Intimidasi Iblis Penari Badarawuhi
Badarawuhi tak ubahnya penjajah yang mau menang sendiri, intimidatif, dan bengis. Adakah cara mengalahkannya?
Dedemit tak mesti berwajah seram atau yang tawanya melengking untuk menakuti orang. Dalam film Badarawuhi di Desa Penari, horor diciptakan lewat aura magis sang iblis yang anggun sekaligus mematikan. Menarilah jika tidak mau mati.
Kesaktian dan kekejaman Badarawuhi, jin penguasa hutan di ujung timur Pulau Jawa, pertama kali ditampilkan di film KKN di Desa Penari (2022). Manipulasi Badarawuhi (diperankan Aulia Sarah) menjerat sekelompok mahasiswa yang tengah KKN di desa tengah hutan, menebar horor kepada warga desa, dan akhirnya membawa maut.
Baca juga: Film Horor Gentayangan pada Libur Lebaran
Para warga desa, terlebih para tetua, sebetulnya enggan kedatangan anak-anak muda, termasuk perempuan. Rupanya ini mengingatkan mereka pada masa lalu desa yang kelam. Nyawa para gadis desa jadi korban.
Misteri desa itu sedikit terjawab dalam film Badarawuhi di Desa Penari yang rilis pada masa libur Lebaran, Kamis (11/4/2024). Desa tersebut rupanya sudah ada setidaknya sejak tahun 1955. Lokasi desa yang ada di tengah hutan membuat warga mau tak mau bersinggungan dengan Badarawuhi, sang penguasa hutan.
Badarawuhi adalah siluman ular yang juga penari di alam tak kasatmata. Di periode tertentu, ia akan memilih gadis desa untuk dijadikan Dawuh alias penari. Tugas Dawuh terpilih adalah menggantikan Badarawuhi di alam sana.
Menentang keinginan sang iblis bisa berdampak fatal. Desa bakal dikenai kutukan tanpa henti dan warga akan sengsara. Ibarat penjajah, Badarawuhi memang mau menang sendiri dengan intimidasi dan kekerasan.
Dua puluh lima tahun berselang dan desa terbebas sementara dari kutukan tersebut. Namun, bukan Badarawuhi namanya jika tak mampu melanjutkan ambisinya.
Baca juga: Aulia Sarah, Serba Misteri
Jerat teror Badarawuhi membawa gadis dari kota lain, Mila (Maudy Effrosina), ke desa itu untuk mengembalikan suatu barang. Ia meyakini bila barang itu dikembalikan, ibunya yang sakit keras bisa sembuh. Perjalanan ke desa ”antah berantah” itu ditemani oleh Yuda (Jourdy Pranata), Arya (Ardit Erwandha), dan Jito (M Iqbal Sulaiman).
Rencana keempat orang ini sebetulnya sederhana saja: kembalikan barang lalu pulang. Tapi karena sesepuh desa yang dicari tak ada di tempat, mereka memutuskan menginap di sana. Ratih (Claresta Taufan) berbesar hati menerima mereka di rumahnya.
Tak disangka perkenalan Mila dan Ratih ibarat menemukan kepingan-kepingan misteri yang hilang. Sembari mencari titik terang, Mila dan Ratih malah terperosok ke orkestrasi penuh manipulasi Badarawuhi. Tak ada jalan untuk kabur. Mau tak mau mereka harus menari dan membiarkan sang iblis memilih Dawuh selanjutnya.
Lebih gelap
Bisa dibilang Badarawuhi di Desa Penari yang adalah film yang ”lebih gelap” dibandingkan film pendahulunya. Ketakutan dibangun bukan dari adegan kejutan (yang jumlahnya minim di film ini), melainkan dari bebunyian yang membuat penonton awas, pewarnaan yang suram, hingga aura magis nan mistis Badarawuhi.
Kengerian sukses dibangun. Meskipun demikian, penonton berhasil diajak anteng lewat bangunan cerita yang cukup kokoh di awal film. Penonton pun disuguhi sinematografi dan koreografi para penari yang apik.
Itu sudah challenge tersendiri.
