Bisnis ”Sleeper Bus”, Jorjoran Memanjakan Penumpang
Perusahaan otobus makin jorjoran memanjakan penumpang kelas atas dengan berbagai fasilitas mewah. Untuk itu, mereka berani menginvestasikan uang miliaran rupiah untuk satu bus.
Perusahaan otobus makin jorjoran memanjakan penumpang kelas atas dengan berbagai fasilitas mewah. Untuk itu, mereka berani menginvestasikan uang miliaran rupiah untuk satu bus. Ini ongkos yang mesti dikeluarkan demi sebuah terobosan dan ”citra mewah” perusahaan.
Perlombaan antarperusahaan otobus (PO) dalam memberikan fasilitas mewah makin seru belakangan ini. Semua dilakukan demi merebut konsumen kelas menengah atas yang kerap wira-wiri antarkota dan antarprovinsi dengan naik bus premium.
Wahyu Wardhani (42), pemilik PO Narendra Trans Tungga Putra, pendatang baru di bisnis bus premium antarkota antarprovinsi, tak segan merogoh kocek tak kurang dari Rp 5 miliar untuk mewujudkan bus kelas emperor suite, model termewah di kalangan bus premium saat ini.
Emperor suite menghabiskan lebih dari separuh dek bagian bawah bus untuk ditempatkan tiga kursi yang bisa disetel untuk tidur dengan penyangga kaki. Ada juga sofa, meja berisi berbagai makanan kecil, lemari es berisi aneka minuman, serta televisi berukuran besar untuk menonton film di Netflix atau berkaraoke. Kabin berkarpet tebal untuk tiga orang dewasa dan satu anak itu bertarif Rp 1.550.000.
Ruang untuk keluarga yang mewah itu merupakan keinginan Wahyu dan CEO PO Narendra Zhakky Muttaqin untuk memberikan kenyamanan bagi penumpang beserta keluarga, kerabat, atau kawan.
”Kami membuat desain itu untuk memberikan kenyamanan bagi pelanggan di sepanjang perjalanan. Mereka tak hanya bisa tidur di perjalanan, tapi juga bisa ngobrol sambil makan-minum, nonton film, atau berkaraoke. Ruangan itu kedap suara sehingga pengemudi tak akan mendengar aktivitas di dalam,” tutur Zhakky.
Selain itu, PO Narendra punya empat bus lain dengan kelas di bawahnya. Bus-bus tersebut berharga Rp 3 miliar-Rp 4,5 miliar per unit. Fasilitasnya juga cukup mewah. Salah satunya kursi kelas king yang harganya Rp 8 juta–Rp 9 juta per unit.
Tidak hanya busnya yang diperhatikan, krunya juga ”dipoles” agar citranya mewah. Semua kru mendapat sebuah koper berisi setelan baju seragam safari, kemeja dan celana panjang seragam dengan nama masing-masing, celana jin dan kemeja putih, sepatu, kaus kaki, sampo, pasta gigi, sabun mandi, sampai deodoran. Mirip fasilitas yang biasa diberikan kepada pramugara pesawat terbang.
”Kami ingin menghilangkan kesan kru bus itu lecek dan bau. Selain itu, pengemudi mendapat istirahat di kelas sleeper agar mereka istirahat dengan baik sehingga siap bertugas lagi ketika bangun tidur,” jelas Zhakky.
Ia mengakui sebagai pendatang baru, dirinya bersama Wahyu yang pemilik perusahaan selalu ingin membuat terobosan gila yang lain. Terobosan itu ternyata menarik perhatian khalayak sehingga jadwal bus emperor suite sudah penuh sampai awal Januari 2024.
Iming-iming
PO Kencana yang sudah jauh lebih lama bergelut di bisnis bus juga jorjoran memberikan layanan bagi pelanggan premiumnya. Pemilik PO Kencana Tonny Setiawan mengaku menginvestasikan Rp 4 miliar untuk bus tidur paling anyar milik perusahaannya.
Bus anyar ini merupakan tipe baru, yakni suite dengan pintu geser. Menurut rencana, bus mewah anyar ini akan diluncurkan pada Februari 2024. ”(Pintunya) Bukan tirai, jadi lebih kedap suara. Busnya ditambah suite, tapi sleeper tetap ada. Kain joknya saja lebih halus sehingga nyaman,” ujar Tonny.
Ia menyediakan bus mewah terbaru ini karena terinspirasi kereta api dengan kabin yang bisa meredam kebisingan mesin karena pintunya tertutup rapat. ”Kamarnya lebih privasi. Begitu masuk, minuman dan buah-buahan juga langsung tersaji. Dikemas kayak parsel kecil,” katanya.
Bus-bus tidur generasi sebelumnya, yakni varian pertama dan kedua milik PO Kencana, harganya sekitar Rp 3,5 miliar per unit. Sementara varian ketiga harganya Rp 3,7 miliar per unit.
Selain menambah armada bus yang lebih mewah, Tonny juga berusaha memberikan layanan yang juga mewah. Salah satunya dengan menyediakan pramugari bus yang terlatih. Pramugari-pramugari berkostum merah jambu itu sigap melayani penumpang mulai menanyakan tujuan, mengingatkan atau membangunkan penumpang menjelang kedatangan, menginformasikan lama dan jarak perjalanan, menjelaskan fasilitas-fasilitas bus, dan lain-lain. ”(Mereka) Dilatih lagi selama tiga hari”, ujarnya di Semarang, Jawa Tengah, Jumat (24/11)
Selain itu, PO Kencana memberikan iming-iming (gimmick) berupa undian berhadiah sepeda motor bagi pelanggan setia yang beruntung.
