Menjajal SMOTO TC-Max yang Tampil Retro
SMOTO mencoba memperkenalkan sepeda motor listrik dengan menyasar pasar premium, tempat orang-orang menunggang motor listrik sebagai gaya hidup.
Pasar produk sepeda motor listrik makin marak dengan makin banyaknya agen pemegang merek dan manufaktur yang bermain di Tanah Air. Salah satunya PT SMOTO Electric Indonesia yang menghadirkan produk perdananya, yaitu SMOTO TC dan TC-Max, dengan model retro sport pada Oktober lalu di Jakarta.
SMOTO mencoba memperkenalkan sepeda motor listrik dengan menyasar pasar premium, tempat orang-orang menunggang motor listrik sebagai gaya hidup.
Pada tahap awal, APM ini menggandeng mitra produsen dari China, Vmoto, yang menjadi salah satu pemain terbesar sepeda motor listrik di negeri ”Tirai Bambu” itu. PT SMOTO Electric Indonesia ke depan menargetkan dapat memproduksi sendiri 100 persen sepeda motornya di dalam negeri, tepatnya di Tangerang.
Akhir Oktober lalu, SMOTO meminjamkan unit tes motor varian TC-Max untuk dicoba dalam uji kendara harian.
Gaya hidup
Bukan tanpa alasan SMOTO memboyong model sport retro yang belakangan sedang menyedot selera pasar domestik ini. Sebagian APM pemain lama lebih banyak fokus pada motor model skuter untuk penggunaan harian, meski sudah ada juga APM yang memboyong motor model sport. Selain urusan model ini, ukuran bodi SMOTO TC-Max terbilang pas untuk rata-rata postur orang Indonesia.
Tampilan TC dan TC-Max yang klasik, sporty, tetapi elegan memang menyedot perhatian orang di jalanan, apalagi saat berhenti di lampu merah. Tampang standarnya saja bisa jadi acuan modifikator yang ingin mengadopsi gaya retro sport modern. Mulai dari lampu depan full LED bundar dengan DRL, lekukan sektor bodi tengah dan tangki, kontur jok hingga ekor menjadi satu kesatuan konsep yang manis.
Pengaplikasian rear hugger pada ekor yang menjadi dudukan lampu rem, lampu kota, dan lampu sein berikut pelat nomor terasa memperkuat aura gaya klasiknya. Meski penempatan ini bukan tanpa risiko di jalanan di Jakarta yang penggunanya sering kali serba terburu-buru di tengah kemacetan. Serudukan keras di bagian belakang dapat sekaligus merontokkan semua komponen penting yang menempel pada hugger karena posisinya berada paling menonjol di belakang.
Motor ini memang didesain untuk pengendaraan dalam kota sehingga penunggangnya bisa menikmati cita rasa motor listrik. Cocok untuk fun ride, berkendara bareng komunitas, jalan ke kafe atau mal. TC-Max bukan untuk pekerja komuter harian dari kota penyangga ke tengah Jakarta, apalagi touring yang menjelajah lebih dari 100 kilometer dalam sehari. Dengan opsi baterai tanam (nonswap), pengendara harus berhitung betul dengan jarak jangkauan motor.
Pengendara yang membutuhkan jangkauan lebih jauh dapat menjatuhkan pilihan ke varian TC yang dapat bertukar baterai dengan dua slot, meski performa tarikannya tidak segalak TC-Max.
Baca juga: Sepeda Motor Listrik Diprioritaskan
Pengisian baterai
Saat kondisi indikator baterai mulai berkedip di spidometer, pengisian baterai bisa dilakukan di rumah. Pengisian di rumah ini memakan waktu sekitar 6-9 jam dengan adaptor pengecas bawaan motor, tergantung kondisi pemakaian listrik di rumah. Lampu adaptor pengecas baterai menyala merah saat pengisian dan akan menyala hijau saat baterai sudah penuh. Soket pengisian baterai dengan penutup sil karet terletak di bagian samping kanan bodi di bawah jok.
Pengisian baterai disarankan tak menggunakan gulungan kabel extension karena kemungkinan dapat mengurangi kekuatan arus listrik sehingga tidak optimal. Adapun panjang kabel pengisian baterai dari stop kontak hingga ke soket di motor hanya sekitar 2,5 meter. Kabel ini sengaja dibuat pendek agar praktis dibawa di motor sehingga keberadaan stop kontak pengisian di garasi menjadi penting. Pengisian daya ini selain melalui bodi motor juga bisa langsung ke baterai motor melalui soket di sisi atasnya.
Setelah baterai penuh, informasi terpenting bagi pengendara yang tertera pada indikator di spidometer adalah jarak tempuh dan status baterai layaknya indikator bensin pada motor mesin konvensional.
Ergonomi
Impresi unik pertama kali menyalakan motor listrik ini adalah bebunyiannya. Saat tombol unlock pada remoteditekan akan terdengar bunyi pada motor yang menandakan respons. Setelah itu, ketika memencet tombol power yang terletak di antara setang dan tangki, akan muncul bunyi mirip suara laptop saat pertama kali dinyalakan.
