Era layar bisa merenggut hal-hal positif dari kebiasaan lama. Misalnya, intensitas pergaulan dan sapaan secara langsung terhadap sesama kian berkurang. Aktivitas berpusat pada diri. Egosentrisme akhirnya menguasai.
Oleh
IGNATIUS NAWA TUNGGAL
·5 menit baca
KOMPAS/RADITYA HELABUMI
Instalasi video yang ditampilkan pada televisi analog dipamerkan dalam get.raw.lab: 20 tahun OK.Video di Guds Galeri, Gudskul Ekosistem, Jakarta Selatan, Selasa (21/3/2023). Televisi analog yang diposisikan dengan layar menghadap ke atas itu menyiratkan pesan era televisi analog yang telah berakhir digantikan oleh saluran digital.
Sebuah pameran video seni unik disajikan lewat sekitar 40 layar monitor beragam bentuk seperti televisi tabung, televisi tipis, gawai tablet, atau gawai biasa. Isinya di luar kebiasaan, yakni rekaman video dari gawai atau laptop yang sedang digunakan oleh sekitar 40 orang ketika sedang mengikuti suatu rapat.
Dari seseorang yang bertugas menjadi notulis, maka rekaman layar dari laptopnya yang ditampilkan berisi catatan diri tentang berjalannya rapat. Begitu pula rekaman layar dari laptop milik pemimpin rapat ditampilkan berupa rancangan agenda atau materi rapat tersebut.
Tampilan layar gawai atau laptop milik peserta rapat lainnya tentu bermacam-macam. Bagi peserta yang memiliki latar belakang seorang desainer, maka rapat pun bisa disambi dengan mengerjakan rancangan desain sebuah produk. Peserta rapat lainnya, ada yang menyebut dirinya hanya secara fisik ada di tengah rapat. Hati dan pikirannya ada di luar rapat, karena saat itu juga harus mengerjakan sesuatu dengan gawai atau laptopnya.
Sebelum rapat dimulai, dibuat kesepakatan bahwa layar gawai atau laptop setiap peserta harus direkam selama mengikuti rapat tersebut. Usai rapat, disepakati pula untuk harvesting atau memanen rekaman video dari layar masing-masing.
KOMPAS/RADITYA HELABUMI
Arsip karya yang dipamerkan dalam get.raw.lab: 20 tahun OK.Video di Guds Galeri, Gudskul Ekosistem, Jakarta Selatan, Selasa (21/3/2023). Pameran menampilkan rentang waktu perjalanan OK.Video Festival serta sebagian arsip 20 tahun OK .Video dan karya kolaborasi Gudskul Ekosistem.
Layar gawai atau laptop mereka menjadi petunjuk jejak atau produktivitas selama mengikuti rapat. Kalau saja sekali-sekali, baik sengaja maupun tidak sengaja, menampilkan sesuatu yang tidak pantas di layar, maka itu semua akan ikut terekam. Setiap jejak rekam tidak boleh dihapus.
Begitu pula informasi internal yang seharusnya tidak disebarkan ke publik, jika muncul di salah satu layar peserta maka akan secara otomatis menjadi tersebar ke publik.
Inilah pameran video seni yang ditampilkan kolaborasi Gudskul Ekosistem bertajuk ”get.raw lab: 20 Tahun OK.Video”. Pameran berlangsung di Gudskul Ekosistem, Jagakarsa, Jakarta Selatan, 19 Maret hingga 8 April 2023.
Memanen rekaman layar dilakukan di saat rapat rutin yang disebut sebagai Majelis Gudskul Ekosistem pada Februari dan Maret 2023. Tidak hanya materi video seni di dalam 40 layar yang ditampilkan, tetapi juga arsip sepanjang 20 tahun OK.Video Festival yang diselenggarakan pertama kali pada 2003.
KOMPAS/RADITYA HELABUMI
Pengunjung menikmati karya yang dipamerkan dalam get.raw.lab: 20 tahun OK.Video di Guds Galeri, Gudskul Ekosistem, Jakarta Selatan, Selasa (21/3/2023). Pameran menampilkan rentang waktu perjalanan OK.Video Festival serta sebagian arsip 20 tahun OK .Video dan karya kolaborasi Gudskul Ekosistem. OK.Video merupakan festival hasil kerja riset dan laboratorium seni dari get.raw yang digelar sejak 2003 hingga OK Pangan pada tahun 2017.
Antara 2003 hingga 2017, festival video seni OK.Video tertib dilangsungkan setiap dua tahun. Tema-tema festival selalu disematkan, di antaranya ”Sub/Version” (2005), ”Militia” (2007), ”Comedy” (2009), ”Flesh (2011)”, ”Muslihat” (2013), ”Orde Baru” (2015), dan ”Pangan” (2017). Untuk penyelenggaraan pertama pada 2003 hanya disematkan tema ”Jakarta Video Art Festival”.
“Ini sebuah upaya melihat posisi dan peran kita di dalam arus perubahan seni dan teknologi media,” ujar penggerak kolektif seni Ruangrupa, Ade Darmawan, yang memelopori OK.Video Festival, Senin (21/3/2023).
Era layar
Ketika hadir di Gudskul Ekosistem, ruang pamer terbagi dua. Ada aula yang digunakan untuk memamerkan arsip OK.Video dan dua lorong terbuka untuk memajang sekitar 40 layar.
”Kita sedang berada di era layar. Hampir seluruh aktivitas dan aspek kehidupan kita bisa ditampilkan di layar, baik itu gawai maupun layar monitor lainnya,” ujar Gelar Soemantri, sukarelawan Gudskul Ekosistem, ketika mendampingi Kompas, Selasa (22/3/2023).
