Elon Musk Dapat Rp 27 Triliun untuk Kembangkan Satelit Mata-mata AS
Elon Musk membuat Starshield untuk pelayanan militer. Sementara Starlink disediakan untuk keperluan sipil.
Oleh
KRIS MADA
·2 menit baca
WASHINGTON DC, MINGGU —Lembaga Amerika Serikat yang membayar setara Rp 27 triliun ke perusahaan pimpinan Elon Musk akhirnya terungkap. Bayaran itu diberikan National Reconnaissance Office untuk pengembangan jaringan satelitmata-mata. Jika beroperasi, tidak ada apa pun dan siapa pun bisa bersembunyi dari pantuan Washington.
Kantor berita Reuters mengungkap hal itu lewat laporan pada Sabtu (16/3/2024). Sebelumnya, dalam laporan pada 20 Februari 2024, The Wall Street Journal mengungkap soal kontrak 1,8 miliar dollar AS yang didapat anak usaha SpaceX, Starshield. Pada kurs Rp 15.000 dollar AS, kontrak itu setara Rp 27 triliun.
Dalam laporan WSJ hanya disebutkan kontrak diberikan pada 2021. Tidak disebutkan lembaga mana yang mengucurkan uang kepada perusahaan antariksa pimpinan Elon Musk tersebut.
National Reconnaissance Office sedang membangun sistem pengintaian, pemantauan, berbasis antariksa yang paling kuat, beragam, berdaya tahan tinggi.
Beberapa hari selepas laporan WSJ, DPR AS marah. Sebab, militer AS tidak bisa mengakses jaringan satelit Starlink untuk operasi di Taiwan. Menanggapi itu, SpaceX menyebut DPR AS salah informasi.
Akses untuk militer disediakan Starshield. Sementara Starlink, yang kini terdiri atas 5.500 satelit orbit rendah, disediakan untuk keperluan sipil.
Starshield juga jadi penerima dana pengembangan jaringan satelit mata-mata dari National Reconnaissance Office (NRO). Jaringan itu akan menambah aset NRO, lembaga pengelola satelit pertahanan dan keamanan AS, di luar angkasa.
Kontrak diberikan NRO setelah SpaceX meluncurkan purwarupa satelit untuk keperluan itu pada 2020. Satelit purwarupa itu bagian dari kontrak 200 juta dollar AS antara SpaceX dan Departemen Pertahanan AS.
Reuters mengonfirmasi kontrak itu ke lima sumber yang menolak identitasnya diungkap. Jika jadi, jaringan itu memungkinkan AS melacak siapa pun dan di mana pun. ”Tidak ada yang bisa bersembunyi,” kata salah seorang sumber Reuters.
SpaceX tidak menanggapi laporan tersebut. Adapun NRO menolak memberi tanggapan secara spesifik. NRO hanya menyatakan bahwa lembaga itu bermitra dengan berbagai lembaga pemerintah ataupun swasta. ”National Reconnaissance Office sedang membangun sistem pengintaian, pemantauan, berbasis antariksa yang paling kuat, beragam, berdaya tahan tinggi,” demikian pernyataan NRO.
Jaringan lain
Tidak ada penjelasan apakah program itu terkait dengan Silentbarker atau tidak. Pada 2024, NRO meminta 115,6 juta dollar AS untuk Silentbarker.
Jaringan satelit itu terutama untuk melacak aset-aset antariksa AS dan lawan-lawan AS. Berdasarkan pelacakan itu, Washington bisa memutuskan untuk menghancurkan atau membiarkan aset antariksa lawan-lawannya.
NRO, antara lain, terdiri dari anggota Angkatan Antariksa dan Badan Intelijen Pusat (CIA) AS. Tugas pokok NRO adalah menyediakan data satelit ke sejumlah lembaga intelijen AS.
Dalam kesempatan terpisah, Kepala Staf Angkatan Antariksa (AA) AS Jenderal Chance Saltzman menyebut bahwa ada banyak hal harus dilakukan untuk pertahanan antariksa. Salah satunya mengembangkan teknologi untuk perawatan satelit di orbit. Untuk 2025, telah diusulkan anggaran 20 juta dollar AS bagi pengembangan teknologi tersebut.
Sepanjang 2025, AA AS mengusulkan 11 peluncuran aneka obyek ke antariksa. AA AS mengusulkan anggaran operasional total 29,4 miliar dollar AS pada 2025. (REUTERS/AFP)