Kemajuan Terapi Asma
Pemahaman faktor risiko dan ketersediaan pengobatan asma seperti antiradang dan pelebar saluran napas dapat meningkatkan kualitas hidup penderitanya.
Saya penderita asma sejak kecil. Saya masih ingat semasa di sekolah dasar saya beberapa kali tidak masuk sekolah karena sesak napas. Bahkan, saya pernah dibawa oleh ayah saya ke ruang gawat darurat karena sesaknya cukup hebat.
Napas saya sampai berbunyi. Saya mendapat oksigen dan suntikan adrenalin serta juga diinfus. Untunglah sesak saya berkurang dan boleh pulang.
Saya waktu itu di kota kecil, rumah sakit di kota saya hanya satu. Sewaktu SMP orangtua saya pindah ke kota besar. Saya mendapat pengobatan dari dokter spesialis.
Obat saya yang semula bentuknya puyer sekarang berubah menjadi obat hirup. Saya merasakan bahwa menggunakan obat hirup lebih praktis. Obat tersebut dapat saya bawa dan gunakan jika perlu.
Sewaktu di sekolah dasar saya jarang ikut pelajaran olahraga, kecuali renang. Jika saya ikut latihan olahraga, saya sering merasa lekas capek dan sesak.
Terapi asma tidak hanya ditujukan untuk melebarkan kembali pipa saluran napas, tetapi juga sekaligus untuk mengurangi hipersensitivitas tersebut.
Dokter saya yang memberikan obat hirup mengajarkan saya jika ingin ikut olahraga saya harus memakai obat hirupan terlebih dahulu. Ternyata obat tersebut amat membantu sehingga di SMP saya dapat mengikuti pelajaran olahraga secara teratur.
Ketika di SMA serangan asma saya amat berkurang meski saya harus tetap menggunakan obat hirupan sebelum tidur. Boleh dikatakan asma saya tak pernah datang lagi. Namun, saya dianjurkan tetap menggunakan obat hirupan tiap hari karena fungsi paru saya belum mencapai fungsi yang optimal.
Sekarang saya sudah tamat perguruan tinggi dan bekerja. Saya sudah menikah dan berencana untuk punya anak tahun depan ini. Umur saya 27 tahun dan suami 29 tahun. Apakah kehamilan akan memengaruhi asma saya?
Saya membayangkan jika kehamilan saya mulai besar, saya akan mengalami sesak napas. Apalagi jika melahirkan nanti saya harus mengejan sehingga saya khawatir akan mendapat kesulitan jika melahirkan secara biasa. Apakah penderita asma sebaiknya melahirkan secara operasi sectio caesaria?
Saya juga ingin penjelasan Dokter mengenai pengaruh asma pada anak saya nanti. Apakah asma merupakan penyakit keturunan? Apakah anak saya nanti juga akan rentan terkena asma? Suami saya sendiri bukan penderita asma atau penyakit alergi lainnya. Saya mengamati bahwa anggota keluarga saya sewaktu kecil menderita asma, sekarang juga tampaknya sudah tidak sering sesak lagi.
Baca juga: Kenali Gejala Asma pada Anak-anak
Apakah asma akan berkurang sejalan dengan umur ataukah asma menjadi tenang karena terapi asma yang semakin maju? Mohon penjelasan Dokter.
S di S
Saya merasa senang bahwa Anda sekarang sudah tak mengalami serangan asma lagi. Terapi asma memang mengalami kemajuan.
Dulu obat asma yang banyak dipakai yaitu obat untuk melebarkan pipa saluran napas seperti aminofilin, efedrin, dan adrenalin. Jika terjadi serangan asma, obat tersebut digunakan dan biasanya dapat menghilangkan sesak napas karena pipa saluran napas yang sempit dapat dilebarkan.
Obat-obat tersebut disebut bronkodilator (pelebar bronkus). Ya, pipa saluran napas penderita asma akan mengalami penyempitan pada waktu serangan. Penyempitan tersebutlah yang mengakibatkan sesak napas. Sebenarnya selain terjadi penyempitan pipa saluran napas, penderita asma amat sensitif terhadap berbagai alergen dan polutan. Jika serombongan orang masuk ke ruang berdebu, penderita asma biasanya yang paling dahulu mengalami serangan sesak karena pipa saluran napasnya mudah sekali menyempit jika terpapar debu.
