Toyota Kijang generasi ketujuh yang diberi nama Innova Zenix mendapat sentuhan elektrifikasi. Dayanya bersumber dari bensin dan baterai. Mobil paling populer di Indonesia ini bisa bergerak dalam kesenyapan mobil listrik.
Oleh
HERLAMBANG JALUARDI, DAHONO FITRIANTO
·6 menit baca
Toyota Innova Zenix adalah generasi ketujuh dari Toyota Kijang yang melegenda di Indonesia. Entitas anyar ini lahir ketika model SUV sedang laris-larisnya, dan elektrifikasi kendaraan sedang berkembang. Maka, varian termutakhir ini juga dibekali baterai, serta arsitektur rangka yang membuatnya lebih berasa SUV dibandingkan minivan.
Perubahan mendasar yang dilakukan perakitan PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) ini tentu saja memantik rasa penasaran. Sejak meluncur pada November 2022 pun, mobil ini sudah banyak beredar di jalanan berbagai kota di Indonesia. Pasar ekspor juga sudah kebagian unitnya. Maka, Kompas mencobanya menyusuri jalan tol Transjawa menuju Yogyakarta pada akhir Mei lalu.
Kami dipinjami unit dengan varian tertinggi, yakni Innova Zenix tipe Q bertenaga hibrida yang dilengkapi set aksesoris bodi Modellista. Warnanya putih mutiara yang berkilauan tertimpa sinar matahari. Varian ini sudah dilengkapi cakupan asistensi keselamatan Toyota Safety Sensing (TSS). Tipe tertinggi ini dipasarkan dengan harga Rp 617 juta.
Benar, ini Toyota Kijang dengan harga di atas setengah miliar rupiah. Ia sudah bukan lagi mobil jelata, yang bahkan pernah dijuluki ”Kijang Doyok” tahun 1980-an. Toyota Kijang kini semakin gemerlap dengan nuansa kemewahan. Lihat saja kursi baris keduanya, tak lagi berupa bangku panjang (bench), tapi dua kursi terpisah yang disebut captain seat.
Penumpang di baris kedua ini diistimewakan. Tersedia layar sentuh di hadapannya yang bisa memutar hiburan multimedia secara individual. Penumpang kiri bisa menonton video, yang kanan bisa mendengar musik yang memungkinkan disimak lewat earphone. Rasanya, di baris kedua inilah tahta bagi pemilik mobil, sementara kursi pengemudi jadi jatah supir yang digaji.
Meski demikian, kursi pengemudinya juga tak kalah nyaman. Pengaturannya; maju-mundur, naik-turun, rebah-tegak, bisa dilakukan dengan menekan tombol saja. Praktis sekali. Sayangnya, kursi ini tidak bisa otomatis mundur ketika mesin dimatikan untuk memudahkan akses keluar—fitur yang tersemat di banyak mobil mewah.
Menyetir Innova Zenix sudah jauh lebih ergonomis dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Pengaturan setir bisa maju-mundur dan naik-turun. Jika dikombinasikan dengan setelan kursi yang tepat, posisi duduk ternyaman akan didapat pengemudi. Ini membuat perjalanan jauh tak terlalu melelahkan. Pembeli mobil juga pantas menyetir sendiri.
Toyota Kijang generasi ketujuh ini telah menggunakan rancang bangun kerangka tunggal, atau monokok, yang disebut Toyota New Global Architecture (TNGA) dengan seri GA-C. Sebelumnya, Innova masih memakai sistem ladder-on-frame. Dampaknya sangat signifikan. Guncangan bodi mobil teredam dengan baik. Rasanya solid sekali meluncur di jalan tol layang MBZ menuju Cikampek yang sarat guncangan itu.
Klaim Toyota bahwa kerangka TNGA bisa meredam guncangan dan meningkatkan kestabilan rasanya terbukti. Di jalan tol, keunggulan ini terasa. Stabilitas pengendalian memberi rasa percaya diri, termasuk ketika menikung, atau menyalip kendaraan di depan. Tak ada rasa ”melayang” ketika mobil dikemudikan secara agresif. Kecepatan tinggi tak berasa dampaknya di kabin.
Jalur tol Semarang-Boyolali yang naik-turun dan berkelok itu dilahap enteng saja oleh Innova Zenix ini. Sejenakk kami taidak menyadari sedang mengemudikan mobil berkelas minibus (van). Rasanay seperti mengendalikan sebauh SUV saja. Agresifitas yang tertahan karena aspek tenaga menyadarkan kami kembali bahwa ini adalah van untuk keluarga.
Mobil ini menggunakan mesin empat silinder berkode M20A-FXS berkapasitas 1.987 cc nonturbo. Tenaga puncak 152 PS memang didapat di putaran mesin tinggi, yakni 6.000 rpm. Artinya, tenaganya cukup besar, tapi tidak spontan. Kondisi terenak mengemudikan Zenix adalah menikmati tahapan 10 percepatan transmisi CVT otomatisnya.
MPV dan SUV
Sensasi kombinasi antara SUV dan MPV inilah yang hendak ditwarkan Toyota lewat Zenix ini. ”Tujuan kami adalah mengembangkan crossover serbaguna dengan kelapangan dan kegunaan sebuah minivan yang dicintai keluarga,” kata Chief Engineer All New Kijang Innova Zenix, Hideki Mizuma pada saat peluncuran lalu.
