Dengan wujud luar mempertahankan desain ikonik Mini, mobil listrik murni ini membuat pengendaranya bisa mewujudkan semangat “hijau” dengan gaya urban khas merek asal Inggris tersebut.
Oleh
DAHONO FITRIANTO
·5 menit baca
Zaman sekarang siapa pun dituntut untuk turut berkontribusi dalam upaya mengerem laju pemanasan global. Warga kota-kota besar dunia, terutama, perlu berada di garis depan upaya ini. Semangat hidup “hijau” ini pun bisa dilakukan tanpa meninggalkan cara hidup urban nan penuh gaya.
Semangat itu dicangkokkan dalam-dalam pada Mini Electric yang diluncurkan di Tanah Air pertengahan tahun lalu. Dengan wujud luar mempertahankan desain ikonik Mini, mobil listrik murni ini membuat pengendaranya bisa mewujudkan semangat “hijau” dengan gaya urban khas merek asal Inggris tersebut.
Gaya hidup urban ini perlu ditekankan, karena dengan baterai lithium-ion berkapasitas bersih 28,9 kWh dan jarak tempuh di bawah 200 kilometer (km) untuk sekali pengecasan sampai penuh, Mini Electric bisa dikatakan hanya dirancang untuk penggunaan di lingkup perkotaan. Seperti diakui oleh Presiden Direktur BMW Group Indonesia Ramesh Divyanathan dalam sambutannya saat peluncuran mobil listrik ini pada 8 Juni 2022 lalu.
“Dengan hadirnya Mini Electric, sekali lagi Mini menjadi pelopor dalam mobilitas perkotaan. Mini Electric membuka jalan menuju pengalaman berkendara yang berkelanjutan dan tetap tawarkan desain yang unik khas Mini serta tegaskan komitmen BMW Group Indonesia untuk menjadikan tahun 2022 sebagai The Year of E-Mobility,” tutur Ramesh pada kesempatan itu.
Di atas kertas, jarak tempuh Mini listrik ini memang tertulis 232 km berdasarkan siklus uji WLTP (worldwide harmonized light vehicles test procedure). Namun saat pengujian, dalam posisi baterai terisi 100 persen, layar multi-information display (MID) mobil menunjukkan jarak yang bisa ditempuh hanya 193 km. Ini dalam kondisi AC dinyalakan dan mode berkendara pada posisi Mid. Mobil dibekali empat mode berkendara, yakni Sport, Mid, Green, dan Green+.
Jarak tempuh mobil listrik seharga Rp 1,050 miliar (on the road, Jakarta, per November 2022) tersebut lebih rendah dibanding mobil-mobil listrik murni (battery electric vehicle/BEV) lain yang lebih dulu dipasarkan di Indonesia. Secara teori, jarak tempuh tersebut sebenarnya masih bisa membuat mobil bisa dibawa ke luar kota, katakan lah dari Jakarta hingga ke Bandung. Namun untuk menghindari kecemasan jarak tempuh (range anxiety) di jalanan, disarankan untuk menggunakan mobil ini di lingkungan dalam kota saja.
Mini sejati
Meski demikian, bukan berarti orang akan tidak mendapatkan apa-apa setelah membayar harga tersebut. Mini Electric yang dikembangkan dari basis mobil Mini 3 Door, ini, tetaplah sebuah Mini sejati yang menawarkan gaya tersendiri dengan ciri khasnya, baik secara desain maupun performa.
Dalam pengujian yang dilakukan awal November tahun lalu, terasa bagaimana rasa mengemudi Mini Electric ini masih khas Mini yang selalu bangga dengan istilah “gokart feeling”-nya. Mengemudi mobil ini bagaikan mengemudikan gokar dengan kemudi yang tajam dan pengendalian yang presisi.
Apalagi saat mode berkendara dipindah ke Sport (yang ditandai dengan nyala lampu indikator berbentuk gokar di panel instrumen), akselerasi mobil pun sontak terasa lebih bergairah. Motor listriknya yang mengeluarkan tenaga maksimum 184 HP mampu menghela mobil kecil ini dengan penuh semangat, walau kecepatan maksimumnya tidak bisa dibilang tinggi untuk ukuran mobil masa kini.
“Mini Electric adalah Mini ikonik dan tetap mempertahankan semua nilai historis Mini, namun ditambahkan dengan sentuhan masa depan. Kendaraan ini memadukan sensasi gokar legendaris, desain khas, dan kualitas premium dengan pengalaman mengemudi bebas emisi,” tutur Kidd Yam, Head of Mini Asia, saat peluncuran mobil ini.
Untuk menghemat pemakaian baterai di jalanan, Mini Electric juga dilengkapi dua mode pengereman regeneratif. Pada mode tinggi, pengereman regeneratif ini sangat terasa sehingga mobil memungkinkan dioperasikan dengan satu pedal saja alias one pedal operation.
Mobil dengan logo unik ini juga mudah digunakan dalam pemakaian sehari-hari. Baterainya masih bisa dicas dengan lancar di rumah dengan instalasi listrik berdaya 3.500 VA, walau memang butuh waktu cukup lama untuk mengisi sampai penuh dengan pengecas portabel bawaan mobil. Dalam posisi baterai masih tersisa 55 persen, pengecasan dimulai pada pukul 00.34 dan layar MID mobil memperkirakan baterai baru akan terisi penuh pada pukul 13.06. Ini dengan setting arus pengecas pada posisi terendah.
Beda ceritanya saat mobil dicas dengan pengecas cepat (fast charging) di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik untuk Umum (SPKLU) milik PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya di kawasan Gambir, Jakarta Pusat. Mini Electric sudah dilengkapi soket pengecas CCS 2 yang memungkinkan pengisian cepat dengan arus listik searah (direct current/DC) di SPKLU ini.
Hanya butuh waktu sekitar 50 menit untuk mengisi baterai dari posisi 59 persen ke 100 persen di SPKLU berdaya 87 kilowatt tersebut. Berdasarkan pengalaman pemakaian dan pengecasan mobil ini selama pengujian, Mini Electric bisa dicas setiap 2-3 hari sekali, dengan catatan pemakaiannya hanya menempuh jarak sekitar 40-50 km per hari.
Selebihnya, mengendarai Mini listrik ini hampir tidak ada bedanya dengan pengalaman mengendarai Mini konvensional. Kualitas material interior, hingga bentuk dan penempatan tuas-tuas kontrol di dasbor, nyaris tak ada bedanya dengan Mini biasa. Mobil ini juga sudah dilengkapi konektivitas ponsel Apple CarPlay dan Android Auto secara nirkabel yang memudahkan pengguna mengaktifkan aplikasi navigasi atau hiburan di layar utama mobil.
Pendek kata, Mini Electric diciptakan untuk mereka yang ingin tampil keren dan unik khas warga urban, tetapi yang memiliki kesadaran akan kondisi lingkungan hidup di sekitarnya dan semangat untuk turut berkontribusi membuat masa depan lingkungan ini lebih baik.