Momen Lebaran di tengah pandemi tahun ini membuat banyak orang berpikir untuk tidak semata-mata memberi hadiah.
Oleh
FRANSISCA ROMANA NINIK & DWI BAYU RADIUS
·5 menit baca
Momen Lebaran di tengah pandemi tahun ini membuat banyak orang berpikir untuk tidak semata-mata memberi hadiah. Bingkisan yang dikirimkan sebagai ganti kehadiran karena tak bisa bertatap muka diharapkan tidak hanya ”numpang” lewat saat Lebaran. Isi bingkisan bisa terus menemani penerima di waktu-waktu mendatang.
Semangat inilah yang diusung beberapa produsen bingkisan Lebaran. Selain unik, isi bingkisan juga bermanfaat bagi kesehatan dan lingkungan. Kita sudah akrab dengan parsel atau hampers berisi aneka kue kering dan cokelat nan lezat. Kini kita bisa memilih bingkisan berisi jamu, bahan pangan sehat, bibit tanaman, hingga masker dan cairan pencuci tangan.
Minuman sehat menjadi pilihan Jamu Mbak Suni. Pamor jamu tengah naik daun sebagai pendongkrak daya tahan tubuh saat wabah Covid-19 melanda. ”Awalnya saya ragu mau bikin hampers Lebaran karena tahun lalu antusiasme kurang. Ketika akhirnya memutuskan bikin, saya kaget dengan antusiasmenya. Baru keluarkan teaser saja sudah ada 30 pesanan,” tutur Sunita Bhagchandani, pemilik Jamu Mbak Suni, Rabu (20/5/2020).
Ada tiga paket yang ditawarkan, yakni Srigading berisi 3 botol jamu tradisional, 3 wedang rempah kering/jamu godhog, 2 gelas enamel, 2 sendok kayu, dan kartu ucapan. Semua masuk dalam tas sandang anyaman yang cantik. Paket Pulosari berisi 3 botol jamu tradisional, 3 kemasan wedang rempah kering/jamu godhog, 1 gelas enamel, 1 sendok kayu, dan kartu ucapan dalam tas keranjang anyaman. Paket Kemuning berisi 2 botol jamu tradisional, 3 kemasan wedang rempah kering/jamu godhog, dan kartu ucapan dalam tas keranjang anyaman.
Sunita menambahkan, pemesan bebas memilih jenis jamunya. ”Saya sarankan jamu yang rasanya bisa diterima lidah rata-rata orang, seperti beras kencur, kunyit asam, dan empon-empon manis,” katanya.
Pilihan wedang kering adalah wedang jahe, kencur, jeruk nipis (JKJ) yang jadi menu terlaris atau wedang uwuh. Wedang kering ini tinggal diseduh. Ada pula dua pilihan jamu godhog, yakni empon-empon (jahe merah, temulawak, kunyit, serai, kayu manis) dan imunitas (brotowali, cengkeh, pegagan, kunyit, jahe merah, meniran, temulawak).
Sunita bercerita, tak sedikit dari hampers tersebut dipesan dengan disertai tulisan permintaan pembeli yang berbunyi, ”Ayo minum jamu, biar sehat terus, jadi bisa ketemu lagi habis pandemi.”
Jamu Mbak Suni berdiri akhir tahun 2015 dengan penjualan secara daring. Awal tahun 2019, Sunita membuka kedai di Pasar Modern BSD, lalu membuka kafe di Gading Serpong. Awal tahun ini, dia membuka lagi kedai di Pasar Modern Bintaro.
”Saya memang suka minum jamu. Sejak kecil biasa minum jamu. Sewaktu saya bikin jamu dan tawarkan ke teman, ternyata responsnya positif. Saya buat jamu yang rasanya bisa diterima anak muda. Enak, tetap kental, khasiat tetap ada,” papar Sunita.
Dia pun membuka kafe jamu fusion, misalnya beras kencur latte, kunyit asam squash, dan kunyit asam Yakult yang paling digemari. ”Jamu, kan, kesannya kuno dan enggak enak. Dengan jamu buatan saya, setidaknya orang jadi mau mencoba,” imbuhnya.
