Satelit Starlink Milik Elon Musk Segera Masuk Segmen Retail Indonesia
Seluruh proses pengurusan izin berjualan retail satelit Starlink diharapkan tuntas di sisa bulan pada 2024.
JAKARTA, KOMPAS — Kementerian Komunikasi dan Informatika memastikan layanan telekomunikasi berbasis satelit orbit rendah milik miliader Elon Musk, Starlink, akan segera hadir secara retail di Indonesia. Pendirian badan hukum Indonesia telah selesai dilakukan. Sementara pengurusan izin penyelenggara jasa internet dan izin prinsip penyelenggara jaringan tetap tertutup berbasis satelit/VSAT masih berproses menuju final.
Direktur Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Wayan Toni Supriyanto mengatakan, saat ini sudah berdiri PT Starlink Services Indonesia, badan hukum milik Starlink di Indonesia. Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan bisnis layanan telekomunikasi berbasis satelit dari daftar negatif investasi (DNI).
Artinya, investor asing bisa menanamkan modalnya di sektor ini di Tanah Air. Bahkan, kepemilikan saham di sektor ini bisa 100 persen oleh investor asing.
Pendirian badan hukum Indonesia telah selesai dilakukan.
Izin VSAT yang diajukan PT Starlink Services Indonesia, menurut Wayan, sudah lengkap. Adapun izin ISP masih ada yang kurang karena perusahaan itu masih harus menyelesaikan perjanjian kerja sama dengan perusahaan network access provider (NAP).
”Standardisasi perangkat yang dipakai satelit Starlink sudah diurus Direktorat Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika Kementerian Kominfo,” ujar Wayan, yang ditemui seusai buka bersama Kominfo dengan media, Rabu (3/4/2024) malam, di Jakarta.
Uji kelaikan
Sejalan dengan pengurusan dua izin itu, Wayan menambahkan, satelit Starlink akan menjalani uji laik operasi. Menurut rencana, pengujian memakai lokasi Ibu Kota Nusantara setelah Lebaran.
Dia memperkirakan, seluruh proses tersebut bisa selesai tahun ini sehingga layanan telekomunikasi Starlink segera dapat dinikmati oleh pengguna retail. Keberadaannya dipastikan tidak akan menjadi ancaman bagi penyelenggara layanan telekomunikasi seluler.
”Mungkin, layanan telekomunikasi satelit Starlink untuk retail itu akan bersaing sejajar dengan penyelenggara jasa internet lokal. Kemungkinan secara tarif jual akan sama. Distribusi layanan telekomunikasi satelit Starlink lebih pas untuk daerah -daerah pelosok dan industri, terutama industri pertambangan,” ujar Wayan.
Baca juga: Saat Satelit Elon Musk Bakal Jualan Eceran di Tanah Air
Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi menegaskan, pihaknya mengusahakan agar ada kesetaraan bisnis di antara pelaku industri telekomunikasi. Oleh karena itu, saat layanan telekomunikasi satelit Starlink mulai dijual untuk pengguna retail Indonesia, Kominfo akan memantau.
Kominfo juga mengharuskan PT Starlink Services Indonesia menyediakan fasilitas perlindungan konsumen. ”Suara penyelenggara lokal, ya, nanti kami akan lihat. Kami mengusahakan tetap adil,” ucap Budi.
Mengutip laman starlink.com, sejak tahun lalu sampai Kompas membuka laman tersebut pada Kamis (4/4/2024), ketersediaan layanan telekomunikasi satelit Starlink sudah ditulis akan segera hadir di Indonesia pada 2024. Di laman yang sama telah tertera keterangan fasilitas dukungan kepada konsumen Indonesia, berupa alamat surat elektronik dan nomor kontak atas nama PT Starlink Services Indonesia.
Bisnis ke bisnis
Sebelumnya, layanan telekomunikasi satelit Starlink sudah hadir di Indonesia dengan skema bisnis ke bisnis (B2B). Ini pun dilakukan melalui mekanisme kerja sama dengan Telkomsat, anak usaha PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk.
