Kasus Covid-19 di Papua Terus Meningkat, Optimalkan Prokes dan Vaksinasi
Kasus aktif Covid-19 di Provinsi Papua terus meningkat sejak awal tahun. Terdapat sejumlah kasus suspek varian Omicron. Kondisi ini diduga terkait maraknya kepulangan sejumlah warga dari luar Papua.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Kasus aktif Covid-19 di Provinsi Papua terus meningkat hingga pekan ketiga Januari. Total terdapat 30 kasus aktif Covid-19 yang tersebar di sejumlah kabupaten dan kota wilayah pesisir dan pegunungan Papua. Hal ini terjadi di tengah pelaksanaan pembelajaran tatap muka di sekolah-sekolah serta penerapan protokol kesehatan yang mulai kendur.
Tambahan kasus terbaru dari Kota Jayapura pada Selasa malam yakni lima orang yang bermukim di Kelurahan Imbi dan Kelurahan Yobe. Total 11 warga Kota Jayapura menjalani perawatan karena terpapar Covid-19.
Dari pantauan Kompas, sekolah-sekolah di Kota Jayapura telah melaksanakan pembelajaran secara tatap muka. Sementara itu, kesadaran masyarakat untuk melaksanakan protokol kesehatan terlihat mulai menurun. Di sejumlah tempat terlihat masyarakat yang tidak mengenakan masker.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Jayapura Ni Nyoman Sri Antari di Jayapura pada Rabu (26/1/2022) mengatakan, terjadi penambahan kasus Covid-19 di ibu kota Provinsi Papua ini sejak pekan lalu. Sebelumnya, hingga tanggal 31 Desember 2021, Kota Jayapura sudah berstatus zona hijau atau tidak terdapat lagi warga yang terpapar Covid-19.
“Diduga warga yang terpapar Covid-19 setelah melakukan perjalanan dari luar Jayapura, baik menggunakan moda transportasi udara maupun laut. Selama ini, kami bersama berbagai pihak telah menerapkan protokol kesehatan yang ketat dan Kota Jayapura masih berstatus level 2 pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM),“ papar Sri.
Sri menuturkan, pihaknya telah mengirim lima sampel dari 11 penderita Covid-19 di Kota Jayapura untuk diperiksa petugas Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Papua. Sebab, lima penderita Covid-19 dengan gejala klinis diduga atau suspek Omicron dengan gejala penyerta badan pegal-pegal dan batuk kering.
“Kami juga terus memantau kegiatan perkantoran, sekolah, dan pelayanan publik lain di tengah meningkatnya kasus Covid-19. Kami akan terus mengevaluasi upaya penanganan Covid-19 di Kota Jayapura,“ tutur Sri.
Wakil Wali Kota Jayapura Rustan Saru menegaskan, Pemkot Jayapura telah menginstruksikan pihak sekolah yang melaksanakan pendidikan tatap muka sejak awal tahun ini wajib memperketat protokol kesehatan. Hal ini untuk mencegah anak-anak terpapar Covid-19 di lingkungan sekolah.
“Kami akan melaksanakan evaluasi penanganan Covid-19 di Kota Jayapura pada 31 Januari. Pemkot Jayapura sudah menjadwalkan evaluasi penanganan Covid-19 sebanyak tiga kali dalam sebulan,“ tutur Rustan.
Ketua Harian Satuan Tugas Pengendalian, Pencegahan, dan Penanganan Virus Korona Provinsi Papua Welliam Manderi menyatakan, hanya terdapat dua solusi untuk membendung laju kasus Covid-19 dengan varian Omicron di Papua. Dua solusi ini adalah meningkatkan cakupan vaksinasi Covid-19 dan memperketat pengawasan protokol kesehatan di bandara, pelabuhan, dan pintu masuk ke setiap kabupaten dan kota di Papua.
Vaksinasi Covid-19 dan memperketat pengawasan protokol kesehatan di bandara, pelabuhan, dan pintu masuk ke setiap kabupaten dan kota di Papua.
Adapun data Dinas Kesehatan Papua, terdapat 23 kabupaten dengan cakupan vaksinasi Covid-19 di bawah 50 persen. Bahkan, vaksinasi di 13 kabupaten masih di bawah 10 persen hingga awal tahun.
Sebanyak 13 daerah dengan cakupan vaksinasi di bawah 10 persen itu adalah Pegunungan Bintang, Yalimo, Nduga, Paniai, Puncak Jaya, dan Tolikara. Selain itu, ada Yahukimo, Lanny Jaya, Mamberamo Tengah, Puncak, Intan Jaya, Dogiyai, dan Deiyai.
“Faktor rendahnya cakupan vaksinasi karena masih adanya penolakan masyarakat di daerah-daerah tersebut untuk menerima vaksin akibat terpapar berita bohong. Kami kini menggandeng Polda Papua untuk meningkatkan vaksinasi di daerah yang cakupannya masih di bawah 50 persen,“ tutur Welliam.