Begitu indikator ready di spidometer menyala, tuas gas langsung siap ditarik dan motor akan mengantar Anda dalam keheningan dan nirgetaran. Suara lirih hanya terdengar dari putaran dinamo dan decit sabuk karet penyalur tenaga ke roda belakang.
Tampilan spidometer bundar bergaya klasik menampilkan kecepatan dengan jarum. Info penting lainnya yang ditampilkan layar digital di sampingnya meliputi mode kecepatan yang dipilih, jarak jangkauan, odometer, dan status baterai dalam persen maupun indikator batang.
Posisi pengendaraan sporty yang agak menunduk masih terasa nyaman untuk pengendaraan dalam kota. Tinggi jok 770 milimeter yang terasa empuk dapat dijangkau dengan mudah bagi kebanyakan orang Indonesia.
Batang setang yang melebar memberikan posisi pengendaraan yang penuh kendali dan terasa nyaman. Letak pijakan kaki (footstep) agak mundur ke belakang dari posisi saat kaki lurus memijak tanah sehingga lutut ke bawah aman dari benturan dengan pijakan tersebut.
Manuver motor dengan jarak sumbu roda 1.330 milimeter (mm) terasa pas dan cukup gesit untuk berkelit di kemacetan. Distribusi bobot komponen terberat seperti dinamo motor dan baterai seberat 22 kilogram (kg) yang terfokus di bawah tangki terasa seimbang sehingga membuat manuver terasa stabil.
Rebound dan kompresi suspensi depan model upside down dengan jarak main (travel) 280 milimeter dan monosok di belakang terasa optimal baik di jalanan aspal mulus maupun agak bergelombang. Pengereman roda depan dan belakang yang mengadopsi sistem cakram dengan pengoperasian combi brake system (CBS) cukup pakem dan memudahkan pengendalian laju motor bagi pengendara newbie sekalipun. Pengendara praktis tinggal fokus tarik gas, rem, dan kendali setang saja layaknya menunggang motor matik.
Baca juga : Mendorong Peralihan Penggunaan Sepeda Motor Listrik
Kompartemen di tangki yang bisa terbuka keatas berfungsi untuk membawa pengisi daya beserta kabelnya ke mana pun kita pergi. Pengendara membutuhkan tas ransel atau boks ekstra untuk kebutuhan lain, seperti jas hujan, karena tidak ada sisa ruangan bagasi. Fitur keamanan ditunjang dengan sensor pada standar samping yang akan menonaktifkan motor layaknya skuter matik.
Performa dinamo
Dengan setting mode berkendara 3, tarikan torsi instan motor terasa sangat responsif sejak awal putaran tuas gas khas motor listrik. Mode ini terasa lebih enteng untuk menjelajahi jalanan dalam kota dan salip menyalip. Tanjakan-tanjakan khas perkotaan, seperti jembatan layang atau tanjakan ramp masuk parkiran gedung bertingkat, dengan mudah dan enteng dapat dilalui motor ini. Di atas kertas, TC-Max mampu melahap sudut tanjakan hingga 14 derajat.
Dinamo motor high central power/mid engine bertenaga 5.000 watt disematkan pada motor TC-Max sebagai jantung penggerak motor yang mengadopsi produk Vmoto model Super Soco dari negeri asalnya. Motor listrik ini mampu menghasilkan torsi sebesar 180 Nm dan tenaga 5.100 watt. Baterai litium 72 volt 60 A yang ditanamkan pada posisi tangki yang terletak di atas dinamo bisa dilepas meski tidak menganut sistem baterai tukar, kecuali pada model TC. Tenaga dinamo disalurkan ke roda belakang dengan sabuk karet.
Motor memiliki tiga mode pengendaraan mulai dari mode 1 hingga 3 yang membatasi kecepatan maksimum dan berpengaruh ke jangkauan jelajah. Pada mode 1 atau mode paling ekonomis, daya jelajah mencapai 140 km dengan kecepatan maksimum 55 km per jam (kpj). Mode kedua, kecepatan maksimum mencapai 75 kpj dengan jangkauan 90 km. Adapun mode 3 kecepatan maksimum mencapai lebih dari 100 kpj dengan jangkauan hanya 70 km. Angka 70 km ini terasa tanggung untuk keseharian bermotor di Jakarta. Oleh sebab itu, kombinasi antarmode bisa dipraktikkan untuk menghemat baterai. Perubahan antarmode dapat dilakukan pada saat motor berjalan.
Pengendara harus mulai waspada saat indikator baterai berkedip di angka sekitar 17 persen karena jangkauannya hanya menyisakan tak lebih dari 20 km. Pada kondisi ini, saatnya beralih penuh ke mode 1 yang berarti cukup jalan pelan-pelan saja. Sesekali saat kita perlu menyalip atau melibas tanjakan, motor dapat diubah ke mode 3 dan dikembalikan ke mode 1 lagi untuk menghemat baterai.
Jadi, Anda harus pandai berhemat baterai untuk bergaya dengan TC-Max seharga Rp 98 juta (on the road di Jakarta) ini. Namun, nantinya, dengan semakin banyak stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) yang tersedia, semoga berkendara dengan motor listrik semakin nyaman. (RIZA FATHONI)
Baca juga: Di Balik Keuntungan Sepeda Motor Listrik Tanpa Suara