Pemerintah Perpanjang Penyesuaian HET demi Jaga Stok Beras di Pasar Modern
Badan Pangan Nasional memperpanjang masa penyesuaian harga eceran tertinggi demi menjaga stok beras di pasar modern.
JAKARTA, KOMPAS — Badan Pangan Nasional memperpanjang penyesuaian harga eceran tertinggi beras premium. Hal ini dilakukan demi menjaga ketersediaan beras di pasar modern dan ritel.
Presiden Joko Widodo menyetujui perpanjangan penyesuaian harga eceran tertinggi (HET) beras premium tersebut dalam rapat tertutup terkait kebijakan pangan di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (19/3/2024).
Hadir dalam rapat ini, antara lain, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Kepala Badan Urusan Logistik (Bulog) Bayu Krisnamurthi, dan Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi.
Baca juga: Jaga Pasokan Beras Tetap Aman, Relaksasi HET Dipastikan Berlaku hingga 23 Maret
Sebelumnya, Badan Pangan Nasional sudah menaikkan HET beras premium pada periode 10-23 Maret 2024. HET naik Rp 1.000 dari HET sebelumnya.
Dengan adanya penyesuaian tersebut, HET beras premium untuk wilayah Jawa, Lampung, dan Sumatera Selatan naik dari Rp 13.900 per kilogram (kg) menjadi Rp 14.900 per kg. Adapun di wilayah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, dan Kepulauan Bangka Belitung, HET beras premium naik dari Rp 14.400 per kg menjadi Rp 15.400 per kg.
Di wilayah Bali, Nusa Tenggara, dan Kalimantan, HET naik menjadi Rp 15.400 dari Rp 14.400 per kg. Adapun untuk wilayah Maluku dan Papua, HET disesuaikan dari Rp 14.800 menjadi Rp 15.800 per kg.
Baca juga: Bulog Isyaratkan Harga Beras Sulit Turun ke Posisi Tahun Lalu
Penyesuaian harga ini awalnya berakhir pada 23 Maret 2024. Namun, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi usai rapat tertutup di Istana Merdeka, mengatakan, Presiden menyetujui perpanjangan penyesuaian HET sampai satu bulan.
”(Hal ini) supaya stok yang ada di market, terutama di modern market itu dan outlet itu, terjaga. Ini, kan, sampai 24 (Maret) ini. (Tanggal) 24 kita perpanjang lagi, dari 24 (Maret) sampai 24 (bulan) berikutnyalah. (Hal ini) supaya beras itu tetap ada di pasar, sambil menyesuaikan GKP (gabah kering panen) turun,” ujar Arief kepada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta.
Arief, dalam sejumlah kesempatan, mengatakan, kenaikan HET untuk mendorong ketersediaan beras di pasar. Pada pertengahan Februari 2024, beras langka di pasaran dan para pedagang menyuarakan harapan kenaikan HET. Setelah itu, beras mulai ada di pasar dengan harga melambung.
Kita perpanjang lagi, dari 24 (Maret) sampai 24 (bulan) berikutnyalah. (Hal ini) supaya beras itu tetap ada di pasar, sambil menyesuaikan GKP (gabah kering panen) turun.
Adapun ketersediaan cadangan beras pemerintah, menurut Arief, akan selalu dijaga di atas 2 juta ton di Bulog. Kendati akan mengutamakan ketersediaan beras dari produksi dalam negeri, pemerintah juga sudah menetapkan 3,6 juta ton kuota impor beras tahun ini.
Baca juga: Dinamika Harga Beras, Ombudsman RI Minta Impor Lebih Terencana
Meski demikian, kata Arief, pengadaan dari luar negeri akan dilakukan apabila dirasa perlu dan menjadi alternatif terakhir. Untuk masa panen raya diprediksi ada peningkatan produksi beras. Produksi beras pada Maret 2024 diperkirakan mencapai 3,8 juta ton atau melebihi proyeksi Badan Pusat Statistik yang 3,5 juta ton.
Produksi beras pada April 2024 diprediksi bukan 4,92 juta ton seperti proyeksi semula, tetapi sebanyak 4,9 juta ton. Penurunan ini disebabkan 17.000 hektar sawah diperkirakan terendam banjir.
Menurut Menteri Pertanian Amran, anggaran pupuk ke depan akan digandakan untuk meningkatkan produktivitas petani. Apabila sebelumnya Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara menganggarkan subsidi untuk 4,7 juta ton pupuk, pada 2024 disiapkan pupuk subsidi sebesar 9,55 juta ton.
”Itu arahan Bapak Presiden. Dalam waktu dekat DIPA (daftar isian pelaksanaan anggaran) keluar sesuai kesepakatan kita. Menteri Keuangan akan mengeluarkan DIPA dalam waktu dekat,” kata Amran.
Baca juga: Antisipasi Dampak El Nino, Daerah Diminta Percepat Tanam Padi
Sehubungan adanya El Nino yang berkepanjangan, khususnya di Pulau Jawa, direncanakan pompanisasi untuk lahan tadah hujan seluas 500.000 hektar. Demikian pula lahan di luar Jawa seluas 500.000 hektar. Anggaran biaya tambahan yang dialokasikan senilai Rp 5,8 triliun.
Selain itu, untuk petani, juga akan disiapkan bibit gratis. Bibit gratis tersebut disiapkan untuk 2 juta hektar sawah padi dan 2 juta hektar lahan palawija jagung.
Amran mengklaim, dengan adanya penanganan, saat ini ada kenaikan produksi jagung. ”Bahkan, menurut BPS, surplus bulan Januari, Februari, Maret sebanyak 1 juta ton dibanding tahun sebelumnya,” katanya.
Komoditas lain
Adapun harga komoditas lain, seperti telur, yang masih tinggi kendati harga jagung pakan mulai turun, Arief menyebut, ini akibat stok lama. Selain itu, juga dibutuhkan proses dengan kisaran waktu biasanya tiga minggu sampai satu bulan.
”Produk pertanian itu enggak bisa instan, hari ini turun, besok (produk lain ikut) turun. Ada proses karena, kan, perlu proses stok yang lama,” kata Arief.
Berkaitan dengan daging sapi, Arief mengatakan, impor terus berjalan. Jumlah kuota yang disetujui 145.000 ton dalam bentuk daging. Demikian pula impor sapi hidup yang sudah siap masuk.
”(Impor sapi) kebanyakan dari Australia. Kalau daging, ada Amerika Serikat dan NZ (Selandia Baru). Sementara daging sapi bakalan yang hidup itu dari Australia,” ujar Arief.