Faktor pencetus asma
Untuk menghindari serangan asma, kita harus memahami berbagai faktor pencetus, di antaranya yaitu alergen (bahan yang menimbulkan alergi seperti debu rumah, bulu binatang, dan lain-lain), kelelahan, infeksi (terutama infeksi virus), emosi, serta polusi. Agar dapat mengurangi risiko serangan asma, faktor pencetus itu perlu dihindari. Memang benar kelelahan (setelah olahraga) juga dapat menimbulkan serangan asma, tetapi dapat dicegah jika sebelumnya menggunakan obat hirupan.
Bagaimana cara menghindari debu rumah? Debu rumah ada di sekitar kita, di rumah kita terutama di tempat tidur kita. Sebaiknya kita menghindari perabotan yang mudah menjadi tempat debu rumah, misalnya karpet.
Baca juga: Polusi Udara Tingkatkan Penderita Serangan Jantung, Stroke, dan Asma
Karpet apalagi yang lama tak dibersihkan akan menyimpan banyak debu rumah. Jika Anda masuk kamar hotel yang menggunakan karpet dan lama tak dibersihkan, biasanya penderita asma akan segera merasakan sesak napas dan batuk-batuk.
Jadi, penderita asma sebaiknya tidak memasang karpet di rumah. Selain itu, jangan lupa untuk mencuci gorden, seprai, dan selimut secara teratur agar bersih dari debu. Asap rokok juga dapat menjadi pencetus serangan asma karena itu perokok sebaiknya berhenti merokok untuk kesehatan dirinya dan menghindari keluarganya yang asma mendapat serangan.
Infeksi saluran napas akibat infeksi infuenza misalnya juga dapat mencetuskan asma. Oleh karena itu, anak yang menderita asma dianjurkan untuk mendapat vaksinasi influenza. Begitu juga orang dewasa.
Faktor emosi juga dapat mencetuskan asma. Persoalan yang rumit sehingga menyebabkan ketegangan jiwa juga dapat menjadi pencetus serangan asma.
Dalam mengasuh anak yang menderita asma kita harus bijak agar tak terlalu sering melarang anak untuk bermain. Anak yang terlalu dilindungi karena menderita asma dapat merasa rendah diri dan merasa dia punya kekurangan dibandingkan dengan teman-temannya.
Terapi asma mengalami kemajuan berkat pemahaman kita mengenai hipersensitivitas pipa saluran napas penderita asma. Dibandingkan dengan bukan penderita asma, pipa saluran napas penderita asma jauh lebih sensitif.
Baca juga: Asma Bukan Faktor Risiko Tertular Covid-19
Jika terpapar alergen jauh lebih mudah menyempit sehingga menimbulkan batuk dan sesak napas. Pipa yang menyempit tersebut dapat dilebarkan kembali dengan obat pelebar saluran napas. Namun, pipa tersebut tetap amat sensitif sehingga dalam waktu yang tak lama jika ada paparan lagi akan menyempit lagi.
Jadi sekarang terapi asma tidak hanya ditujukan untuk melebarkan kembali pipa saluran napas, tetapi juga sekaligus untuk mengurangi hipersensitivitas tersebut. Agar saluran napas penderita asma tidak mengalami lagi hipersensitivitas digunakan obat antiradang, biasanya steroid hirupan.
Jadi, sekarang kita mengenal dua macam obat asma, yaitu obat untuk menurunkan hipersensitivitas pipa saluran napas dan obat pelebar pipa saluran napas. Pada terapi asma kronik, kedua obat ini biasanya diperlukan. Obat hirupan yang beredar sekarang ada yang mengandung obat antiradang, obat pelebar bronkus, tetapi juga ada yang mengandung kedua macam obat tersebut.
Tujuan terapi asma sekarang adalah mencapai keadaan terkendali total. Artinya, asma tidak lagi menjadi penghalang untuk melakukan kegiatan. Karena itulah, kita sekarang mengetahui ada juara renang bahkan juga atlet olimpiade yang menderita asma.
Dengan pemahaman faktor pencetus serta tersedianya obat antiradang dan pelebar pipa saluran napas, kualitas hidup penderita asma menjadi jauh lebih baik. Sudah jarang penderita asma harus dirawat di rumah sakit. Nah, saya berharap penjelasan ini akan menjadikan Anda tenang menghadapi kehamilan dan juga menghadapi persalinan nanti. Semoga Anda sekeluarga tetap sehat.