Hamper masih populer meski pandemi melandai. Kini, barang dipilih sesuai karakter dan favorit penerima. Biar erat dan makin dekat.
Oleh
Atiek Ishlahiyah Al Hamasy, WILLY MEDI CHRISTIAN NABABAN, Raynard Kristian Bonanio Pardede, YOSEPHA DEBRINA RATIH PUSPARISA
·4 menit baca
Meski pandemi mulai landai, semangat untuk berkirim hantaran atau populer disebut hamper masih menggelora. Mulai dari makanan, minuman, hingga aneka peralatan rumah tangga menjadi pilihan untuk menunjukkan kepedulian dan kasih kepada orang-orang terdekat. Biasanya barang dipilih sesuai karakter dan favorit penerima. Biar makin erat, katanya.
Pemilik jenama Carramica, Dea Carissa dan Tika, merasakan benar hal ini. Untuk Natal 2022, Dea dan Tika menyiapkan 7.500 paket hamper berisi aneka set alat makan, seperti piring, sendok, garpu, dan gelas berbahan keramik, dengan tampilan eksklusif.
Dari jumlah ini, sebesar 73 persen paket sudah terjual per 16 Desember lalu. Adapun satu pelanggan bisa memesan hingga 50 paket. Perusahaan juga tak ketinggalan memesan mulai dari 300 hingga 1.000 paket.
”Hamper kami ada di tiga big season, yakni saat Natal, Idul Fitri, dan Imlek. Biasanya pelanggan sudah pesan dari jauh hari, bahkan ada yang sebulan sebelumnya,” tutur Dea saat ditemui di tokonya yang berlokasi di Cengkareng, Jakarta Barat, Sabtu (17/12/1022).
Semula, bisnis hamper yang dimulainya pada Mei 2020 ini hanya melayani pesanan, tetapi permintaan meningkat. Bahkan, stok hamper yang akhirnya disediakan hingga 1.000 paket pada Natal 2020 ludes dua pekan sebelum Natal.
Hamper koleksi Natal di Carramica ini juga diincar pembeli yang tidak merayakan Natal untuk dikirim kepada mereka yang merayakannya. Begitu pula saat Lebaran. ”Bahkan ada yang order berulang kali pada momen Idul Fitri dan Natal,” ucap Dea.
Untuk Natal tahun ini, Carramica mengambil tema ”Sparkling Christmas”. Harga per paket mulai dari Rp 299.000 sesuai tipe keramik yang ditawarkan.
Selain alat makan, hamper berupa bunga atau pohon natal mini juga menjadi opsi. Petals milik Bellinda Rimbo yang berdiri sejak 2002 juga menerima ratusan pesanan menjelang Natal dari pelanggan di Jabodetabek.
Pohon natal mini yang dijual oleh Bellinda memiliki tinggi lebih kurang 30 sentimeter. Meskipun berukuran mini, daun yang digunakan berasal dari tanaman asli dari pohon nobilis fir (Abies procera) yang diimpor dari Belanda. Untuk satu pohon mini ini, biasanya Petals mematok harga Rp 1 juta per pohon.
Namun, pada Natal kali ini, Petals juga menghadirkan pohon natal mini yang cukup terjangkau di kisaran harga Rp 200.000 per pohon. Pohon ini terbuat dari daun plastik dan ditaruh di atas vas keramik berdiameter 14 sentimeter.
Yang menarik, vas keramik ini dibuat oleh para anak perempuan di lembaga pemberdayaan anak korban eksploitasi Rumah Faye. Tak hanya vas keramik, Petals juga memakai dompet kecil hasil karya anak-anak di Rumah Faye.
”Kami pakai vas dari Rumah Faye juga sebagai bentuk dukungan untuk anak-anak yang ada di sana,” ujarnya.
Meski variasi hamper makin beragam, bingkisan makanan tetap menjadi andalan. Salah satunya adalah Pia Madu di Penjaringan, Jakarta Utara, yang tetap diserbu pelanggan sejak akhir November 2022.
”Sejak akhir November, kami mulai melayani sekitar 80 pelanggan per hari. Semakin dekat tanggal perayaan Natal, semakin banyak pula jumlah pelanggan,” ujar pendiri Pia Madu, Vina Perdana.
Bisnis hamper yang beroperasi sejak 2012 ini bahkan terpaksa menutup gerainya di Pantai Indah Kapuk (PIK) Avenue untuk mengalihkan semua karyawan ke produksi hamper.
Vina menjelaskan, harga paket hampernya berkisar dari Rp 58.000 sampai Rp 1,8 juta. Hampir semuanya telah terjual atau dipesan. Pia Madu memiliki 11 desain hamper yang dapat dikustomisasi sesuai permintaan.
Isi di dalam hamper juga beragam, mulai dari pia madu, kue kering, piring, hingga penyegar ruangan. Semuanya dikemas di dalam kotak berbentuk rumah yang saat dibuka terdapat manusia salju.
Secara terpisah, Head of External Communications Tokopedia Ekhel Chandra Wijaya menuturkan, jumlah transaksi parsel kue kering naik hingga delapan kali lipat dan hamper meningkat lebih dari 14 kali lipat selama periode jelang Natal dan Tahun Baru.
Tukar kado
Ignatia Niken (26) tetap melanggengkan tradisi berbagi. Jika di tengah puncak pandemi Niken menyempatkan berkirim parsel atau hamper Natal, kini sambil bertatap muka ia mengembalikan tradisi tukar kado.
Sejalan dengan kebiasaan Natal di masa kecil, Niken berpendapat, budaya berbagi ini untuk berkumpul dan menebar keceriaan dengan orang lain.
Hal ini makin terasa kala dirinya masuk ke dunia kerja. Ia dapat melepas penat bersama orang-orang terkasih, menambah alasan tradisi tukar kado yang masih dijalankannya.
Selain bersilaturahmi, Niken menilai, kegiatan bertukar kado juga jadi sarana bertukar rezeki.
”Simbol persaudaraan dan sebagai sarana berbagi rezeki. Selain tukar kado, pasti ada sesi makan bersama juga,” ungkap Niken.
Natal sebentar lagi, belum terlambat untuk berbagi.