Konsep yang disebutkan Mizuma itu agaknya memang terwujud. Innova Zenix bertampang layaknya sebuah SUV dengan garis-garis kekar dan karakter bodi yang cenderung kaku. Perwajahannya agresif dengan gril berbentuk trapesium yang cukup besar, sementara lampunya cenderung sipit. Kesannya garang. Ditambah lagi, varian tertinggi ini memakai pelek berdiameter 18 inci dengan warna perak gelap.
Tipe bodinya berkarakter SUV, sementara kelapangan kabinnya bernuansa minivan. Panjang mobil ini 4,7 meter dengan wheelbase 2,8 meter. Jadinya, jarak antarbaris relatif lega. Kenyamanan khas Innova meningkat berkali-kali lipat. Kesan kelegaan kabin disokong pula dengan penggunaan atap kaca yang memanjang hingga belakang. Sukar menyangkal kenyamanan Innova Zenix ini.
Secara keseluruhan, Innova Zenix ini terbagi dalam tiga kategori tipe, yakni tipe Q, V, dan G. Tipe Q hanya menyediakan penghasil daya kombinasi mesin dan motor listrik (hibrida) dan dilengkapi TSS generasi ketiga. Pada tipe V dan tipe G terdapat pilihan mobil bermesin bakar saja, atau hibrida. Tambahan aksesori Modellista hanya tersedia untuk tipe Q dan V hibrida.
Innova Zenix golongan hibrida menggunakan baterai berbahan nikel-metal hibrida (Ni-MH). Baterai itu disimpan di bawah kedua jok depan. Baterai ini dilindungi dengan penyaring udara untuk mencegah penumpukan debu di jalur pendinginan baterai. Sehingga, usia pakai baterai diklaim lebih awet.
Baterai ini menyuplai daya untuk memutar motor listrik. Motor tersebut menambah tenaga sebesar 113 PS untuk mesin bakar. Sehingga, mobil bisa melaju pelan menggunakan motor listrik saja. Keluarga Kijang ini mampu bergerak dalam senyap.
Konsumsi BBM
Sejak awal diluncurkan, satu hal yang membuat penasaran dari Innova Zenix ini adalah konsumsi bahan bakarnya yang oleh Toyota diklaim sangat irit. Sudah menjadi rahasia umum bahwa Kijang Innova selama ini dikenal dengan mesin yang boros BBM. Namun, pada Zenix ini, bahkan efisiensi Zenix non-hibrida disebut setara dengan mobil hibrida pertama Toyota, dan untuk Zenix Hybrid, efisiensinya menyamai mobil berteknologi plug-in hybrid electric vehicle (PHEV) pertama mereka.
Ini lah satu hal yang kami uji langsung dalam uji kendara jarak jauh ini. Caranya dengan membandingkan angka konsumsi BBM di layar multi-information display (MID) mobil dengan pengukuran manual menggunakan metode penuh ke penuh di SPBU.
Pada etape pertama dari Jakarta menuju tempat istirahat KM 379 Tol Trans Jawa di kawasan Batang, Jawa Tengah, pengemudi menggunakan gaya normal. Pedal gas dibejek saat kondisi jalan memungkinkan, tetapi tidak terlalu agresif.
Pada kondisi ini layar MID menunjukkan konsumsi BBM rata-rata 14,1 km per liter. Sementara pengukuran manual menunjukkan jarak 428,5 km menghabiskan 30,45 liter bensin oktan 92. Angka konsumsi BBM dengan perhitungan manual ini adalah 14,07 km per liter.
Pengukuran selanjutnya lebih banyak dilakukan di medan luar tol saat menuju dan berkeliling Kota Yogyakarta. Angka di MID menunjukkan konsumsi rata-rata 17.1 km per liter. Sementara perhitungan manual menghasilkan jarak tempuh 381,9 km menghabiskan 23,64 liter, alias konsumsi rata-rata 16,1 km per liter. Wajar lebih irit, karena pedal gas tidak diinjak terus menerus, sehingga sistem pengereman regeneratif sering aktif dan tenaga baterai banyak dipakai.
Pengetesan ketiga, saat perjalanan pulang kembali melewati jalan tol. Kali ini gaya pengemudi diubah menjadi sangat agresif. Pengukuran manual menunjukkan jarak 461,2 km menghabiskan 35,325 liter bensin. Artinya, konsumsi rata-ratanya hanya 13,05 km per liter!
Usai mengisi bensin di tempat istirahat tol tersebut, mobil kembali dikemudikan di tol dengan kecepatan konstan di kisaran 80-100 km per jam. Di sini, layar MID bahkan sempat menunjukkan angka konsumsi rata-rata 20 km per liter. Sementara perhitungan manual terakhir menunjukkan jarak 143,4 km menghabiskan 7,8 liter bensin, atau konsumsi rata-rata 18,38 km per liter.
Jadi dapat disimpulkan, efisiensi konsumsi BBM Innova Zenix Hybrid masih sangat dipengaruhi gaya mengemudi dan medan yang ditempuh. Jika ingin memetik hasil terbaik dalam konsumsi BBM, gaya mengemudi harus menerapkan gaya eco driving dan tidak terlalu agresif dalam menginjak pedal gas.