Toyota Kijang bersejarah panjang. Lahir sebagai mobil bak terbuka, lalu masyhur sebagai mobil keluarga Indonesia. Kini Toyota Kijang Innova Zenix ditenagai baterai pula. Harganya setengah miliar lebih.
Oleh
HERLAMBANG JALUARDI, Axel Joshua Halomoan Raja Harianja
·4 menit baca
AXEL JOSHUA HALOMOAN RAJA HARIANJA UNTUK KOMPAS
Mobil All New Toyota Kijang Innova Zenix Hybrid dipamerkan dalam acara peluncuran di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Senin (21/11/2022).
Toyota Kijang berevolusi makin keren saja. Mobil produksi Indonesia ini awalnya berbentuk bak terbuka pada 1977, dipakai untuk mengangkut sayur-mayur atau material bangunan. Lantas ia berubah jadi mobil favorit keluarga. Setelah ditambah embel-embel Innova, ia naik kelas, bahkan lalu jadi pilihan priayi dengan kursi individualnya. Kini, ia makin mentereng pakai baterai segala. Harganya sudah setengah miliar lebih.
Ada mitos yang melekat dengan Toyota Kijang, yakni mobil rakyat. Ini karena mobil ini laku keras bahkan sejak masih berwujud mobil bak terbuka. Generasi pertamanya dibikin sebanyak 1.168 unit dan langsung naik empat kali lipat pada tahun kedua.
Popularitasnya makin melejit pada 1981 ketika industri karoseri mengubah mobil bak terbuka ini jadi mobil yang lega untuk mengangkut keluarga. Toyota Kijang generasi kedua ini mendapat julukan ”Kijang Doyok” karena bentuknya yang kotak mengingatkan dengan karakter kartun Doyok yang kerempeng di harian Pos Kota kala itu.
Salah satu keunggulan ”Kijang Doyok” adalah mobil ini memiliki ”hidung” atau bonnet sebagai ruang mesin. Ini dianggap memberi kesan aman ketika terjadi tabrakan. Penempatan mesin di bagian depan juga menjadikan kabin lebih nyaman karena tidak terpapar panas mesin secara langsung. Selain itu, perawatannya dinilai gampang dengan onderdil yang tersebar di mana-mana.
AXEL JOSHUA HALOMOAN RAJA HARIANJA UNTUK KOMPAS
Mobil All New Toyota Kijang Innova Zenix Hybrid dipamerkan dalam acara seremonial di PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Karawang, Jawa Barat, Senin (21/11/2022).
Pada generasi ketiga yang bernama Kijang Super, kualitas manufakturnya lebih canggih dengan penggunaan full pressed body alias bodi mobil dicetak sehingga bentuknya presisi. Versi perbaikan generasi ini pada 1992 diklaim memakai bodi yang bebas dempul. Di era Kijang Super ini, Toyota Kijang makin moncer dengan mencetak penjualan 500.000 unit pada 1995, di usianya yang ke-18 tahun.
Karena sukses di pasaran sebagai mobil keluarga, Toyota fokus menjadikan Kijang sebagai kendaraan penumpang. Makanya, pada generasi keempat yang hadir tahun 1997, bentuknya lebih lembut, tak setajam model sebelumnya. Toyota Kijang generasi keempat ini mendapat julukan Kijang Kapsul dan makin laris. Lewat model ini, Kijang mencetak penjualan 1 juta unit yang dicapai pada Oktober 2003.
Setahun kemudian, generasi kelima hadir dengan nama Kijang Innova. Model ini membuat Kijang naik kelas. Mesinnya jadi 2.000 cc dengan teknologi variable valve timing intelligent (VVTI) yang lebih rumit. Wujudnya yang modern membuat Innova dicitrakan sebagai mobil kaum kelas menengah.
Kijang Innova generasi kelima ini bertahan lama. Suksesornya baru lahir tahun 2015 dengan nama Kijang Innova Reborn. Cita rasanya makin mewah saja. Apalagi, pada 2017, muncul satu varian baru bernama Venturer yang kursi baris keduanya memakai jok individual alias captain seat, seperti priayi saja. Banyak orang berduit yang pakai Venturer sebagai mobil harian selain punya mobil akhir pekan.
DOKUMEN HUMAS PT TOYOTA MOTOR MANUFACTURING INDONESIA (TMMIN)
Deretan mobil Toyota Kijang dari masa ke masa dipamerkan dalam acara seremonial di PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Karawang, Jawa Barat, Senin (21/11/2022).
Hibrida
Pada Senin (21/11/2022), generasi ketujuh akhirnya lahir juga. Namanya makin panjang: Toyota Kijang Innova Zenix. Ia hadir ketika elektrifikasi mobil sedang bergelora. Zenix tak mau ketinggalan. Ia muncul dengan dua dapur pacu: bermesin pembakaran internal saja serta paduan antara mesin dan motor listrik yang digerakkan baterai (hibrida).
Toyota mengklaim Zenix merupakan mobil hibrida pertama yang diproduksi di Indonesia. Mobil ini dibuat di pabrik PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) di Karawang, Jabar. Selain memenuhi pasar dalam negeri, mobil ini juga akan diekspor.
”Keseluruhan Kijang Innova baru ini direncanakan melanglang ke lebih dari 40 negara, mulai dari Asia, Afrika, Amerika Latin, hingga Timur Tengah, dengan rencana volume sebesar 8.500 unit per tahun pada tahun pertamanya,” kata Presiden Direktur PT TMMIN Warih Andang Tjahjono. Varian hibrida, khususnya, akan diekspor ke 13 negara di Asia, Amerika Selatan, dan Timur Tengah.
ARSIP PT TOYOTA ASTRA MOTOR
Interior Toyota Kijang Innova Zenix varian Q HV TSS terlihat mewah. Mobil bertenaga hibrida varian tertinggi ini dibanderol dengan harga Rp 611 juta on the road DKI Jakarta.
Dapur pacu Innova baru ini dibekali mesin bensin 4 silinder segaris berkapasitas 1.987 cc. Varian hibridanya ditambahi baterai berkapasitas 1,3 kWh yang tersimpan di bawah jok baris depan. Innova Zenix terbagi menjadi lima tipe berdasarkan jenis mesin dan kelengkapannya.
Toyota Innova Zenix bermesin bensin tipe G dibanderol dengan harga Rp 419 juta, dan Rp 467 juta untuk tipe V. Sementara untuk golongan hibrida, tipe G berharga Rp 458 juta, tipe V Rp 532 juta, dan tipe Q yang sudah dilengkapi Toyota Safety Sense (TSS) harganya Rp 611 juta. Itu harga berlaku on the road DKI Jakarta. Semua varian bertransmisi otomatis CVT sekuensial 10 percepatan.
Marketing Director PT Toyota Astra Motor Anton Jimmi Suwandy optimistis Innova Zenix bisa laku sebanyak 4.000 unit per bulan. Menilik sejarah panjang dan kuatnya citra jenama Toyota Kijang Innova, rasanya target itu tak berlebihan. Hanya saja, target pasarnya sudah bukan lagi rakyat jelata seperti ”Kijang Doyok” zaman dulu.
AXEL JOSHUA HALOMOAN RAJA HARIANJA UNTUK KOMPAS
Interior bagian depan Mobil Toyota Kijang Innova Zenix Hybrid saat dipamerkan dalam acara peluncuran di Grand Hyatt, Jakarta, Senin (21/11/2022).