Cerita tentang prasangka, rasisme, dan pengucilan terhadap kelompok migran diangkat dalam film komedi berjudul ”Somewhere Over the Chemtrails”. Film dengan durasi 87 menit ini disutradarai oleh Adam Koloman Rybanský.
Oleh
DENTY PIAWAI NASTITIE
·5 menit baca
Di tengah acara Paskah di sebuah desa di Ceko, sebuah kendaraan menabrak penduduk. Pengemudi kendaraan itu melarikan diri. Broňa, petugas pemadam kebakaran paling dihormati, yakin bahwa ini merupakan serangan terorisme dan pelaku tabrak lari itu merupakan orang Arab. Warga desa pun geger.
Cerita tentang prasangka, rasisme, dan pengucilan terhadap kelompok migran ini diangkat dalam film komedi berjudul Somewhere Over the Chemtrails. Film dengan durasi 87 menit ini disutradarai oleh Adam Koloman Rybanský. Ia juga berperan sebagai penulis naskah film yang telah memenangi beberapa penghargaan, seperti Best Screenplay, Beijing International Film Festival 2022, dan Official Selection, Panorama, Berlin Festival Film Festival 2022.
Dengan cara yang mudah dimengerti, Rybanský menunjukkan bagaimana rasisme bergerak di tengah masyarakat melalui teori konspirasi dan penyebaran berita bohong. Pada saat yang sama, ia menunjukkan sisi rapuh manusia dengan cara komedi yang menghibur. Dalam balutan komedi satir, film yang memasukkan unsur politik ini bisa diterima oleh penonton dari berbagai kalangan. Sebuah tontonan segar menjelang tahun politik yang panas.
Film ini dibuka dengan kegembiraan warga desa yang menyambut pekan Paskah. Kegembiraan Paskah berubah menjadi muram ketika sebuah van melaju kencang di tengah kerumunan. Kendaraan menabrak seorang penduduk sehingga ia harus dibawa ke rumah sakit. Pengemudi melarikan diri. Tidak ada seorang saksi yang melihat pengemudi.
Broňa, petugas pemadam kebakaran, dalam sebuah siaran televisi mengatakan bahwa pelakunya adalah orang kulit hitam dan ”kemungkinan Arab”. Penduduk yang merasa peduli dengan keselamatan dan keamanan desa langsung panik.
Mereka membawa kampak dan berjaga-jaga di lingkungan tempat tinggal. Penduduk juga merazia kendaraan dan meminta pengemudi yang berkulit hitam keluar dari mobil mereka. Sementara pemerintah daerah, yang seharusnya menenangkan publik, malah sibuk meminta masyarakat untuk tinggal di dalam rumah demi keamanan.
Desa yang tadinya hidup dengan beragam kegiatan masyarakat jadi bagai hidup segan mati tak mau. Semua orang takut keluar rumah dan curiga satu sama lain. Bahkan, ketika seorang imam berdoa agar penduduk desa memaafkan pelaku tabrak lari, para penduduk desa malah marah dan meninggalkan gereja.
Tentu tidak semua orang percaya sepenuhnya dengan pernyataan Broňa. Standa, yang juga anggota pemadam kebakaran, ragu-ragu akan kebenaran berita itu. Namun, setelah terpengaruh dengan propaganda yang dibaca di internet, ia memilih percaya dengan kata-kata Broňa.
Sementara istri Standa, yang pemikirannya lebih maju dan terbuka, menolak dengan tegas mitos itu. Menurut dia, kata-kata Broňa yang tidak disertai oleh bukti bisa menimbulkan kebencian di antara masyarakat.
Lambat laun kebenaran terungkap setelah Joska, seorang pemabuk, mengaku dirinyalah yang mengemudikan kendaraan itu. Setelah menabrak penduduk desa, Joska kabur karena takut penduduk mengamuk. Ia mengutarakan hal ini ke Broňa karena merasa bersalah.
Mendengar penjelasan Joska, Broňa malah meminta agar Joska merahasiakan hal ini. Broňa ingin masyarakat tetap waspada. Menurut dia, serangan orang Arab bisa sewaktu-waktu datang ke desa itu. Broňa, yang berduka setelah istrinya meninggal, secara sengaja melakukan hal ini karena ingin mengontrol warga. Ia ingin tetap mempertahankan ketakutan dan kebencian di antara penduduk terhadap kelompok pendatang di desa itu.