Keselamatan
Bus mewah saja tidak cukup. Bagi Direktur Utama PO Sinar Jaya Teddy Kurniawan Rusly, fasilitas mewah mesti ditunjang oleh faktor keselamatan. Dia menceritakan, 30 bus mewah milik perusahaannya memiliki fasilitas yang hampir sama dengan bus premium milik PO lain. Fasilitas itu antara lain Wi-Fi yang bisa diakses dari audio video on demand (AVOD), toilet, bantal, selimut, dispenser, sandal hotel, serta makan malam.
Namun, satu hal penting yang terus Sinar Jaya jaga adalah keselamatan dan kenyamanan bagi penumpang dan kru. Teddy menekan hal ini karena pada kurun 1990-an sampai awal tahun 2000, PO yang bermarkas di Bekasi, Jawa Barat, tersebut sering didera masalah kecelakaan.
”Ketika masuk tahun 1997, saya sangat terbebani karena menyangkut nyawa orang. Jadi, misi utama yang terus kami kerjakan, bagaimana menekan angka kecelakaan bus kami,” tutur Teddy, Senin (11/12/2023).
Lelaki yang kuliah di jurusan teknik elektro di Jerman itu mulai membenahi manajemen perusahaan. Ia berpendapat pemahaman mekanik dan pengemudi kepada kendaraan yang dipakai menjadi faktor amat penting selain soal pribadi para kru, terutama pengemudi.
Demi pemahaman, keterampilan yang terus diperbarui, ia memutuskan menjadi agen penjualan mobil merek Hino dan Mercedes yang juga menjadi merek bus-bus Sinar Jaya. Dengan menjadi agen, pihaknya mendapat pembelajaran tentang sistem operasional mesin-mesin dua merek tersebut.
Baca juga: Gairah siswa Lamalera mewarisi budaya
”Semua mekanik mendapat pembelajaran tentang mesin-mesin dan operasionalisasi mobil Mercy dan Hino. Lalu mekanik mengajarkannya kepada mekanik lain dan pengemudi. Jika ada mobil tipe baru, pengetahuan mereka akan terus kami perbarui. Saya juga menetapkan, perbaikan mobil hanya boleh dilakukan oleh mekanik,” ujar Teddy yang awalnya menolak memegang perusahaan yang didirikan ayahnya, Herman Rusly, bersama H Rasidin Karyana, pada November 1982 itu.
Pembenahan kru, pengemudi, dan asistennya juga ia lakukan agar mereka merasa bangga bekerja di Sinar Jaya. Misalnya dengan cara memberikan aneka penghargaan bagi kru yang berprestasi dan membantu pihak lain, selain ada peringatan bagi yang melakukan kesalahan.
”Misalnya kru menemukan tas milik penumpang yang ketinggalan, lalu melapor ke kantor, maka kami langsung beri reward. Tapi jika pengemudi melanggar batas kecepatan, ia akan dipanggil ke kantor untuk menjelaskan mengapa ia melakukan itu,” ujar Teddy.
Cara itu berhasil menekan angka kecelakaan lalu lintas sehingga stigma negatif atas PO Sinar Jaya mulai hilang. Namun, manajemen Sinar Jaya tak puas sampai di situ. Saat ini, di kantor-kantor daerah, manajemen menempatkan seorang teknisi yang setiap saat siap mengecek keluhan pengemudi atas bus yang dikemudikan untuk diperbaiki saat itu juga.
Ke depan, pihaknya akan terus berinovasi dan menambah armada bus kelas sleeper yang makin diminati pelanggan di banyak rute PO Sinar Jaya. ”Kami berencana pakai kursi besar untuk lebih memberikan kenyamanan kepada penumpang, tapi bukan sekadar kursi berukuran besar. Yang lebih penting kokoh dan dipasang dengan kuat agar malah tak menjadi bencana bagi penumpang,” ujar Teddy.
Ia belajar dari banyak kejadian. Pemasangan kursi yang tidak kokoh, kurang kuat pemasangannya, justru berbahaya bagi penumpang yang mendudukinya, terutama saat terjadi kecelakaan.
Untung atau rugi
Apakah perlombaan menyediakan fasilitas mewah pada bus premium ini menguntungkan secara bisnis?
”Sebenarnya secara bisnis kami rugi dengan menjual harga tiket Rp 400.000 untuk kelas King, Rp 410.000 untuk sleeper, dan Rp 1,55 juta di emperor suite. Tetapi ternyata ide gila kami membuat nama PO Narendra meroket,” kata Zhakky.
Ia menganggap kerugian itu adalah ongkos pemasaran usaha yang memang harus manajemen Narendra bayar.
Ia dan pemilik sepakat memperkuat fondasi bisnis bus dengan rute Jakarta-Ponorogo dan sebaliknya sebelum mengembangkan sayap usaha dan berhadapan dengan PO besar, seperti PO Harapan Jaya, PO Rosalia Indah, PO Gunung Harta, dan PO Sinar Jaya.
Baca juga: Desa garda terdepan pemajuan kebudayaan