Sehari Sebelum Pemilu, Bulog Longgarkan Suplai ke Pedagang
Suplai beras dari Bulog diperlonggar, kelangkaan beras di peritel modern diharapkan mereda.
Oleh
SATRIO PANGARSO WISANGGENI
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Perum Bulog melonggarkan skema distribusi stok beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan, baik untuk pedagang kecil maupun peritel modern, per Selasa (13/2/2024).
Dengan pelonggaran ini, peritel modern juga bisa membeli beras Bulog dengan lebih leluasa dan meredakan kelangkaan beras yang terjadi akhir-akhir ini.
”Biasanya, permintaan mereka baru kami penuhi jika stok beras mereka sudah akan menyusut. Namun, kalau sekarang, berapa pun diminta, kami akan penuhi,” kata Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi pada Selasa siang di Jakarta.
Pelonggaran ini juga sudah ditindaklanjuti oleh peritel modern. Bayu mengatakan, khusus untuk peritel modern Jakarta, Bulog telah menyalurkan tambahan pasokan sebanyak 271.000 kilogram atau 271 ton dalam satu hari.
Biasanya, permintaan mereka baru kami penuhi jika stok beras mereka sudah akan menyusut. Namun, kalau sekarang, berapa pun diminta, kami akan penuhi.
Bayu memerinci, tambahan pasokan ini dipesan antara lain oleh jaringan ritel Indomarco sebesar 50 ton, Indogrosir 29 ton, Ramayana 50 ton, Hypermart 80 ton, Alfamart 30 ton, dan Transmart 22 ton.
”Itu adalah beberapa jaringan ritel modern yang sudah pesan ke Bulog. Dan, kalau hari ini sudah ada permintaan lagi, ya, akan kami penuhi,” kata Bayu.
Bulog per hari ini, ungkap Bayu, secara nasional sudah menyalurkan 230.000 ton beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) secara nasional, 78.000 ton di antaranya untuk wilayah Jakarta.
Pelonggaran suplai beras SPHP juga diberikan Bulog untuk pedagang kecil. Pedagang kecil diperbolehkan membeli beras bulog lebih dari batasan yang selama ini ditetapkan, yakni 2 ton sepekan.
”Hari ini kami luweskan. Jika pasokan 2 ton itu sudah habis sebelum sepekan, pedagang boleh meminta lagi meskipun belum seminggu,” kata Bayu.
Kebijakan pelonggaran suplai beras SPHP Bulog ini direncanakan akan berlangsung hingga Maret, mengingat akan ada peningkatan pemintaan dari masyarakat selama bulan puasa Ramadhan. ”Kami bikin luwes sampai Maret. Setelah itu, kami evaluasi lagi,” kata Bayu.
Menurut panel harga Badan Pangan Nasional (Bapanas), beras medium mencapai Rp 13.890 per kilogram, sedangkan beras premium mencapai Rp 15.800 di tingkat pedagang eceran.
Selama setahun terakhir, berdasarkan rekaman data Bapanas, ada kenaikan drastis pada Agustus-Oktober 2023, baik untuk beras medium maupun beras premium.
Selama rentang bulan tersebut, harga beras medium naik 9,44 persen dari Rp 12.070 per kilogram menjadi Rp 13.210 per kilogram. Adapun untuk beras premium naik 8,9 persen dari Rp 13.730 per kilogram menjadi Rp 14.950 per kilogram.
Harga gabah sudah tinggi
Namun, Bayu mengingatkan, untuk benar-benar menanggulangi persoalan harga beras ini, perlu langkah yang lebih luas. Ini mengingat, secara nasional, pangsa pasar Bulog hanya 8-9 persen pasokan beras nasional. Sisanya harus diselesaikan dari pasokan beras dalam negeri.
Padahal, menurut dia, harga gabah di tingkat produsen sudah tinggi. Dalam catatanya, harga gabah di Jawa Tengah, misalnya, sudah mencapai Rp 8.500 per kilogram, sedangkan di Jawa Timur sudah Rp 8.200.
Jika diperkirakan harga berasnya, nilainya akan sebesar dua kalinya di kisaran Rp 16.000, yang sudah di atas harga eceran tertinggi (HET).
”Saya tidak mau berspekulasi produksi cukup atau enggak. Namun, yang jelas, harga (gabah) sudah seperti itu. Jadi, peritel modern yang tidak mau melanggar HET tentu jadi tidak akan membeli beras itu,” kata Bayu.