Diproduksi di China, BMW iX3 Siap Didistribusikan ke Seluruh Dunia
Mobil listrik murni terbaru dari BMW, BMW iX3, sudah mulai diproduksi di pabriknya di Shenyang, China, akhir September lalu. Ini adalah model ketiga yang menyandang nama BMW i setelah BMW i8 dan BMW i3.
Oleh
Dahono Fitrianto
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Mobil listrik murni terbaru dari BMW, BMW iX3, sudah mulai diproduksi di pabriknya di Shenyang, China, akhir September lalu. Pada November mendatang, mobil berbentuk sport activity vehicle (SAV) tersebut siap diserahkan ke pelanggan pertama.
Demikian disampaikan Wieland Bruch, juru bicara BMW bidang BMW i dan Elektromobilitas, dalam jumpa pers secara virtual untuk wartawan di kawasan Asia Tenggara dan Australia, Rabu (28/10/2020). Turut hadir dalam acara ini Merten Jung, Manajer BMW Electric Powertrain.
BMW iX3 dikembangkan dengan basis platform BMW X3 yang sudah lebih dulu beredar di dunia, termasuk di Indonesia. Berbeda dengan dua pendahulunya, yakni BMW i8 dan BMW i3, yang diproduksi di pabrik khusus BMW i di Leipzig, Jerman, BMW iX3 diproduksi di pabrik yang sebelumnya memproduksi BMW X3 di Shenyang. Pabrik ini akan menjadi pusat produksi iX3 untuk seluruh dunia.
Produksi sudah dimulai akhir September lalu dan penyerahan ke pembeli di China akan dilakukan bulan November. Mobil ini baru akan tiba di Eropa sekitar akhir Januari 2021.
”Sebelumnya kami sudah memproduksi BMW X3 di pabrik di Shenyang tersebut, kemudian kami tambahkan kapasitas untuk memproduksi mobil listrik murni. Jadi, jalur perakitannya berbagi dengan jalur perakitan BMW X3 untuk pasar domestik China. Produksi sudah dimulai akhir September lalu dan penyerahan ke pembeli di China akan dilakukan bulan November. Mobil ini baru akan tiba di Eropa sekitar akhir Januari 2021, baru kemudian menyusul negara-negara lain,” ujar Bruch dalam jumpa pers virtual itu.
BMW iX3 adalah mobil listrik murni pertama BMW yang berwujud SUV (pabrikan asal Bavaria ini menyebutnya SAV). Dengan peluncuran mobil ini, BMW X3 menjadi model pertama BMW yang memiliki pilihan tenaga penggerak (Power of Choice) paling lengkap, mulai dari mesin bensin hingga diesel, sistem plug-in hybrid electric vehicle (PHEV), hingga mobil listrik murni (battery electric vehicle/BEV).
Mobil yang dari luar berbentuk sama dengan BMW X3 generasi terbaru ini menerapkan teknologi penggerak elektrik BMW eDrive generasi kelima. Pada generasi ini, BMW mengklaim kemajuan besar diraih di sektor kerapatan energi baterai (power density), daya jelajah, bobot mobil, kebutuhan ruang instalasi baterai di dalam mobil, dan fleksibilitas.
Motor listrik, sistem elektronik penyaluran tenaga, teknologi pengecasan, dan baterai bertegangan tinggi pada iX3 semuanya baru, dan kelak akan digunakan pada mobil listrik berikutnya, yakni BMW iNEXT dan BMW i4 pada tahun 2021.
BMW iX3 mengusung baterai lithium-cobalt berkapasitas 80 kWh yang pada saat terisi penuh memiliki daya jelajah sejauh 460 kilometer berdasarkan siklus pengujian WLTP (Worldwide Harmonised Light Vehicles Test Procedure) dan hingga 520 kilometer berdasarkan siklus pengujian NEDC (New European Driving Cycle).
”Mobil ini dilengkapi sistem pengecasan AC ataupun DC untuk pengecasan cepat. Dengan pengecasan DC berdaya 150 kilowatt (kW), baterai iX3 bisa terisi dari
0-80 persen dalam waktu 34 menit dan dari 10-80 persen sekitar 30 menit. Atau dengan kata lain, dalam waktu 10 menit, baterai terisi cukup untuk menempuh jarak 100 kilometer,” ujar Merten Jung.
Motor listrik terbarunya mengeluarkan tenaga maksimum setara dengan 286 HP dan torsi maksimum 400 Nm. Akselerasi 0-100 kilometer per jam diklaim diraih dalam waktu 6,8 detik. Sebagai perbandingan, BMW X3 30i mencatat waktu 6,4 detik untuk akselerasi yang sama. Kecepatan maksimum iX3 dibatasi secara elektronik pada 180 kilometer per jam.
Strategi elektrifikasi
Bruch menambahkan, peluncuran iX3 merupakan bagian dari strategi BMW untuk mendorong penjualan mobil berteknologi elektrifikasi, yang terdiri dari mobil berteknologi PHEV dan BEV. ”Saat ini ada sekitar 600.000 mobil BMW berteknologi EV yang telah terjual di seluruh dunia. Dari jumlah tersebut, sebanyak 200.000 di antaranya BMW i3 yang merupakan mobil listrik murni. Artinya, 400.000 unit sisanya adalah mobil berteknologi PHEV. Pada tahun 2030, kami berencana menjual tidak kurang dari 7 juta mobil berteknologi EV, di mana dua pertiganya adalah mobil listrik murni. Jadi akan ada pergeseran, dari mayoritas mobil PHEV menjadi mayoritas BEV,” katanya.
Bruch juga menyampaikan, ke depan akan ada model BMW M dari mobil listrik yang diproduksi BMW. ”Mr Flasch (Markus Flasch, CEO BMW M) sudah mengatatakan, BMW i4 akan menjadi basis yang tepat untuk varian elektrik pertama dari BMW M. Jadi BMW M juga akan masuk ke elektrifikasi,” ujarnya.
Pihak BMW Group Indonesia belum memastikan kapan BMW iX3 ini akan dipasarkan di Tanah Air. Selama ini, BMW Group Indonesia telah memasarkan BMW i8 dan BMW i3S. ”Kami akan memasukkan dulu mobil berteknologi PHEV ke Indonesia dalam waktu dekat,” kata Ismail Ashlan, Corporate Communication Manager BMW Group Indonesia, Rabu.