Jenama Lokal Menggalang Pusaran Ekonomi dari Dalam Negeri
Pemilik-pemilik jenama lokal itu saling bergandengan tangan dan berdiri untuk menopang perputaran ekonomi di Indonesia. Titik pusaran itu berwujud Hari Belanja Brand Lokal secara daring yang digelar 25-27 April 2020.
Oleh
M Paschalia Judith J
·3 menit baca
Produk yang lahir di Tanah Air dengan jenama atau brand dari dalam negeri turut terimbas pukulan pandemi Covid-19 pada perekonomian. Namun, pemilik-pemilik jenama lokal itu saling bergandengan tangan dan berdiri untuk menopang perputaran ekonomi di Indonesia.
Titik pusaran itu berwujud Hari Belanja Brand Lokal secara daring yang digelar pada 25-27 April 2020. Pendiri Hypefast Achmad Alkatiri, Pendiri Brodo Muhammad Yukka Harlanda, Pendiri Torch.id Ben Wiriawan, Managing Director RiaMiranda Pandu Rosadi, dan Pendiri Conttonink Carline Darjanto menggagas pergelaran ini.
Ben memaparkan, inisiasi ini datang dari tekanan yang dialami pemilik jenama lokal yang mayoritas berskala usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) akibat pandemi Covid-19.
”Anjloknya penjualan mereka tergolong parah atau di atas 30 persen. Di sisi lain, kami tidak ingin merumahkan karyawan yang hidup dari brand lokal,” katanya saat dihubungi di Jakarta, pekan lalu.
Anjloknya penjualan mereka tergolong parah atau di atas 30 persen. Di sisi lain, kami tidak ingin merumahkan karyawan yang hidup dari brand lokal.
Ketika menilik kanal-kanal penjualan, Ben menyatakan, perdagangan secara daring tak terdampak signifikan oleh pandemi Covid-19. Penurunan penjualan secara daring tak lebih dari 10 persen. Bahkan, sejumlah pemilik jenama atau merek lokal mengalami peningkatan penjualan lokal.
Sayangnya, mereka yang memproduksi produk-produk dalam negeri juga harus ”bertarung” dengan produk-produk impor. Sebanyak 70 persen produk yang dijajakan di penyelenggara perdagangan melalui sistem elektronik atau e-dagang berasal dari impor.
Memanfaatkan kanal daring, Ben menyatakan, Hari Belanja Brand Lokal menjadi momentum jenama Tanah Air unjuk gigi. Dalam rantai produksinya, jenama lokal memanfaatkan pabrik bahan dan vendor dalam negeri.
”Rantai ini membuat perputaran keuntungan yang diperoleh dari penjualan brand lokal berada di Indonesia. Hal ini yang dapat membuat perekonomian Indonesia berdaya tahan di tengah pandemi Covid-19,” tuturnya.
Public Relation and Media Relation Hari Belanja Brand Lokal Indonesia Bonita Ayularas menambahkan, produk dengan jenama lokal mengandalkan penjahit, jasa pengemasan, bahkan tenaga administrasi dari dalam negeri. Oleh sebab itu, mempertahankan perputaran ekonomi produk jenama lokal berperan krusial.
Produk dengan jenama lokal mengandalkan penjahit, jasa pengemasan, bahkan tenaga administrasi dari dalam negeri. Oleh sebab itu, mempertahankan perputaran ekonomi produk jenama lokal berperan krusial.
Selain itu, Hari Belanja Brand Lokal Indonesia bisa menjadi panggung bagi jenama-jenama dalam negeri agar lebih dikenal masyarakat. Seluruh jenama lokal yang berpartisipasi akan tercantum di situs brandlokal.online.
Masyarakat dapat menikmati Hari Belanja Brand Lokal di situs penjualan resmi tiap pemilik jenama dan halaman e-dagang. Tak hanya penyelenggara e-dagang, acara ini juga menggandeng Haistar, Sicepat, dan Jouska.
Bonita memperinci, hingga saat ini sebanyak 700 jenama lokal telah bergabung di acara tersebut. Sebanyak 68 persen di antaranya berada dalam kategori fesyen dan kecantikan.
Di tengah gempuran produk impor dan pandemi, jenama-jenama lokal juga butuh ”asupan” untuk menggerakkan usaha dan mempertahankan pekerja. Memang kondisi ekonomi setiap orang di masa ini serba sebatas.
Namun, masih ada kalangan masyarakat di Tanah Air ini yang mampu memberikan perpanjangan napas bagi jenama-jenama lokal. Memberi hati bagi produk-produk lokal buatan nagari Nusantara.