Hobi Baru untuk Menghilangkan Kebosanan dan Stres Selama Pandemi Covid-19
Banyak kebiasaan dan hobi baru yang dimunculkan orang selama pandemi Covid-19. Ada yang bikin kue karena suka camilan. Ada pula yang bikin lagu dengan tema perubahan perilaku orang di tengah pandemi.
Oleh
INSAN ALFAJRI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pandemi Covid-19 membuat orang lebih banyak menghabiskan waktu di rumah. Selama berdiam di rumah, sejumlah warga mempunyai aktivitas baru atau melakukan lagi aktivitas yang sudah lama ditinggalkan.
Di Bandung, Jawa Barat, pasangan suami istri Nurul Hidayat dan Dila Anindita membuat kue selama pandemi Covid-19. ”Kami doyan ngemil. Daripada jajan melulu, mending belajar bikin. Kalau bisa, jadi duit sekalian,” kata Dila yang dihubungi dari Jakarta, Minggu (20/12/2020).
Sebelum menikah, keluarga Dila sering bikin kue. Selama pandemi Covid-19, dia mencoba resep berbagai kue dan mencocokkannya sesuai selera. ”Kebetulan ada tanteku yang sekolah kuliner dan dia suka bagi-bagi resep,” ujarnya.
Kegiatan yang awalnya untuk mengatasi rasa bosan di rumah ini mulai menuai hasil. Mereka pernah menerima pesanan dari sebuah pabrik sebanyak tujuh batch. Satu batch berisi 20 kotak. ”Kalau bisa, usaha ini tetap lanjut meski pandemi sudah kelar. Tetapi, ya, ngumpulin modal dulu untuk beli peralatan yang lebih oke,” tambahnya.
Di Tangerang Selatan, Banten, Li Fongko Koo, admin media sosial Pustaka Peranakan Tionghoa, bekerja dari rumah sebab museum tutup selama pandemi Covid-19. Di sela-sela waktu luang, dia punya hobi baru, yakni menonton video membuat keterampilan berprinsip lakukan sendiri (do it yourself/DIY).
”Ini untuk mengurangi kebosanan tinggal di rumah dan menghilangkan stres. Setidaknya bisa melakukan sesuatu selain membaca buku, olahraga, dan kerja,” katanya.
Pasangan Yovantra Arief dan Scholastica Gerintya Saraswati di Jakarta membuat lagu tentang berubahnya kebiasaan orang selama pandemi Covid-19. Kebiasaan itu antara lain mendadak berkebun, belajar memasak, hingga menjadi gendut lantaran diperbudak camilan.
”Aku melihat teman-temanku jadi gendut, belajar memasak, hingga mendadak berkebun. Biasanya ini cuma jadi bahan obrolan sesama teman. Tetapi, jarang ada yang betul-betul mencatat dan menyatakan bahwa ada hal yang berubah, loh, dari hidup kita,” ujarnya.
Dari berbagai pengalaman teman-teman sekaligus pengalamannya dengan pasangan, Yovantra menggubah lirik. Dia lalu berduet dengan Tya. Butuh waktu sekitar dua minggu untuk menggarap lagu berjudul ”Lagu yang Malas” itu. ”Aku numpang nyanyi doang. Yang bikin Mas Yoyon (Yovantra),” kata Tya.
”Lagu yang Malas” berkisah tentang pasangan yang setiap hari di rumah saja. Mereka sudah menjajal berbagai aktivitas. Namun, rasa bosan tetap menggelayut. Waktu pun berlalu begitu saja tanpa pernah berpamitan kepada mereka.
”Pagi begitu cepat hilang. Meninggalkan kita di ranjang. Bangun kesiangan. Telat meeting, telat deadline. Oh, sialan!” demikian penggalan lirik lagu itu. Untuk saat ini, lagu berdurasi dua menit dengan video ilustrasi kucing itu bisa didengar di Instagram @gerintya.
Kalau bisa, usaha ini tetap lanjut meski pandemi sudah kelar. Tetapi, ngumpulin modal dulu untuk beli peralatan yang lebih oke.
Menyenangkan
Yovantra yang juga peneliti di Remotivi menambahkan, dulu pernah ada sebuah kementerian menggelar sayembara lagu terkait pandemi Covid-19. Namun, materi lagunya terkesan sebagai penyuluhan protokol kesehatan saja. Padahal, pandemi mengubah ritme hidup. Cerita tentang perubahan itu sangat layak didokumentasikan dalam bentuk apa pun, termasuk lagu.
Dia, misalnya, sejak dulu suka memasak, tetapi sekadar untuk menyajikan makanan sederhana. Sejak pandemi Covid-19, dia lebih intens di dapur. Ternyata, aktivitas itu menyenangkan sekaligus mengefisienkan biaya harian.
”Pandemi ini membuat orang menengok kembali keterampilan hidup mendasar yang di masa normal mungkin terlupakan,” kata Yovantra.
Dalam dua-tiga bulan pertama masa pandemi Covid-19 di Indonesia, harian Kompas sempatmencermati fenomena menarik di kalangan masyarakat urban, yakni kemunculan hobi-hobi baru atau hobi lama yang sempat ditinggalkan bersemi kembali. Salah satu hobi yang menonjol adalah terkait dengan dunia masak-memasak.
Sebelum pandemi, dunia masak-memasak memang sudah cukup populer serta digaungkan oleh media dengan sangat memikat. Meskipun begitu, di era sebelum pandemi, banyak orang urban yang sehari-hari tenggelam dalam kesibukan padat tak sempat menyentuh keterampilan hidup mendasar, seperti memasak (Kompas, 20/12/2020).