Ultranasionalis
Sejak beberapa dekade terakhir, daerah Eropa tengah dan timur telah disorot karena tendensi ultranasionalis yang meningkat tajam. Di bawah ideologi radikalisme sayap kanan, kelompok ini percaya mengenai mitos masyarakat homogen dan menentang realitas pluralisme.
Di Ceko, tema rasisme sudah banyak didokumentasikan dalam berbagai karya, termasuk film. Misalnya, film dokumenter FC Roma yang disutradarai oleh Rozálie Kohoutová dan Tomáš Bojar, mengungkap penderitaan tim sepak bola liga rendah dan perilaku tim lain yang secara drastis melanggar kampanye UEFA ‘Say No to Racism’.
Dokumenter ini memerinci bagaimana tim sepak bola lebih suka membayar denda atau kehilangan permainan mereka dibandingkan dengan harus melawan tim Romania di Decin. Kebencian terhadap komunitas Romania didorong oleh rasa tidak suka, ketidakadilan pada tatanan sosial tertentu, dan ketakutan yang sulit dipahami.
Lonjakan kebencian dan permusuhan kepada para pendatang terjadi seiring meningkatnya pengungsi di Eropa yang terjadi sejak tahun 2015. Kebencian ini merupakan hasil dari berbagai faktor sejarah, budaya, politik, dan ekonomi.
Jan Čulík seorang jurnalis dan akademisi yang menjabat sebagai Senior Lecturer in Czech Studies di University of Glasgow, Skotlandia, menjelaskan bahwa negara-negara kecil dan menengah ini sering merasa bhwa perjalanan sejarah mereka telah dilanggar oleh kekuatan lain yang lebih besar. ”Hal ini menjadi salah satu faktor yang membuat mereka sering memandang dunia di luar daerah perbatasannya dengan curiga,” tulisnya dalam artikel yang dipublikasikan di website EuropeNow, pada 2017.
Lebih jauh ia menjelaskan, pasca-Perang Dunia II, negara-negara Eropa Tengah juga terputus dari perkembangan sosial dan politik di Eropa Barat. Tidak seperti negara-negara Eropa Barat, komunitas di Eropa Tengah tidak mengalami imigrasi. Inilah yang membuat komunitas ini, menurut Greg Dyke, mantan kepala eksekutif BBC, ”sangat berkulit putih”.
Dalam kunjungan harian Kompas ke Praha, pada Desember 2022 seorang pelajar Indonesia yang tinggal di Ceko mengatakan bahwa konflik horizontal semakin kental setelah kedatangan pengungsi Ukraina yang terusir dari daerahnya karena gempuran militer Rusia. ”Masyarakat tidak terima dengan kehadiran pengungsi yang mendapat banyak perhatian dari pemerintah. Terjadi demo besar-besaran selama berhari-hari karena ini,” ujarnya.
Somewhere Over the Chemtrails
Ketika memenangi penghargaan di Berlin, Rybanský mengaku terkejut dan merasa senang dengan pencapaiannya. ”Kami tidak menyangka festival besar dunia memilih film debut yang dibuat oleh sutradara tak dikenal, tanpa agen internasional atau lobi apa pun,” katanya.
Ia merasa terhormat akan pencapaian ini. Penghargaan ini menunjukkan bahwa film ini mengangkat tema bersifat universal. ”Banyak yang bilang bahwa film ini sangat lokal. Saya setuju dengan itu dan berpikir film bisa berbicara kepada masyarakat Ceko yang luas. Namun, sejak awal saya percaya film itu dapat menarik perhatian penonton asing,” katanya.
Somewhere Over the Chemtrails dapat disaksikan dalam festival film Europe On Screen, sebuah festival film yang bertujuan memperkenalkan dan mempromosikan film-film produksi berbagai negara Eropa di Indonesia. Festival ini diadakan pertama kali di Indonesia pada 1990, disusul kedua kalinya pada 1999. Sejak tahun 2003, Festival Film Uni Eropa di Indonesia diadakan setiap tahun di bawah nama Europe on Screen.
Festival ini diselenggarakan selama 10 hari, yaitu dari 16 hingga 25 Juni 2023 di tujuh kota di Indonesia, yaitu Jakarta, Bandung, Bekasi, Denpasar, Medan, Surabaya, dan Yogyakarta.