Waspada, Serangan Covid-19 Menguat di Berbagai Negara
Kasus Covid-19 global telah mencapai lebih 151 juta orang dan kematian mencapai lebih dari 3,1 juta orang. Asia Selatan dan Tenggara, serta Pasifik Barat menjadi wilayah yang paling tinggi penambahan kasusnya.
Oleh
Ahmad Arif
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Penambahan kasus dan kematian karena Covid-19 menunjukkan penguatan di sejumlah negara, termasuk di Indonesia, seiring dengan meluasnya penyebaran varian baru. India menyumbangkan penambahan kasus dan kematian harian terkait Covid-19 tertinggi di dunia.
Laporan epidemiologi mingguan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang dirilis pada 28 April 2021 menyebutkan, kasus baru Covid-19 mencapai hampir 5,7 juta dalam periode tujuh hari terakhir, merupakan rekor tertinggi. Jumlah kematian akibat virus juga meningkat selama enam minggu berturut-turut, dengan lebih dari 87.000 korban dikonfirmasi.
Sedangkan data per Jumat (30/4) menunjukkan, kasus Covid-19 global telah mencapai lebih 151 juta orang dan kematian mencapai lebih dari 3,1 juta orang. Asia Selatan dan Tenggara, serta Pasifik Barat menjadi wilayah yang paling tinggi penambahan kasusnya. Sedangkan vaksinasi, hingga 27 April 2021, telah disuntikkan 961.231.417 dosis vaksin.
Ini sangat mengkhawatirkan karena kemungkinan terjadi super spreader pada kluster ini, karena ada jumlah orang yang positif dalam waktu singkat karena interaksi tanpa protokol kesehatan. (Siti Nadia Tarmizi)
India menjadi menyumbang sebagian besar kasus, dengan 2,17 juta kasus baru dalam sepekan atau meningkat 52 persen. Penambahan kasus baru di India juga terus memecahkan rekor tertinggi, mencapai 386.888 orang dan 3.501 kematian pada Kamis (29/4).
Amerika Serikat mendapat penambahan kasus mingguan 406.001 kasus baru, menurun 15 persen, Brasil mendapat 404.623 kasus baru, menurun 12 persen, Turki mendapat 378.771 kasus baru atau menurun sembilan persen, dan Perancis mendapat 211.674 kasus baru atau menurun sembilan persen.
Kewaspadaan di Indonesia
Juru Bicara Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi, dalam konfrensi pers Jumat sore mengatakan, tren peningkatan kasus di berbagai negara ini harus menjadi kewaspadaan kita. " Kita harus belajar dari India yang saat ini. Kematian terjadi setiap 4 menit. Kita lihat dampaknya yang menyebabkan kolapsnya layanan kesehatan," kata dia.
Menurut Nadia, sejumlah negara di Asia juga sudah meningkatkan kewaspadaan, seperti Turki yang menerapkan kembali penguncian wilayah. Jepang yang sebelumnya melandai juga mengalami penambahan 1.000 kasus baru dalam sehari. "Singapura juga memiliki 16 kasus komunitas, padahal sebelumnya bisa mengendalikan," kata dia.
Nadia menambahkan,"Kemarin angka kasus kita bertambah 5.833 kasus per hari, lebih. banyak 600-an dibandingkan sehari sebelumnya. Sekalipun penambahan kasus belum tinggi, bahkan terlihat menurun, tetapi adanya peningatan kasus kematian meningkat sebanyak 20 persen dalam tujuh hari, dan rawat inap meningkat 1,28 persen," kata dia.
Selain itu, beberapa minggu terakhir juga muncul banyak kluster. Kluster perkantoran, kluster buka bersama, kluster tarawih di Banyumas, kluster mudik di Pati, dan kluster takziah di Semarang. "Ini sangat mengkhawatirkan karena kemungkinan terjadi super spreader pada kluster ini, karena ada jumlah orang yang positif dalam waktu singkat karena interaksi tanpa protokol kesehatan, " kata dia.
Nadia menambahkan, sejumlah negara saat ini juga sudah meningkatkan kewaspadaan karena adanya peningkatan kasus. "Jepang misalnya, sebelumnya selama tiga bulan berhasil menekan kasus, kemaren mengalami penambahan kasus hampir 1.000 per hari," kata Nadia.
Peningkatan kasus, menurut Nadia, juga terjadi di Turki, yang memicu penguncian kembali. Dalam sehari, Turki mendapat penambahan 37.674 kasus dan 339 kematian. "Singapura juga mengalami 16 kasus komunitas. Mereka telah mewaspadai peningkatan kasus," kata dia.
Thailand, yang selama April-Desember 2020 tidak melaporkan adanya kasus baru, mengalami tren penambahan kasus harian sejak awal April 2021. Rekor penambahan kasus harian di Thailand terjadi pada 24 April dengan 2.839 kasus. Tren kematian juga meningkat dan mencapai rekor tertinggi pada 28 April dengan 15 korban dalam sehari.
Seperti dilaporkan Reuters, situasi ini membuat Pemerintah Thailand memberlakukan kembali karantina 14 hari pada pengunjung mulai 1 Mei dan melarang makan di restoran di Bangkok dan lima provinsi lain untuk memerangi gelombang Covid-19. Sebelumnya, mereka mengurangi karantina 7 hari untuk pengunjung yang divaksinasi dan 10 hari untuk yang lain.
Mutasi
Laporan WHO pekan ini juga menyebutkan tentang terus meluasnya tiga varian virus korona yang dikhawatirkan. Varian B.1.1.7 dari Inggris telah terdeteksi dan diverifikasi di tiga negara lagi sejak pekan lalu, sehingga total menjadi 139 negara. Ini berarti varian ini telah menyebar di hampir seluruh negara, kecuali Greenland dan beberapa negara Afrika tengah dan selatan.
Varian B.1.351 asal Afrika Selatan ditemukan di 87 negara, sedangkan varian P.1 dari Brasil dilaporkan di 54 negara. Dua varian ini paling dikhawatirkan karena bisa memicu infeksi ulang dan menurunkan efikasi vaksin. Selain itu, WHO juga memantau tujuh varian baru, termasuk varian B.1.617 di India, yang membawa mutasi ganda.
Nadia mengatakan, Indonesia sejauh ini baru menemukan 10 varian baru. "Perlu diwaspadai karena sudah terjadi transmisi lokal di Karawang, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, dan Kalimantan Selatan," kata dia.