Ayu Purbasari ikut mengincar peluang hampers dengan tema pangan sehat. Pemilik Sukacita Gift di Yogyakarta itu pun terkejut mendapati permintaan yang cukup tinggi. Dalam tiga hari saja, sekitar 50 pesanan masuk. Tidak hanya dari Yogyakarta, pesanan juga datang dari Bali, Jakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Keunikan menjadi andalan bingkisannya. Ayu mengisinya antara lain dengan beras organik, empon-empon, wedang uwuh, dan gula batu.
Konsumen tertarik karena di tengah pandemi, mereka berupaya hidup sehat, termasuk mengirim bingkisan berisi makanan dan minuman alami. ”Orang khawatir jatuh sakit. Mereka ingin meningkatkan imunitas,” kata Ayu, yang juga pegiat pangan lokal.
Ia membeli isi hampers dari pasar tradisional dan koperasi petani untuk mendukung pekerja agraris kecil. Ayu memasukkan pula kue kering, gelas, dan kartu ucapan dalam kemasan keranjang bambu cantik.
Bingkisan Lebaran unik juga ditawarkan Kebun Kumara yang konsepnya sehat dan berkelanjutan. Mulai dari bibit yang bisa dimakan, bahan yang digunakan sebagai kemasan, juga minuman dan teh sehat yang ditawarkan memiliki nilai lebih dari sekadar hadiah.
Bingkisan itu merupakan a gift that keeps on giving. ”Maksudnya, bibit-bibit edible yang kami jual dalam hampers ketika ditanam dan dirawat akan menghasilkan bumbu dan sayuran yang dapat dipetik dan dinikmati hasil panennya,” ungkap salah satu pendiri Kebun Kumara, Siti Alia Ramadhani.
Jadi, ketika kita memberi bingkisan Kebun Kumara kepada orang lain, isinya tidak sekali habis, tetapi akan terus memberikan hadiah berupa hasil panen dalam jangka panjang. Ide ini muncul mengingat bingkisan Lebaran umumnya berupa makanan yang sekali habis.
Setiap bingkisan berisi bibit dan media tanam sebagai awal memulai kegiatan berkebun di rumah. Untuk minuman, Kebun Kumara menawarkan pilihan minuman segar dan vegan sebagai alternatif yang lebih sehat.
”Tidak hanya itu, kami juga ingin mengenalkan hobi atau kegiatan baru yang dapat dilakukan di rumah. Terlebih karena situasi pandemi sekarang ini, banyak orang menemukan kesenangan ketika berkebun dan ingin membagikan kebahagiaan kepada kerabat dan keluarga,” lanjut Alia.
Saat awal pandemi, tentu kita ingat betapa langkanya masker dan cairan pembersih tangan. Situasi ini mengilhami Mustika Candrawardani, pemilik Tite Gift, untuk membuat bingkisan Lebaran berisi masker dan cairan pembersih tangan. Masker kain produksi sendiri ini dibuat untuk mendorong masyarakat beralih dari masker medis yang saat itu lebih dibutuhkan tenaga kesehatan.
Tite Gift menawarkan paket hampers Survival Kit berisi dompet kantong kecil, dua masker kain, dan sebotol cairan pembersih tangan. ”Idenya lalu berkembang. Kami menggabungkan masker dan pembersih tangan dengan produk tas pakai ulang sebagai paket hampers Shopping Kit agar dapat digunakan sebagai perlindungan penerima hampers ketika harus keluar rumah berbelanja kebutuhan pokok,” ucap Mustika.
Bingkisan Lebaran dari Tite Gift berwarna dasar biru tua untuk semua produk, baik polos maupun dengan paduan dekorasi motif geometris warna terang sehingga kontras. Isi hampers tersebut dikemas dalam karton elegan warna senada dengan produknya. Begitu diluncurkan, kedua paket bingkisan tersebut langsung menjadi produk terlaris Tite Gift.
Meskipun bingkisan diberikan saat Lebaran, makna dan manfaatnya akan terus bertahan.