Presiden Jokowi: Ada Tidaknya Bantuan Pangan Tergantung APBN
Bantuan beras cadangan pemerintah akan disalurkan hingga Juni 2024. Namun, semua itu tergantung kemampuan APBN.
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Presiden Joko Widodo menuturkan, bantuan beras cadangan pemerintah akan diberikan kepada keluarga penerima manfaat hingga Juni 2024. Selepas Juni, kelanjutan penyaluran bantuan pangan tersebut akan disesuaikan dengan kemampuan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Jika APBN-nya menopang, bantuan tetap jalan, sebaliknya jika APBN-nya tertekan, bantuan akan ditinjau lagi.
”Jadi, (bantuan beras) yang 10 kilogram sudah diterima semuanya? Bulan Januari sudah terima? Februari, hari ini terima. Nanti Maret, April, Mei, Juni,” kata Presiden Jokowi saat menyerahkan bantuan beras cadangan pangan pemerintah kepada keluarga penerima manfaat (KPM) di Gudang Bulog, Cibitung, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Jumat (16/2/2024).
Pada kesempatan itu Kepala Negara menyampaikan bahwa pemerintah akan menghitung kemampuan APBN terkait kelanjutan pemberian bantuan pangan selepas Juni 2024.
”Nanti kita lihat di APBN. Kalau pemerintah punya kemampuan, akan dilanjutkan lagi ke bulan berikutnya. Tapi, janji saya yang sampai Juni dulu,” kata mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Presiden Jokowi menuturkan, pemberian bantuan pangan beras merupakan salah satu upaya pemerintah membantu masyarakat. Apalagi, saat ini krisis pangan yang memicu kenaikan harga beras masih terjadi secara global.
”Itulah fungsinya negara membantu kalau ada kenaikan harga beras. Kalau di negara lain, kan, enggak ada yang namanya bantuan pangan beras seperti yang kita miliki. Dan, kita hitung-hitung APBN kita mampu memberikan, ya, kita berikan,” ujarnya.
Nanti kita lihat di APBN. Kalau pemerintah punya kemampuan, akan dilanjutkan lagi ke bulan berikutnya. Tapi, janji saya yang sampai Juni dulu.
Turut mendampingi Presiden dalam kegiatan itu Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Menteri BUMN Erick Thohir, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi, Direktur Utama Perum Bulog Bayu Khrisnamurti, Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin, dan Penjabat Bupati Bekasi Dani Ramdan.
Selepas penyerahan bantuan beras, Presiden Jokowi melanjutkan perjalanan menuju GOR Basket Bekasi, Kota Bekasi. Di tempat tersebut Presiden bersilaturahmi dengan peserta dan pendamping program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) binaan Permodalan Nasional Madani (PNM).
Seusai acara, saat menjawab pertanyaan awak media di sesi wawancara cegat, Presiden menuturkan, bantuan pangan yang diberikan sejak September 2023 itu akan dilakukan hingga Juni 2024. ”(Bantuan pangan) itu, kan, sudah diberikan sejak bulan September tahun lalu. Jadi, sebulan 10 kg, 10 kg, 10 kg. Saya kira... berjalan sampai bulan Juni tahun ini,” katanya.
Presiden Jokowi pun menyampaikan kesiapan stok. ”Ya, kalau stok, enggak ada masalah. Tadi kita lihat sendiri (di Gudang Bulog Cibitung) stoknya sangat melimpah seperti itu. (Hal) Yang paling penting memang bagaimana mendistribusikan secara baik dan sampai ke pasar, sampai ke masyarakat, sampai ke supermarket. Semuanya bisa tersedia,” ujarnya.
Stok enggak ada masalah. Tadi kita lihat sendiri (di Gudang Bulog Cibitung) stoknya sangat melimpah seperti itu. (Hal) Yang paling penting memang bagaimana mendistribusikan secara baik dan sampai ke pasar, sampai ke masyarakat, sampai ke supermarket.
Ketika ditanya apakah nantinya stok beras saat puasa aman, Presiden Jokowi menjawab, semua stok disiapkan. ”Setiap tahun sudah rutinitas yang selalu kita jaga terus,” ujarnya.
”Artinya, PNM Mekaar ini sangat bermanfaat dan mengedukasi kita, mendidik kita untuk disiplin, untuk bekerja keras. Ini sangat bagus,” kata Presiden Jokowi.
Presiden mengatakan, uang yang beredar di PNM Mekaar pada 2015-2016 sebesar Rp 800 miliar dan sekarang sudah Rp 244 triliun. ”Berarti Rp 244 ribu miliar, coba, beredar di ibu-ibu semuanya. Dan, yang saya seneng, kredit macetnya hanya 0,5 persen,” ujarnya.
Menurut Presiden, hal ini menandakan para nasabah Mekaar sangat disiplin dalam mengangsur atau mencicil uang yang telah diambil. (Kredit macet yang hanya 0,5 persen) Ini bagus sekali karena di perbankan itu biasanya 3 persen, 3,5 persen. Ini bagus sekali,” katanya.
Sebelumnya, Direktur Utama PNM Arief Mulyadi dalam laporannya mengatakan, pencapaian program Mekaar diharapkan menjadi sebuah parameter pertumbuhan ekonomi keluarga dan kesejahteraan nasabah Mekaar sehingga mendorong aktivitas ekonomi di bawah.
”Para ibu (yang hadir) ini merupakan bagian dari 15,2 juta ibu Mekaar di seluruh Indonesia. Sebuah keluarga besar yang disatupadukan oleh motivasinya, cita-citanya, mimpinya menjadi pendorong pertumbuhan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia,” kata Arief.