Wapres Ma'ruf Amin menilai kebijakan PTM di sekolah memerlukan perhatian khusus karena puncak penyebaran varian Omicron diperkirakan terjadi pada Februari 2022 hingga awal Maret 2022.
Oleh
MAWAR KUSUMA WULAN KUNCORO MANIK
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Memimpin rapat terbatas evaluasi pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM, Wakil Presiden Ma’ruf Amin menyoroti penyebaran varian Covid-19 Omicron yang dalam beberapa hari terakhir meningkat pesat. Selain antisipasi dari sisi kesehatan, Wapres Amin turut memantau evaluasi penyelenggaraan pembelajaran tatap muka atau PTM di sekolah-sekolah.
”Sampai tanggal 18 Januari 2022 itu terdapat 41 sekolah SD/SMA di Jakarta yang sebagian siswanya positif Covid-19. Bagaimana kira-kira kelanjutan kebijakan dari PTM ini, pembelajaran tatap muka ini. Karena penyebarannya cepat dan bahkan diperkirakan Februari ini akan mencapai puncaknya dan sampai dengan awal Maret,” ujar Wapres melalui konferensi video di kediaman resmi Wapres, Jakarta, Senin (24/1/2022).
Wapres Amin menilai kebijakan PTM ini memerlukan perhatian khusus karena puncak penyebaran Omicron diperkirakan terjadi pada Februari hingga awal Maret 2022. Rapat terbatas dihadiri, antara lain, oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, serta Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem A Makarim.
Karena Omicron telah menyebabkan kematian, Wapres Amin meminta seluruh jajaran melakukan langkah pencegahan penularan yang lebih masif demi mencegah korban yang lebih banyak. ”Walaupun sekali lagi tingkat keparahan varian Omicron ini lebih ringan dibanding dengan Delta, kalau jumlah bertambah terus, potensi penularan kepada terutama yang komorbid, ini juga akan memberikan tekanan kepada fasilitas, tenaga kesehatan yang ada,” kata Wapres dalam arahannya.
Kesiapan oleh jajaran pemerintahan dapat dilakukan dengan memperkuat tracing atau pelacakan di masyarakat. Hal ini terutama seiring dengan peningkatan penyebaran melalui transmisi lokal. ”Terkait dengan peningkatan jumlah tes, tracing, mengingat mereka yang terpapar varian Omicron ini kebanyakan OTG (orang tanpa gejala) dan juga orang yang komorbid, sakit ringan, ini berpotensi besar untuk memicu penularan berkelanjutan di masyarakat,” ujar Wapres.
Terkait vaksinasi, Wapres meminta agar akselerasi vaksinasi terus dipacu, terutama untuk para warga lansia dan anak-anak. ”Laporan terkait upaya percepatan pengembangan vaksin Covid-19 produksi dalam negeri, termasuk aspek keamanannya, khasiatnya, mutunya, serta progres pembuatannya, supaya pada 2022 ini vaksin Covid-19 buatan dalam negeri dapat digunakan masyarakat Indonesia,” tambahnya.
Kenaikan jumlah kasus
Dalam jumpa pers secara virtual seusai rapat terbatas evaluasi PPKM, Luhut menyebut bahwa jumlah kasus harian Covid-19 memang terus meningkat dalam sepekan terakhir. Meski terjadi tren kenaikan jumlah kasus, PTM di sekolah-sekolah akan tetap dilaksanakan. ”Sampai hari ini tetap dilaksanakan. Kalau ada hal-hal yang luar biasa akan diambil keputusan tersendiri. Kami tidak ada rencana menghentikan sekolah tatap muka,” ujar Luhut.
Luhut menyebut bahwa kenaikan angka kasus di Jawa-Bali terutama didominasi kenaikan jumlah kasus di wilayah aglomerasi Jabodetabek. Saat ini, kasus varian Omicron juga lebih didominasi oleh penyebaran lewat transmisi lokal. Kasus Omicron akibat pelaku perjalanan luar negeri telah turun di bawah 10 persen dari total kasus nasional.
