Gempa Susulan Masih Melanda Pandeglang, Sebagian Warga Tidur di Luar Rumah
Sebagian warga di Pandeglang masih merasakan gempa susulan hingga Senin ini. Ini mereka khawatir untuk tinggal di dalam rumah.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·3 menit baca
Gempa susulan dengan kekuatan M 5,4 kembali dirasakan warga Kecamatan Sumur, Pandeglang, Senin (17/1/2022) pukul 07.56. Berdasarkan laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa dirasakan dalam skala II-III MMI (modified mercally intensity). Pusat gempa berada di Samudra Hindia dengan kedalaman 10 kilometer.
“Getarannya cukup kuat selama lebih dari lima detik. Sejumlah warga lari keluar rumah. Namun, setelah beberapa menit kembali lagi,” ujar Surono (55), warga Desa Tamanjaya, Sumur.
Yang menjadi ancaman bukan gempanya, tetapi struktur bangunan yang tidak kuat menahan guncangan.
Lebih dari 300 rumah di Pandeglang rusak berat akibat gempa, Jumat sore. Mayoritas kerusakan berupa dinding retak dan genting berjatuhan. Bahkan, ada juga yang sebagian temboknya ambrol.
Hal itu membuat warga khawatir beraktivitas di dalam rumah. Sebab, rumah yang rusak berpotensi ambruk jika terus diguncang gempa.
Sejumlah warga, termasuk Surono, memilih tidur di luar rumah. “Untuk sementara tidur di saung di depan rumah sekaligus jaga barang-barang yang belum dipindahkan,” ujarnya.
Sementara istri dan anak-anaknya mengungsi ke rumah kerabat yang berjarak sekitar 3 km. Kerusakan rumah tersebut telah didata oleh petugas desa. Surono berharap bantuan dari pemerintah untuk memperbaiki rumahnya sehingga dapat kembali ditempati.
Kerusakan rumahnya cukup parah. Dinding kamar mengelupas sehingga materialnya menimpa barang-barang di bawahnya. Sementara dinding depan retak yang membuat beberapa batanya berjatuhan.
Gempa juga menyebabkan dinding samping bagian atas rumah Munjin (38), warga Desa Tunggaljaya, Sumur, ambruk. Tembok rumah pun miring sehingga ditopang menggunakan kayu. Sejak gempa, Jumat, sore, rumah tersebut tidak ditempati karena dikhawatirkan roboh saat terjadi gempa susulan.
“Untuk sementara saya tidur di warung saja. Istri dan anak-anak tidur di rumah kakak yang rumahnya tidak rusak,” ucapnya.
Pendataan
Munjin menuturkan, petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pandeglang telah mendata kerusakan rumahnya. Namun, belum ada kepastian bantuan perbaikan atau renovasi.
Selain lebih dari 300 rumah rusak berat, gempa juga menyebabkan 1.114 rumah rusak ringan dan 400-an rumah rusak sedang. Puluhan sekolah dan fasilitas kesehatan pun rusak sehingga layanannya dialihkan.
Bupati Pandeglang Irna Narulita mengatakan, saat ini pihaknya masih memverifikasi kerusakan bangunan. “Perlu dipastikan kondisi rumah warga terdampak masuk kategori rusak berat, sedang, atau ringan,” ujarnya.
Mayoritas warga yang rumahnya rusak berat memilih mengungsi ke rumah kerabat. Oleh sebab itu, tidak ada posko pengungsian terpusat. Namun, Irna memastikan bantuan logistik akan disalurkan ke warga terdampak.
Sebelumnya, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jenderal Suharyanto berpesan agar rumah di kawasan itu dibangun dengan pondasi lebih kuat. Sebab, menurut dia, yang menjadi ancaman bukan gempa, tetapi struktur bangunan yang tidak kuat menahan guncangan.
Suharyanto juga meminta Pemkab Pandeglang agar mendata rumah-rumah terdampak gempa berdasarkan kriteria kerusakan. “Mohon segera didata dan diverifikasi ulang agar warga dapat segera dibantu dan didukung untuk pemulihan,” jelasnya.