Era layar bisa merenggut hal-hal positif dari kebiasaan-kebiasaan lama. Misalnya, intensitas pergaulan dan sapaan secara langsung terhadap sesama makin berkurang. Aktivitas berpusat pada diri. Egosentrisme akhirnya menguasai.
Konten atau isi layar juga tidak selamanya bersifat positif. Ada yang mengurangi rasa bahagia dan sebagainya. Namun, era layar juga memberi manfaat tersendiri.
KOMPAS/RADITYA HELABUMI
Karya yang dipamerkan dalam "get.raw.lab: 20 tahun OK.Video" di Guds Galeri, Gudskul Ekosistem, Jakarta Selatan, Selasa (21/3/2023).
Gelar memberikan contoh ekstrem dari kasus kriminal. Misalnya, meninggalnya Wayan Mirna Salihin pada 2016. Berkat penelusuran bukti dari layar kamera pemantau (CCTV), pengadilan membuktikan adanya pembunuhan dengan racun sianida yang diberikan lewat minuman kopi oleh Jessica Kumala Wongso.
Gelar mencontohkan pula pengungkapan kasus terbunuhnya polisi Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat. Layar-layar dari CCTV berhasil memberikan manfaat bagi penyingkapan kasus yang bermuara pada tindakan kejahatan oleh Ferdy Sambo.
Setiap rekaman video seperti pedang bermata dua. Bisa memanen hal-hal positif tentu menjadi sesuatu yang diharapkan. Begitu pula dari pameran ”get.raw lab: OK.Video” kali ini ada konteks ”raw” untuk rekaman-rekaman video secara mentah atau belum diolah. Kemudian istilah “lab” untuk singkatan laboratorium. Rekaman video yang ditampilkan secara mentah seperti masuk ke laboratorium untuk dianalisis dan ditelaah agar bisa dimanfaatkan.
“Materi pameran masuk ke dalam skala laboratorium, belum menjadi karya akhir,” kata Gelar seraya menambahkan, Gudskul Ekosistem saat ini juga mengoleksi sekitar 300 kaset dengan pita yang merekam perjalanan OK.Video Festival sejak 2003.
Materi rekaman video dari 300 kaset pita menjadi aset penting untuk dianalisis di laboratorium. Namun, Gudskul Ekosistem mengalami kesulitan karena saat ini sudah tidak memiliki alat pemutar kaset pita tersebut.
KOMPAS/RADITYA HELABUMI
Arsip karya yang dipamerkan dalam "get.raw.lab: 20 tahun OK.Video" di Guds Galeri, Gudskul Ekosistem, Jakarta Selatan, Selasa (21/3/2023).
Isi layar
Bakal membutuhkan waktu panjang untuk menyimak isi satu per satu dari 40 layar yang ditampilkan. Mengingat materi rekaman video itu mentah, maka isi rekamannya berjalan apa adanya, tidak mengalami editing atau pemotongan rekaman dengan durasi masing-masing sekitar tiga jam selama rapat berlangsung.
“Saya mengikuti rapat Majelis di bulan Maret 2023. Secara fisik, saya berada di tengah rapat tersebut, tetapi saat itu pikiran saya sedang ada di luar rapat,” ujar Hauritsa, seorang desainer grafis.
Ketika mengikuti rapat, Hauritsa harus menyelesaikan sebuah desain untuk produk kaus. Proses menggarap desain kaus berupa teks itu terlihat di layar laptopnya. Sesekali Hauritsa menuliskan hal-hal ringan yang terjadi di dalam rapat tersebut.
“Di situ ada makanan, maka saya menuliskan apa-apa saja tentang makanan itu,” ujar Hauritsa.
KOMPAS/RADITYA HELABUMI
Pengunjung menikmati karya yang dipamerkan dalam get.raw.lab : 20 tahun OK.Video di Guds Galeri, Gudskul Ekosistem, Jakarta Selatan, Selasa (21/3/2023). Pameran menampilkan rentang waktu perjalanan OK.Video Festival serta sebagian arsip 20 tahun OK .Video dan karya kolaborasi Gudskul Ekosistem. Presentasi tersebut merupakan bentuk perlawanan secara narasi dan artistik atas kecenderungan video yang beredar dalam berbagai platform video populer saat ini terutama di media sosial.
Peserta lain, Wiratama, mengisahkan rekaman layar laptopnya selama mengikuti rapat Majelis Gudskul Ekosistem. Ia membuat ilustrasi komik dengan narasi yang terinspirasi dari materi-materi rapat.
“Ilustrasi komik yang saya buat itu sekaligus sebagai pencatatan rapat,” ujar Wiratama.
Proses kreatif Gudskul Ekosistem ternyata berlangsung ringan, santai, dan bebas. Proses seperti ini disampaikan kepada publik yang ingin mengenal lebih jauh tentang proses yang terjadi di Gudskul Ekosistem.
Apalagi setelah kolektif seni Ruangrupa yang menjadi motor penggerak Gudskul Ekosistem berhasil menuntaskan pekerjaan menjadi direktur artistik Documenta di Kassel, Jerman, tahun lalu. Pameran ini merespons publik yang menjadi lebih tertarik untuk mengenal proses kreatif di Gudskul Ekosistem.
KOMPAS/RADITYA HELABUMI
Pengunjung menikmati karya yang dipamerkan dalam get.raw.lab: 20 tahun OK.Video di Guds Galeri, Gudskul Ekosistem, Jakarta Selatan, Selasa (21/3/2023). Pameran menampilkan rentang waktu perjalanan OK.Video Festival serta sebagian arsip 20 tahun OK .Video dan karya kolaborasi Gudskul Ekosistem.