Muncul kecenderungan, nasabah tidak mau menanggung kredit pemilikan rumah berkepanjangan.
Oleh
BM LUKITA GRAHADYARINI, AGUSTINUS YOGA PRIMANTORO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah sedang mengkaji pengurangan tenor atau jangka waktu kredit pemilikan rumah atau KPR bersubsidi. Pengurangan tenor subsidi KPR dari 20 tahun menjadi 10 tahun diharapkan mendorong perguliran dana lebih cepat dan menjangkau lebih banyak masyarakat berpenghasilan rendah untuk memiliki rumah.
Direktur Pelaksanaan Pembiayaan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Haryo Bekti Martoyoedo mengatakan, jangka waktu KPR bersubsidi melalui fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) rencananya diperpendek menjadi 10 tahun. Skema baru itu masih dalam pembahasan dan diharapkan dapat diterapkan mulai tahun 2025.
”Masih disimulasi, perkiraan (tenor subsidi KPR) di angka 10 tahun. Kami berharap bisa diimplementasikan mulai tahun depan,” kata Haryo saat dihubungi, Kamis (15/2/2024).
KPR-FLPP saat ini memiliki suku bunga tetap (fixed rate)sebesar 5 persen per tahun dengan jangka waktu atau tenor hingga 20 tahun. Kuota penyaluran KPR-FLPP pada tahun 2024 sejumlah 166.000 unit rumah atau senilai Rp 21,04 triliun.
Menurut Haryo, dengan skema baru itu nantinya KPR-FLPP bisa tetap berjangka waktu 20 tahun. Namun, subsidi KPR hanya berlaku untuk masa 10 tahun dan setelahnya tingkat suku bunga akan ditinjau kembali. Jika nasabah sudah mampu, dikenakan suku bunga KPR mengambang (floating rate).
Pengurangan tenor KPR bersubsidi dinilai akan mendorong perguliran dana lebih cepat untuk pembiayaan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah. ”(Pengurangan) Tenor ini agar waktu pengembaliannya lebih cepat, tidak menambah unit, kecuali perubahan porsi FLPP dan porsi bank,” katanya.
Banyak sekali (nasabah KPR) yang lakukan percepatan karena tidak mau tanggung bunga kredit berkepanjangan.
Penyaluran kuota FLPP pada tahun 2024 ditargetkan sejumlah 166.000 unit rumah atau senilai Rp 21,04 triliun. Target itu lebih rendah dibandingkan realisasi penyaluran FLPP tahun 2023, yakni 229.000 unit. Untuk tahun 2024, batasan maksimum harga jual rumah tapak bersubsidi yang bebas PPN dipatok menjadi Rp 166 juta-Rp 240 juta per unit menurut zonasi.
Pembiayaan perumahan melalui program KPR-FLPP bagi masyarakat berpenghasilan rendah menggunakan dana FLPP dengan porsi sumber dana dari pemerintah berbanding bank pelaksana, yakni 75 persen: 25 persen.
Penyaluran dana FLPP tahun 2023 melibatkan 40 bank penyalur. Penyaluran tertinggi dilakukan oleh Bank Tabungan Negara (BTN) sebanyak 126.269 unit, diikuti BTN Syariah 35.205 unit, Bank Rakyat Indonesia 22.076 unit, dan Bank Negara Indonesia 14.193 unit. Sepuluh bank penyalur tertinggi menyalurkan 95,63 persen dari dana FLPP, sedangkan 30 bank penyalur lain sejumlah 4,37 persen.
Sebelumnya, Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Nixon LP Napitupulu mengemukakan, banyak nasabah KPR-FLPP melunasi kreditnya dalam kurun waktu 8-10 tahun walaupun secara legal tenor KPR subsidi itu mencapai 20 tahun. Oleh karena itu, pihaknya tengah mendiskusikan dengan Kementerian Keuangan untuk menciptakan KPR subsidi yang masanya lebih pendek, tetapi tenor kreditnya panjang.
”Banyak sekali (nasabah KPR) yang lakukan percepatan karena tidak mau tanggung bunga kredit berkepanjangan. Artinya, dibandingkan tenor, maka (percepatan masa kredit) lebih dari setengahnya,” ujar Nixon dalam Konferensi Pers Paparan Kinerja BTN 2023, Senin (12/2/2024).
Ia menambahkan, nasabah KPR subsidi tidak mungkin disubsidi seumur hidup karena tidak sehat, baik untuk negara maupun orang tersebut. Selain itu, masih banyak masyarakat berpenghasilan rendah yang antre untuk mendapatkan KPR subsidi. Berdasarkan simulasi, dari tenor KPR-FLPP 20 tahun dengan masa subsidi diperpendek menjadi 10 tahun, alokasi kuota FLPP bisa meningkat dari rata-rata 200.000 unit menjadi 300.000-350.000 unit.
”Kami sudah hitung. Kalau masa subsidi dipotong jadi setengah dengan dana yang sama, cakupan penerima subsidi bisa diperluas. Dana selebihnya bisa dipakai untuk orang lain yang lebih membutuhkan. Untuk kami, masyarakat Indonesia jadi sehat karena bagaimanapun mereka harus kenal market,” katanya.