Jalan-jalan di Jakarta Tergenang Gara-gara Hujan Seharian
Lalu lintas di jalanan Jakarta terhambat akibat banjir. Guyuran hujan selama seharian membuat jalan-jalan tergenang.
JAKARTA, KOMPAS — Sebanyak enam RT dan 17 ruas jalan di DKI Jakarta tergenang hingga Kamis (29/2/2024) malam. Banyaknya genangan ini akibat guyuran hujan merata di seluruh Ibu Kota sepanjang Kamis dini hari hingga siang.
Jakarta Utara tercatat sebagai kawasan dengan genangan terbanyak. Kepala Satuan Pelaksana Pengolahan Data dan Informasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi DKI Jakarta Michael Sitanggang melaporkan, hingga pukul 19.00, dua RT di Kelurahan Tegal Alur, Jakarta Barat, masih tergenang air setinggi 40 sentimeter. Kemudian, satu RT di Kelurahan Semper Barat, Jakarta Utara, juga tergenang air setinggi 45 cm.
”Sementara ada tiga RT di Kelurahan Pengangsaan Dua di Jakarta yang terendam air 40 cm,” kata Michael.
Di luar itu, 17 ruas jalan tergenang setinggi 10-40 cm. Ruas jalan itu di antaranya Jalan Kamal Raya di Jakarta Barat, Jalan Cempaka Putih Raya dan Jalan Cempaka Putih Barat di Jakarta Pusat, Jalan Pemuda dan Jalan Cipinang Baru di Jakarta Timur, serta Jalan Kali Baru Barat 1 dan Jalan Boulevard Barat Raya di Jakarta Utara.
”Saat ini, sebagian lalu lintas sudah kembali normal dan bisa dilalui kendaraan,” ujar Michael.
Lihat juga: Banjir di Kawasan Cempaka Putih Hambat Arus Lalu Lintas
Ia menyampaikan, BPBD DKI Jakarta mengerahkan personel untuk memonitor kondisi genangan di setiap wilayah. Ia juga berkoordinasi dengan unsur Dinas Sumber Daya Air (SDA), Dinas Bina Marga, dan Dinas Gulkarmat untuk melakukan penyedotan genangan serta memastikan tali-tali air berfungsi dengan baik bersama dengan para lurah dan camat setempat.
Hujan lebat yang turun sejak Kamis pagi menyebabkan tiga kelurahan di Kecamatan Cempaka Putih dilanda banjir hingga sore. Banjir terjadi akibat curah hujan yang tinggi dan luapan air di Kali Utan Kayu.
Kepala Satuan Pelaksana SDA Kecamatan Cempaka Putih Subandi mengatakan, banjir di Cempaka Putih merata di tiga kelurahan, yaitu Cempaka Putih Timur, Cempaka Putih Barat, dan Rawasari. Pihaknya telah mengerahkan petugas dan memastikan semua pompa air bekerja secara maksimal.
Tingginya air di kali membuat pihaknya menutup sementara pintu air dari darat yang biasanya dialirkan ke kali. Genangan lalu disedot menggunakan mesin pompa untuk dialirkan ke sungai atau tempat lain untuk parkir air.
Saat ini, semua pompa masih melakukan penyedotan air. Kapasitas pompa mulai dari 500 meter kubik per detik hingga 1.500 meter kubik per detik.
”Jadi, sejak pukul 02.00 hujan sedang, kemudian pukul 03.00 hingga pukul 04.00 hujan lebat terjadi. Ditambah air di kali meninggi dari 265 cm hingga tercatat 270 cm,” ujar Subandi.
Ruas jalan raya seperti Jalan Cempaka Putih Raya, Jalan Letjen Suprapto, dan Jalan Cempaka Putih Timur turut terendam air dan menghambat arus lalu lintas. Seorang pengendara sepeda motor, Zulfikar (31), mengatakan, banjir pada Kamis pagi membuat sepeda motor yang dikendarainya untuk pergi bekerja mogok. Sejumlah pesepeda motor lainnya merasakan hal yang sama.
”Tadi saya paksakan untuk terobos saja, tetapi ternyata malah mogok. Untung ada petugas yang membantu dorong,” katanya.
Baca juga: 54 RT Kebanjiran Setelah Hujan Deras di Jakarta
Seorang warga Cempaka Putih, Alfiansyah (28), mengatakan, sekitar pukul 09.00, Suku Dinas Perhubungan menyiagakan satu mobil derek di Jalan Letjen Suprapto, Cempaka Putih. Kesiagaan itu, menurut dia, membantu para korban genangan di wilayah tersebut.
