K-pop, Spotify, dan Masa Depan Layanan Streaming” Musik
Sejumlah lagu K-Pop sempat menghilang dari layanan ”streaming” musik Spotify, awal Maret 2021. Ini karena kontrak antara Spotify dan distributor musik Korea Selatan tidak diperpanjang.
Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Ratusan lagu K-pop hilang dari platform musik digital Spotify sejak Senin (1/3/2021). Hasil pencarian nihil. Lagu yang sudah tersimpan di perpustakaan pribadi pun tidak bisa diputar. Banyak lagu dari musisi Korea Selatan mendadak hilang dari Spotify.
Musisi yang lagunya raib dari Spotify, kemarin, di antaranyapenyanyi solo IU, rapper Zico dan DPR LIVE, grup Seventeen, Monsta X, Epik High, Sistar, Mamamoo, dan Secret Number. Masih ada sederet musisi lain yang mengalami hal serupa. Mereka adalah musisi yang karyanya didistribusikan oleh Kakao M, perusahaan hiburan Korea Selatan.
Lagu mereka hilang karena kontrak antara Kakao M dan Spotify berakhir per 1 Maret 2021. Pihak Spotify mengatakan, mereka telah berupaya memperbarui kesepakatan lisensi global dengan Kakao M, tetapi tidak berhasil.
”Ini sangat disayangkan untuk para artis, penggemar, dan pendengar di seluruh dunia. Kami harap disrupsi ini bersifat sementara dan kami bisa menyelesaikan situasi itu. Kami tetap berkomitmen untuk bekerja dengan pemegang hak cipta lokal, termasuk Kakao M, untuk membantu menumbuhkan pasar musik Korea dan ekosistem streaming secara keseluruhan,” kata Spotify pada keterangan tertulis.
Di sisi lain, Kakao M menuding Spotify memilih tidak memperbarui lisensi global dengannya. Kakao M mengatakan, sedang bernegosiasi dengan Spotify perihal lisensi khusus di Korea Selatan. Lisensi ini berbeda dengan lisensi global yang kini telah kedaluwarsa. ”Kami sedang melanjutkan negosiasi tentang pasokan musik,” ujar Kakao M.
Pantauan Kompas pada Selasa (2/3/2021), sejumlah lagu K-pop yang semula hilang kembali tampak di Spotify. Beberapa lagu kuartet Mamamoo bisa diputar kembali. Walau begitu, sejumlah playlist terkait hilang. Lagu-lagu milik IU, Seventeen, dan lainnya bisa ditemukan kembali.
Perseteruan soal lisensi telanjur membuat musisi resah. Tablo, anggota grup musik Epik High, menuliskan kekecewaannya melalui Twitter. ”Terlepas dari siapa yang salah, mengapa selalu seniman dan penggemar yang menderita ketika bisnis serakah terhadap seni?” tulisnya pada 28 Februari 2021.
Ia dan tim berupaya mengembalikan musiknya ke Spotify dan telah berhasil. Walau begitu, ia kehilangan angka streaming dan sejumlah playlist. ”Patah hati, tetapi yang penting kalian bisa mendengarkan musik lagi,” tulis Tablo di Twitter, 2 Maret 2021.
Perluas pasar
Hilangnya sejumlah lagu K-pop di Spotify terjadi sebulan setelah perusahaan asal Swedia itu memperluas pasar ke Korea Selatan. Spotify merambah masuk ke ”Negeri Ginseng” pada Februari 2021. Korea Selatan dinilai potensial karena merupakan pasar musik terbesar keenam di dunia.
Spotify pun berencana memperluas pengaruhnya ke 170 pasar di seluruh dunia. Sebanyak 80 di antaranya merupakan pasar baru, seperti Asia, Afrika, Amerika Latin, dan Eropa. Spotify berambisi merangkul 1 miliar pendengar di dunia pada 2025.
Terlepas dari siapa yang salah, mengapa selalu seniman dan penggemar yang menderita ketika bisnis serakah terhadap seni? (Tablo, Epik High)
Hingga Februari 2021, Spotify mencatat ada 345 juta pendengar secara global. Pihaknya kini memiliki lebih dari 70 juta lagu, lebih dari 2 juta siniar (podcast), dam 4,5 juta playlist. Konten itu dibuat oleh lebih dari 8 juta kreator yang tersebar di seluruh dunia.
”Selama dua dekade terakhir, streaming telah mengubah ekosistem audio secara fundamental. Hal ini mengeliminasi hambatan untuk masuk dan mendemokratisasi akses audio bagi pendengar di dunia,” kata CEO Spotify Daniel Ek pada acara daring Spotify Stream On, Senin (22/2/2021).
Ia memprediksi bahwa kreator audio akan semakin banyak beberapa tahun ke depan. Hal ini bakal berpengaruh ke pertumbuhan jumlah pendengar dan karier kreator di platform streaming. Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa banyaknya konten audio saat ini merupakan babak awal dari ekonomi kreatif global.
Musik digital pun menunjukkan tren positif beberapa tahun terakhir. Pada 2008, Spotify mencatat penjualan musik fisik dan digital global sebesar 17 miliar dollar AS. Dari angka itu, kontribusi musik digital atau streaming hanya 2 persen atau setara 300 juta dollar AS.
Angka itu kemudian tumbuh. Pada 2019, total pendapatan industri rekaman sebesar 20 miliar dollar AS. Lebih dari setengah pendapatan itu dihasilkan dari streaming.
Pertumbuhan musik digital juga terekam International Federation of the Phonographic Industry (IFPI) dalam Global Music Report 2020. Laporan ini menganalisis data yang terkumpul sepanjang 2019.
Hasilnya, total pendapatan pasar rekaman musik secara global tumbuh 8,2 persen. Pertumbuhan itu setara 20,2 miliar dollar AS. Pendapatan dari streaming tumbuh 22,9 persen dengan angka 11,4 miliar dollar AS.
Pertumbuhan ini dipengaruhi oleh naiknya angka langganan berbayar di platform daring 2,4 persen. Tercatat ada 341 juta pelanggan berbayar di platform tersebut pada akhir 2019.
Streaming lagu K-pop pun menunjukkan tren positif. Pada 2020, Spotify mencatat, BTS merupakan grup dan artis K-pop yang paling banyak didengarkan secara daring sedikitnya 5 miliar kali. K-pop juga masuk 10 besar genre yang paling banyak didengar pada 2019 menurut laporan IFPI. (REUTERS/BBC/BILLBOARD)