Pemerintah juga terus mewaspadai tren positivity rate yang terus meningkat. ”Meski secara keseluruhan (tes) PCR dan antigen positivity rate kita masih di bawah 5 persen, positivity rate PCR terus meningkat dan sudah mencapai hampir 9 persen. Kami mengimbau masyarakat lebih waspada, selalu pakai masker, kurangi aktivitas di luar rumah yang tidak perlu, dan selalu gunakan Peduli Lindungi ketika beraktivitas di tempat umum,” ujar Luhut.
Meskipun jumlah kasus meningkat, ia menegaskan bahwa pemerintah memegang kendali penuh dalam menghadapi varian Omicron. Peningkatan jumlah kasus relatif terkendali dengan jumlah kasus konfirmasi dan kasus aktif harian yang masih rendah dibandingkan dengan kasus puncak varian Delta. ”Belum terlihat tanda-tanda kenaikan yang cukup eksponensial seperti yang terjadi di sejumlah negara di dunia,” katanya.
Saat ini, posisi rasio BOR atau keterisian tempat tidur rumah sakit di Jawa-Bali juga cenderung lebih baik dibandingkan dengan ketika terjadi kenaikan varian Delta. Kematian harian selama 14 hari terakhir juga masih pada tingkat yang sangat rendah. ”Namun, sekali lagi, pemerintah tetap mewaspadai terutama melihat angka reproduksi efektif mulai mengalami peningkatan. Saat ini angka RT di Jawa sudah mencapai 1 dan di Bali lebih dari 1,” ucap Luhut.
Berkaca dari kasus Omicron di Afrika Selatan, pemerintah memperkirakan kasus akan terus meningkat. Namun, angka kematian diprediksi lebih rendah. Apalagi, cakupan vaksinasi di Indonesia sudah lebih tinggi dibandingkan Afrika Selatan. Pemerintah juga akan terus memasifkan pemakaian aplikasi Peduli Lindungi.
”Akan naik dengan cepat dan tinggi, malah lebih dari Delta. Tapi, turunnya juga cepat. Hospitalisasi rendah. Kami melaporkan, dari 1.600 terkena Omicron, yang dirawat butuh oksigen hanya sekitar 20, sangat rendah dibandingkan Delta. Tidak perlu panik, tapi harus waspada dan hati-hati,” ujar Menkes Budi.
Dari sisi surveilans,Budi menyebut bahwa tidak semua kasus Covid-19 akan diuji dengan whole genome sequence (WGS) untuk mendeteksi varian Omicron. Seiring makin meningkatnya jumlah kasus varian Omicron, WGS akan lebih diarahkan untuk menganalisis pola penyebaran kasus Omicron. Pemerintah juga akan menggunakan tes PCR dengan SGTF (S-gene target failure)untuk pemeriksaan kemungkinan varian Omicron. ”Kita akan menggunakan PCR SGTF yang jauh lebih cepat. Nah, PCR yang bisa mendeteksi Omicron sudah kami distribusikan dan akan segera kami tambah untuk didistribusikan ke daerah-daerah,” kata Budi.
Menkes menegaskan akan memprioritaskan vaksinasi bagi kelompok lansia dan anak-anak. Seiring makin banyaknya kasus varian Omicron di DKI Jakarta dan Bodetabek, pemerintah juga mempercepat vaksinasi penguat dalam 2-3 minggu ke depan. Budi juga menyebut bahwa pemerintah telah menyiapkan 80.000 tempat tidur yang saat ini sudah terisi sekitar 5.000 unit. ”Itu masih bisa dinaikkan kembali menjadi 150.000. Oksigen, obat-obatan, dan tenaga kesehatan juga kami sudah siapkan. Ya, mudah-mudahan ini tidak dibutuhkan,” tambahnya.
Airlangga menambahkan bahwa cakupan vaksinasi di beberapa provinsi di luar Jawa-Bali masih di bawah rata-rata nasional. Cakupan vaksinasi di Maluku Utara sebesar 68 persen, Maluku 66 persen, Papua Barat 46 persen, dan Papua 26 persen.
Untuk mendorong pariwisata di Batam dan Bintan, pemerintah juga sedang mendorong travel bubble antara Batam-Bintan dan Singapura. Pelaku perjalanan harus sudah divaksin dua kali, menunjukkan hasil negatif tes PCR 3 x 24 jam, memiliki asuransi sebesar 30.000 dollar Singapura, dan menggunakan aplikasi Peduli Lindungi.