Sutradara Kimo Stamboel mengatakan, membuat film ini adalah tantangan baginya. Cerita yang diadaptasi dari utasan Twitter Simpleman ini terbilang kompleks. Belum lagi, cerita itu sudah dibangun pada film sebelumnya yang mendulang sukses. Ada ekspektasi besar yang ditanggung Kimo lewat film ini.
”(Film) ini adalah sebuah konsep yang belum pernah saya bikin sebelumnya. Ada tarinya, story-nya heavy of drama, set up-nya juga enggak gampang, dan ada dunia yang harus saya ikuti karena sudah di-establish sebelumnya,” ucap Kimo melalui telepon, Sabtu (13/4/2024).
Untuk itu, Simpleman sangat dilibatkan dalam film ini, begitu pula penulis skenario Lele Laila. Kimo baru terlibat saat draf skenario keempat jadi. Setelahnya, mereka mengembangkan lagi skenario itu hingga draf kesembilan atau ke-10. Butuh sekitar empat bulan menyempurnakan skenario itu.
Tak lengkap rasanya jika film garapan Kimo—yang disebut sutradara spesialis horor—tak punya adegan gore. Adegan itu ada, tetapi minim. Kimo mengatakan bahwa ia harus membatasi diri untuk menampilkan adegan ekstrem seperti film-filmnya dulu, misalnya Rumah Dara. ”Itu sudah challenge tersendiri,” katanya sambil tertawa.
Bahasa Jawa
Di film KKN di Desa Penari, bahasa Jawa yang ditampilkan bisa mendistraksi pengalaman menonton lantaran bahasanya tidak konsisten. Sebentar para tokoh berbahasa Jawa, sebentar berbahasa Indonesia dengan logat Jawa, dan lain waktu berbahasa Indonesia dengan logat netral.
Hal ini minim terjadi di Badarawuhi di Desa Penari. Bahasa Jawa yang diucapkan—meski sesekali diselipkan oleh bahasa Indonesia—tidak terasa ”mengganggu”. Dialog yang menyebut, ”sedino blong (seharian)”, bahkan membuat orang Jawa asli tergelak karena sudah lama tidak mendengar kalimat itu.
Baca juga: Horor KKN nan Fenomenal
”Saya belajar dari (film) Sewu Dino. Kami banyak dapat kritik dan kami dengarkan. Sewu Dino punya challenge yang sama, yaitu aplikasikan bahasa Jawa Timuran, tetapi enggak terlalu banyak karena produser maunya enggak bisa full Jawa Timuran. Takutnya audiens nanti jadi terlalu spesifik,” ucap Kimo.
Tim produksi film pun memanggil pelatih dialog agar kritik soal bahasa bisa diminimalkan. Tim kreatif yang bisa Jawa Timuran pun ikut memperhatikan tata bahasa para pemeran.
Produser Manoj Punjabi berharap film ini mendulang rekor baru, mengikuti prestasi film pertama yang menarik 10 juta penonton. Soal budget, seperti biasa ia ogah mengungkapkannya. ”Pokoknya, fantastis. Kalau sama Kimo mana pernah murah, sih. Enggak mungkin, tapi sejauh ini memang jadi film MD Pictures yang paling mahal,” ujarnya.
Manoj menafikan sensasi untuk sekadar mencetak film dengan biaya terbesar. Bukan buang-buang uang, tetapi ia telah mengukuhkan sasarannya. ”Saya enggak bangga kalau cuma filmnya mahal. Kalau begitu, enggak pintar. Harus punya tujuan, misalnya paling box office (laris),” ucapnya saat konferensi pers, Kamis (14/3/2024).
Baca juga: Tren Film Lebaran, dari Era Drama hingga Dominasi Horor
Ia semakin gencar pula merengkuh pasar global dengan menggandeng perusahaan asal Amerika Serikat, Lionsgate, untuk mendistribusikan filmnya. ”Film-film yang diproduksi, antusiasme Manoj, dan mahirnya Simpelman bercerita horor membuat kami tertarik untuk bekerja sama,” kata Vice President Global Distribution Lionsgate Motion Picture, Adam Sorensen.
Badarawuhi ”bersaing” dengan film Siksa Kubur di sinema saat ini. Silakan dipilih, mau ditakut-takuti dengan film yang mana?