Pada 2022, Telkomsat telah menerima hak labuh Starlink dari Kominfo. Dengan demikian, Telkomsat dapat memberikan layanan pada jaringan perantara yang menghubungkan infrastruktur jaringan tulang punggung telekomunikasi dan menara pemancar milik Grup Telkom.
Pada 2022, Telkomsat telah menerima hak labuh Starlink dari Kementerian Kominfo.
Rumor layanan telekomunikasi satelit Starlink bisa dijual secara retail telah santer sejak tahun lalu. Rumor ini bermula dari unggahan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan seusai bertemu Elon Musk di Amerika Serikat di akun resminya di Instagram pada 14 Agustus 2023.
Luhut mengatakan, lewat pertemuan dirinya dengan miliader pemilik X dan pendiri SpaceX itu, Starlink berpotensi masuk ke Indonesia guna membantu akses internet di wilayah yang sukar dijangkau.
Baca juga: Satelit LEO Bisa Membantu Pemerataan Kebutuhan Akses Internet Indonesia
Direktur Pengembangan Telkomsat Anggoro Kurnianto Widiawan, di sela-sela buka bersama dengan media, Senin (25/3/2024), di Jakarta, mengatakan, sejauh ini kerja sama Telkomsat dengan Starlink berjalan positif. Banyak pelanggan B2B menggunakan layanan hasil kerja sama itu.
Ketika ditanya terkait Starlink yang akan berjualan sendiri untuk pengguna retail di Indonesia, dia menyampaikan bahwa Telkomsat akan menyikapi dengan sebaik-baiknya. ”Jika isu itu benar-benar terjadi, berarti kami harus berbisnis lebih lincah,” ucapnya.
Dua sisi
Dosen Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Agung Harsoyo, Kamis (4/4/2024), berpendapat, kehadiran layanan telekomunikasi satelit Starlink untuk dijual ke segmen retail harus dilihat dari dua sisi. Pertama, sisi risiko. Badan hukum Starlink di Indonesia semestinya memenuhi semua kriteria yang ditetapkan Pemerintah Indonesia.
Kedua, sisi peluang. Pelanggan-pelanggan Indonesia yang selama ini sulit menjangkau layanan telekomunikasi karena kondisi geografis akan diuntungkan dengan kehadiran satelit Starlink. Sebagai contoh, kapal ikan yang jelajahnya seluruh wilayah Indonesia dan ingin tetap bisa berkomunikasi tanpa putus dapat memanfaatkan layanan satelit Starlink.
Jika Pemerintah Indonesia benar-benar menegakkan keadilan dalam berbisnis, mereka tetap bisa tumbuh.
”Penyelenggara jasa internet lokal sudah terbiasa bersaing. Jika Pemerintah Indonesia benar-benar menegakkan keadilan dalam berbisnis, mereka tetap bisa tumbuh,” ujarnya.
Menurut Agung, segmen B2B dan B2C di pasar layanan telekomunikasi berbasis satelit memiliki sensitivitas yang berbeda. Idealnya, Pemerintah Indonesia melakukan kajian mendalam mengenai potensi dampak layanan satelit Starlink kepada pelaku industri yang sudah ada terlebih dulu sebelum mengeluarkan segala izin kepada Starlink.
Baca juga: Elon Musk Dapat Rp 27 Triliun untuk Kembangkan Satelit Mata-mata AS
Praktisi hukum dan regulasi telekomunikasi I Ketut Prihadi secara terpisah berpendapat senada. Dari sisi perizinan berusaha, Starlink harus diperlakukan sama dengan penyelenggara jasa internet lainnya di Indonesia oleh Pemerintah Indonesia. Persaingan usaha harus berjalan adil.
”Regulasi telekomunikasi saat ini tidak membedakan mana penyelenggara jasa internet, mana yang akan melayani korporasi, dan mana yang akan melayani retail. Tidak juga dibedakan mana wilayah layanannya, bisa di daerah profit atau nonprofit. Masyarakatlah yang akan menilai dari sisi kualitas, jangkauan layanan, dan tarif,” ucap Ketut.