami memprediksi akan terjadi kenaikan okupansi kamar hotel sampai 15 persen selama libur Lebaran 2022. Tentu saja, hotel skala kecil-menengah atau bintang satu hingga tiga di Bali akan terciprat untung juga,” kata Rai.
Dia menambahkan, penyedia jasa usaha perhotelan di Bali tetap berusaha mengedepankan protokol kesehatan dalam pelayanan. Sebab, meski sudah ada pelonggaran pembatasan sosial, wisatawan tetap menginginkan prinsip protokol kesehatan, seperti kesehatan dan kebersihan, diterapkan.
DOKUMENTASI OYO
Diskusi terbatas OYO dan media nasional. Hadir dalam diskusi CEO OYO untuk Asia Tenggara dan Timur Tengah Ankit Tondon dan Country Head OYO Hotels dan Homes di Indonesia Agus Hartono.
Dalam konferensi pers mingguan, Senin (18/4/2022) petang, di Jakarta, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga S Uno menyebutkan, pemerintah memperkirakan 48 juta dari 85 juta pemudik mengunjungi obyek wisata saat libur Lebaran 2022. Jika perkiraan ini benar, ia mengatakan, total pengeluaran wisatawan Nusantara bisa mencapai Rp 72 triliun.
Selain itu, lanjut Sandiaga, momentum mudik dan libur Lebaran tahun ini akan berdampak signifikan ke peningkatan konsumsi rumah tangga. Misalnya, konsumsi untuk makanan dan minuman, pakaian, transportasi, serta pemesanan hotel dan restoran. Kontribusi jenis konsumsi tersebut terhadap total konsumsi rumah tangga sekitar 25 persen.
”Bidang usaha penyediaan akomodasi penginapan dan kuliner akan paling terdampak dari momen mudik dan libur Lebaran 2022. Pemerintah telah melonggarkan kebijakan pembatasan sosial serta memperbolehkan mengambil cuti bersama cukup panjang,” ujar Sandiaga.
Hari libur nasional Idul Fitri 1443 H jatuh pada 2-3 Mei 2022, sedangkan cuti bersama pada 29 April dan 4–6 Mei 2022. Cuti bersama terangkum dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) Tiga Menteri, yakni Menteri Agama Nomor 375 Tahun 2022, Menteri Ketenagakerjaan Nomor 1 Tahun 2022, dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 1 Tahun 2022.
Sesuai data Badan Pusat Statistik, sepanjang Januari hingga Februari 2022, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia melalui pintu masuk utama mencapai 33.590 kunjungan, naik 259,59 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2021. Tingkat penghunian kamar (TPK) hotel klasifikasi bintang pada Februari 2022 mencapai 38,54 persen, naik 6,14 poin dibandingkan dengan TPK Februari 2021.