logo Kompas.id
Gaya HidupNama Jalan
Iklan

Nama Jalan

Para pahlawan biasanya berjuang untuk kepentingan kelompok sendiri, ada pamrih. Pembelot yang bukan pengkhianat berkorban untuk keyakinan dan kepentingan lebih besar: kemanusiaan yang adil dan beradab.

Oleh
Ariel Heryanto
· 5 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/RjYrNIYw8wEkwKmvKVdT3Qv7EQI=/1024x951/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F11%2Fkompas_Ariel-Heryanto_1636723663.jpg
KOMPAS/RIZA FATHONI

Ariel Heryanto

Seorang mahasiswa mati tertembak dalam demonstrasi anti-Soekarno tahun 1966. Menurut Arief Budiman, tokoh aktivis Angkatan 66, para aktivis tak ada yang mengenalnya. Menurut yang mengenal almarhum, ia bukan seorang aktivis. ”Mungkin ia penonton sial. Kena peluru nyasar karena terlambat tiarap,” seloroh Arief.

Namun, ia dipahlawankan Orde Baru, untuk mencemarkan wibawa pemerintah Soekarno. Nama Arif Rahman Hakim dipakai menjadi nama jalan di beberapa kota. Juga untuk nama masjid di Kampus Salemba, Universitas Indonesia, selain nama stasiun radio swasta di Jakarta.

Editor:
Mohammad Hilmi Faiq
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000