Senator AS Tuding Facebook Ketahui Bahaya Instagram Bagi Remaja
Senator Amerika Serikat mengecam Facebook, Inc terkait perlindungan pengguna muda aplikasinya. Di sisi lain, Facebook mengakui telah memperbaiki platformnya.
Oleh
ELSA EMIRIA LEBA
·4 menit baca
WASHINGTON DC, SELASA - Senator Amerika Serikat mengecam Facebook, Inc terkait perlindungan pengguna muda aplikasinya, Kamis (30/9/2021). Hal ini lantaran penelitian internal Facebook yang bocor yang menunjukkan raksasa media sosial itu menyadari bagaimana aplikasi Instagram membahayakan kesehatan mental remaja.
Sidang di depan Subkomite Senat untuk Perlindungan Konsumen, Keamanan Produk, dan Keamanan Data itu berlangsung setelah Wall Street Journal (WSJ) merilis beberapa liputan pada September tentang dampak Instagram terhadap remaja. Media ini melaporkan, Facebook tahu Instagram menyebabkan beberapa gadis remaja, khususnya, merasa buruk tentang citra diri mereka.
“Penelitian ini adalah sebuah bom. Ini adalah bukti yang kuat, mencekam, dan mengejutkan bahwa Facebook mengetahui efek berbahaya dari situsnya pada anak-anak, dan bahwa Facebook telah menyembunyikan fakta dan temuan tersebut,” kata Senator Richard Blumenthal dari Demokrat, selama persidangan.
Para senator menekan Facebook dalam beberapa tema utama, termasuk soal data identifikasi yang dikumpulkan Facebook pada pengguna di bawah usia 13 tahun dan sejauh mana perusahaan memandang pengguna muda sebagai elemen pertumbuhan bisnis. Senator juga mengonfirmasi apakah Facebook mengetahui bahwa Instagram membuat beberapa anak mempertimbangkan untuk bunuh diri.
Hadir dalam sidang virtual itu yang mewakili Facebook adalah Kepala Keamanan Global Facebook, Antigone Davis. Davis membantah kesimpulan komite Senat dan berita WSJ tersebut selama persidangan.
Davis mengatakan, Facebook menyadari, laporan terbaru telah memicu banyak pertanyaan tentang riset internal mereka, termasuk riset yang dilakukan untuk memahami pengalaman orang muda di Instagram. Namun, mereka sangat tidak setuju bagaimana laporan itu menggambarkan perusahaan.
Hal ini lantaran riset juga menunjukkan remaja mengklaim Instagram membantu mereka menghadapi isu yang dialami remaja. Menurut Davis, faktanya, salah satu slide dalam artikel mencantumkan survei 12 isu serius, seperti kesepian, kecemasan, kesedihan, dan gangguan makan. Remaja perempuan lebih mungkin mengatakan Instagram membantu mereka dalam 11 dari 12 isu tersebut, bukan memperburuk.
“Itulah alasan kami melakukan riset, untuk membuat platform kami lebih baik untuk meminimalkan hal buruk dan memaksimalkan hal baik, dan secara proaktif mengidentifikasi di mana kami bisa berkembang,” kata Davis.
Ia memberi contoh upaya apa saja yang Facebook telah lakukan dalam memperbaiki platformnya, salah satunya dengan membuat kecerdasan buatan untuk mengidentifikasi bunuh diri di platform. Facebook juga sedang bekerja untuk merilis studi internal tambahan dalam upaya untuk lebih transparan tentang temuannya.
Namun, penjelasan Davis tetap dipertanyakan. “Anda telah memilih bagian dari penelitian yang menurut Anda membantu Anda sekarang,” kata Senator Ted Cruz dari Republik, sembari menuntut Facebook berkomitmen untuk merilis penelitian penuh tentang hubungan antara Instagram dan bunuh diri remaja.
Sidang kedua direncanakan pada pekan ini, Selasa (5/10/2021). Sidang ini akan menghadirkan pelapor utama, Frances Haugen, yang membawa puluhan ribu lembar dokumen internal setelah dulu bekerja di Facebook. Sedangkan Facebook, yang didirikan Mark Zuckerberg, menyatakan tidak akan membalas pelapor ini karena telah memberi dokumen rahasia itu dengan para senator.
Dampak ke remaja
Sejak pertengahan September lalu, Wall Street Journal merilis dokumen internal Facebook tentang operasional perusahaan ini secara berseri yang disebut sebagai Facebook Files. Salah satu dokumen yang menjadi perhatian adalah penelitian internal tentang dampak media sosial terhadap penggunanya.
Penelitian berjudul Social comparison on Instagram itu meneliti 100.000 orang selama Maret dan April 2020 di sembilan negara, termasuk Amerika Serikat, Australia, dan Brasil. Wall Street Journal melaporkan, dari dokumen itu terlihat Facebook tahu bahwa Instagram membahayakan kesehatan mental sebagian gadis remaja dan pengguna muda.
Menurut data yang dilaporkan WSJ, 32 persen gadis remaja yang disurvei mengatakan, mereka merasa buruk tentang tubuh mereka. Instagram membuat mereka merasa lebih buruk.
Selain itu, keberadaan akun selebritas di media sosial juga memengaruhi pengguna Instagram. Peneliti menemukan, akun selebritas adalah beberapa akun yang paling sering dilihat responden yang membandingkan tingkat sosial di Instagram, khususnya perbandingan yang bersifat negatif.
Pengikut penyanyi Ariana Grande, selebgram Kendall Jenner, dan penyanyi Katy Perry, misalnya, merasakan perbandingan sosial yang lebih negatif. Sedangkan, pengikut komedian Ellen DeGeneres, aktor Amerika Will Smith, dan pesepak bola Brasil Neymar mengklaim merasa perbandingan sosial yang kurang negatif.
Facebook tidak mempelajari lebih jauh apakah paparan pengguna ke akun selebriti tersebut menyebabkan perasaan negatif tentang diri mereka sendiri. Namun, peneliti Facebook mencatat, perusahaan dapat bermitra dengan para selebritas untuk berkampanye dalam mengurangi perbandingan yang negatif.
Temuan itu penting mengingat Instagram membantu merintis munculnya pemengaruh media sosial (influencer). Instagram juga merekrut selebritas agar menggunakan aplikasinya pada awalnya.
Adapun kejadian ini akhirnya menjadi salah satu dorongan agar Facebook untuk menunda pengembangan aplikasi Instagram Kids, aplikasi berbagi foto khusus anak di bawah usia 13 tahun, baru-baru ini. Sejak awal, rencana pengembangan aplikasi ini dikritik sebab berisiko terhadap kesehatan mental anak. (Reuters/CNBC/BBC)