Sejak pagi, polisi juga mengatur lalu lintas di sekitar genangan air di kawasan Cempaka Putih. Air menggenangi area jalur lambat sehingga arus lalu lintas dialihkan ke jalur cepat.
Alfiansyah berharap agar kondisi cuaca beberapa beberapa hari ke depan semakin baik. Jika tidak ada lagi hujan deras, ia meyakini genangan bakal segera surut.
Kurangnya solusi
Kamis siang, Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono meninjau Stasiun Pompa Ancol Sentiong di Jakarta Utara. Peninjauan ini untuk mengecek beban Kali Ancol dalam menampung dan mengalirkan air.
Kali Ancol sanggup menampung dan mengalirkan air, tetapi Pemprov DKI Jakarta berencana membangun stasiun pompa baru di Kali Sunter pada tahun 2025. Stasiun pompa baru tersebut bakal mengurangi beban Kali Ancol sehingga potensi banjir juga berkurang.
Perlu gubernur yang fokus.
Secara terpisah, anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta, Justin Adrian Untayana, melihat masih kurangnya solusi teknis menanggulangi banjir. Sebab, pimpinan daerah lebih sering menonjolkan kinerja politis.
Padahal, dikatakan Justin, yang dibutuhkan ialah pembenahan tata ruang (penindakan, pemindahan, dan pencegahan), pengembangan jaringan mikro untuk menampung dan mengalirkan air secara masif, serta pembangunan terowongan bawah tanah jika memungkinkan.
”Perlu gubernur yang fokus. Tahun pertama pembenahan tata ruang. Tahun kedua infrastruktur banjir, tahun ketiga perumahan atau rusun, dan seterusnya. Sulit setengah-setengah, mesti fokus,” kata Justin.
Waspada
Menurut Deputi Bidang Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Guswanto, potensi cuaca ekstrem masih akan terjadi hingga 8 Maret 2024 walau puncak musim hujan di sebagian besar wilayah Indonesia sudah terlewati.
”Sebagian wilayah Sumatera bagian selatan dan Pulau Jawa masih berada dalam puncak musim hujan pada bulan Februari sehingga peningkatan curah hujan pada wilayah-wilayah tersebut masih berpotensi terjadi,” kata Guswanto, Kamis (29/2/2024).
Intensitas curah hujan pada kategori ekstrem terjadi di wilayah DKI Jakarta (Kelapa Gading), sedangkan hujan dengan intensitas sangat lebat terjadi di Kalimantan Tengah (Barito Utara), Sulawesi Tenggara (Kendari), dan Papua Tengah (Timika). Khusus wilayah Jabodetabek, peningkatan curah hujan terpantau sejak tanggal 27 Februari 2024.
Intensitas curah hujan pada kategori ekstrem mencapai 157,4 milimeter per hari di Kelapa Gading pada 28 Februari 2024, disusul dengan hujan kategori sangat lebat di wilayah Tanjung Priok, Pulo Gadung, dan Sunter Timur pada tanggal yang sama. Hal ini yang menjadi penyebab terjadinya banjir di sejumlah ruas jalan di Jakarta pada Kamis pagi.
”Data dari BPBD DKI Jakarta menyebutkan sejumlah ruas jalan tergenang banjir, yaitu di wilayah Jakarta Utara dan Jakarta Pusat dengan ketinggian 10-25 cm serta di Jakarta Barat setinggi 30 cm pada tanggal 28 Februari dan 29 Februari 2024,” tutur Guswanto.
Kondisi ini juga dipicu oleh aktivitas gelombang Rossby Ekuatorial di selatan Pulau Jawa bagian barat serta peningkatan kecepatan angin di sekitar wilayah Kepulauan Bangka Belitung dan Selat Karimata. Hal ini kemudian membentuk pola perlambatan, pertemuan, dan belokan angin di sekitar wilayah Jawa bagian barat.
Baca juga: Bersiap Menyambut Banjir Tahunan
Akibatnya, potensi hujan dengan intensitas sedang-lebat yang disertai kilat atau angin kencang pun berpotensi terjadi di wilayah Indonesia untuk periode 1-8 Maret 2024.
”Perlu diwaspadai dalam sepekan ke depan karena terdapat potensi hujan dengan intensitas ringan-lebat yang disertai kilat atau angin kencang di wilayah Jabodetabek pada 1-8 Maret 2024,” ujar Guswanto.