Antisipasi Dampak El Nino, Daerah Diminta Percepat Tanam Padi
Pemerintah daerah diminta mengantisipasi dampak buruk El Nino dengan melakukan percepatan tanam, penggunaan bibit unggul, dan mekanisasi.
Oleh
VINA OKTAVIA
·3 menit baca
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Lampung diminta mendampingi petani untuk melakukan percepatan tanam padi dengan menggunakan varietas bibit unggul yang tahan kering. Penggunaan teknologi mekanisasi juga perlu dimanfaatkan untuk mengantisipasi dampak El Nino.
Hal itu disampaikan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo saat melakukan kunjungan kerja di Kabupaten Lampung Tengah, Lampung, Rabu (2/8/2023). Di Lampung, Syahrul memimpin rapat koordinasi antisipasi dampak iklim El Nino. Rapat tersebut dihadiri para pejabat daerah dari sejumlah instansi terkait.
Syahrul menyampaikan, berbagai langkah tersebut perlu dilakukan karena Lampung sebagai salah satu daerah penyangga pangan nasional. Karena itulah, produktivitas tanaman pertanian, khususnya padi yang menjadi komoditas pangan utama, perlu dijaga.
”Kami berharap daerah mempersiapkan berbagai hal terkait dengan kemungkinan terjadi penurunan produksi akibat El Nino,” kata Syahrul.
Menurut Syahrul, kunjungannya ke Lampung untuk melakukan gerakan nasional menghadapi El Nino sesuai perintah Presiden Joko Widodo. Selain Lampung, ada lima provinsi lain yang menjadi daerah penyangga pangan nasional, yakni Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Selatan, dan Sulawesi Selatan.
Ia mengatakan, upaya pemerintah dalam mengantisipasi dampak buruk El Nino dilakukan dengan mendorong penanaman 100.000 hektar sawah di setiap daerah. Pemerintah daerah diminta benar-benar mendampingi petani agar produksi pangan di daerah bisa terus dijaga selama musim kering. Sinergi antara pemerintah pusat dan daerah harus berjalan dengan baik agar target tanam dan produksi bisa tercapai.
Saat ini, kata dia, petani masih melakukan panen raya sehingga masyarakat tak perlu khawatir dengan ketersediaan pangan. Pada Agustus 2023 tercatat ada sekitar 850.000 hektar sawah yang siap panen. ”Tetapi, ingat, kita tidak boleh percaya diri karena cuaca sangat ekstrem, kalau hujan langsung banjir, kalau panas membakar,” ucapnya.
Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Pemerintah Provinsi Lampung Kusnardi menyampaikan, dukungan dari Kementerian Pertanian sangat membantu pemerintah daerah dalam membangun pertanian yang lebih kuat, terutama saat menghadapi El Nino.
Menurut Kusnardi, saat ini potensi lahan sawah di Lampung mencapai lebih dari 360.000 hektar. Sebagai antisipasi kegagalan tanaman, pihaknya sudah meminta para bupati/wali kota agar mempercepat proses tanam di daerahnya. Pemprov Lampung juga telah menyalurkan bantuan pompa air untuk kelompok tani.
Ia optimistis Lampung dapat melakukan intensifikasi tanaman dan mengejar target tanam padi seluas 100.000 hektar hingga September 2023. Selain penggunaan varietas unggul dan mekanisasi, pemerintah daerah juga menjaga cadangan air agar dapat mengairi area persawahan selama musim kering.
Secara terpisah, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Mesuji Sekampung Roy P Pardede menuturkan, pihaknya melakukan normalisasi saluran irigasi untuk mengoptimalkan pengairan persawahan. Selain itu, pemerintah juga bakal membantu pembuatan sumur bor di sejumlah daerah persawahan tadah hujan dan rawan kekeringan.
Ia menyebut, sejumlah bendungan besar di Lampung, antara lain Bendungan Batu Tegi, Bendungan Way Sekampung, Bendungan Argoguruh, dan Bendungan Margatiga, bakal dioptimalkan untuk mengairi sawah selama musim kemarau. Pihaknya bakal terus memantau agar infrastruktur irigasi dalam kondisi baik.