Kampus Merdeka Jadi Simulasi Mahasiswa Memasuki Dunia Kerja dan Wirausaha
Menyiapkan lulusan perguruan tinggi yang berkualitas untuk memasuki dunia profesional dan dunia usaha penting untuk mendukung Indonesia maju. Program Kampus Merdeka menjadi salah satu program yang bisa ditempuh.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Peningkatan mutu dan nilai tambah lulusan perguruan tinggi yang diperkuat lewat Merdeka Belajar Kampus Merdeka terus mendapat dukungan dunia usaha dan dunia industri secara nasional. Program Kampus Merdeka yang memberi kesempatan mahasiswa belajar di luar kampus, termasuk magang bersertifikat di dunia usaha dan industri, menjadi simulasi bagi anak muda untuk siap masuk dalam dunia profesional ataupun kewirausahaan.
Dukungan dunia usaha dan dunia industri terhadap program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) datang dari Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Jakarta. Penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dukungan dilakukan ISEI Jakarta dengan Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, dan Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) di Jakarta, Senin (24/1/2022). Acara dilanjutkan dengan webinar bertajuk ”Peningkatan Kualitas Human Resources atau Sumber Daya Manusia melalui Transformasi Pendidikan Tinggi Merdeka Belajar Kampus Merdeka dan Kolaborasi Dunia Usaha dan Dunia Industri”.
Ketua ISEI Jakarta Inarno Djajadi mengatakan, MoU yang merupakan kolaborasi empat lembaga tersebut merupakan bentuk dukungan transformasi dan kegiatan strategis MBKM. Kalangan dunia usaha dan industri menyambut baik program yang membekali mahasiswa dengan pengalaman dan kompetensi yang akan sejalan dengan kebutuhan dunia kerja dan dinamika revolusi industri 4.0.
Inarno menjelaskan, dengan adanya MoU, keempat pihak akan menyediakan magang bagi mahasiswa tingkat akhir. Selain itu, mereka juga akan mendukung peningkatan kualitas tridarma perguruan tinggi melalui beberapa kegiatan, seperti praktik mengajar, kuliah pada industri, dan pemutakhiran kurikulum sesuai kebutuhan yang ada.
”Ini jadi awal baik bagi dunia pendidikan ketika mendapat literasi melalui praktik terjun langsung ke dunia kerja. Indonesia maju lewat pendidikan dan perekonomian yang lebih baik,” kata Inarno.
Direktur BEI Laksono Widodo mengatakan, peningkatan sumber daya manusia tidak hanya tanggung jawab dunia pendidikan, tetapi juga butuh keterlibatan dunia usaha dan industri untuk memberi nilai tambah. BEI memiliki anak perusahaan The Indonesia Capital Market Institute (TICMI) yang khusus memberikan edukasi dan sertifikasi serta sebagai pusat referensi data pasar modal. Lembaga ini dapat digunakan oleh para mahasiswa yang membutuhkan data dan sertifikasi untuk peningkatan kapasitas.
Ini jadi awal baik bagi dunia pendidikan ketika mendapat literasi melalui praktik terjun langsung ke dunia kerja. Indonesia maju lewat pendidikan dan perekonomian yang lebih baik.
Menurut Laksono, TICMI telah mendukung program Kampus Merdeka dengan menerima mahasiswa magang bersertifikat pada tahun 2021. Sebanyak 57 mahasiswa dari sembilan perguruan tinggi mengikuti kegiatan akhir berupa praktik penyelenggaraan edukasi pasar modal di seluruh Indonesia dengan 11 perusahaan efek.
Agus Winardono, Direktur Human Capital PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, mewakili Himbara mengatakan, MBKM merupakan program penting dalam mencerdaskan anak bangsa dan mencetak sumber daya manusia unggul. Program magang bersertifikat dan studi independen yang diikuti mahasiswa di BUMN, perusahaan, dan kementerian/lembaga berguna agar mereka menguasai berbagai keilmuan sebagai bekal memasuki dunia kerja.
Makin relevan
Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid mengatakan, MoU ini merupakan dukungan nyata dunia usaha dan industri terhadap program MBKM untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia, mengadakan pelatihan, magang berkonversi, dan riset.
”Kami memegang peranan besar untuk membantu meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dan pengetahuan organisasi hingga andal dan siap membawa Indonesia ke industri 4.0 dan society 5.0. Banyak masyarakat akan kehilangan pekerjaan akibat digitalisasi dan otomatisasi. Untuk menjawab tantangan industri 4.0, generasi muda wajib punya literasi data dan teknologi. Apabila kita tidak mengatur sumber daya manusia, bukan revolusi industri yang kita hadapi, melainkan revolusi sosial,” papar Arsjad.
Menurut Arsjad, penguatan program pendidikan vokasi dan MBKM bisa melahirkan calon pemimpin bangsa dan menyejahterakan kehidupan bangsa. Kolaborasi secara inklusif dibutuhkan untuk pembangunan berkelanjutan, memberantas kemiskinan, dan meningkatkan kesejahteraan.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim mengatakan, tahun 2022 menjadi momen akselerasi program MBKM yang akan menjangkau 150.000 mahasiswa atau naik tiga kali lipat dari tahun sebelumnya. Kolaborasi perguruan tinggi dan dunia usaha serta industri turut membantu program MBKM makin luas pada tahun ini.
”Ini luar biasa. Saya berharap lebih banyak perusahaan tergerak mendukung MBKM. Akselerasi MBKM ini bukan hanya tentang angka, melainkan juga kualitas anak muda untuk makin relevan dengan kebutuhan dunia nyata. Indonesia akan makin siap bersaing di panggung dunia. Saat lulus, mahasiswa tidak akan tenggelam dalam lautan kehidupan saat memasuki dunia profesional dan kewirausahaan karena sudah mengalami simulasi lewat MBKM,” kata Nadiem.
Rizal Fahreza, wirausaha dan petani milenial, mengatakan, untuk bisa sukses tidak cukup dengan menjadi mahasiswa yang mempelajari buku-buku kuliah agar mendapat nilai baik. ”Justru saya banyak belajar di luar kampus, berorganisasi, dan di masyarakat sehingga banyak mendapat ilmu dan inspirasi,” kata Rizal yang memiliki usaha perkebunan jeruk dan agrowisata Eptilu di Garut, Jawa Barat.
”Konsep seperti MBKM ini sebenarnya sudah saya jalani dan memang bermanfaat. Saya dulu banyak ikut kampanye pertanian dan melihat potensi buah jeruk yang di Indonesia masih banyak impor dari Pakistan, China, hingga Amerika Serikat,” kata Rizal.
Rizal pun menerima mahasiswa untuk program MBKM dari berbagai perguruan tinggi. Mereka mendapat kesempatan belajar tentang perbenihan hingga produksi jeruk dari hulu ke hilir sampai bisa memasuki pasar ekspor.