Ya Imlek, Ya Belanja! Ya Coblos Pemilu, Ya Belanja!
Pengusaha pusat perbelanjaan merangsang emosi konsumen agar berbelanja di momen-momen tertentu.
Beberapa hari terakhir ini, jika kita berkunjung ke pusat perbelanjaan, akan kita jumpai promo dan diskon dalam rangka hari raya Imlek dan pemilu. Hanya berselang empat hari antara Imlek dan pemilu, kedua momen ini dimanfaatkan pusat perbelanjaan untuk mendorong kunjungan dan belanja konsumen dengan berbagai promo dan diskon.
Coba berkunjung ke Summarecon Mall Serpong, Kabupaten Tangerang, di berbagai sudut dan bagian mal akan banyak ditemui ornamen berwarna merah dengan tema Imlek. Di salah satu bagian mal bahkan ada hiasan naga besar yang menggantung di bagian atas.
Dekorasi senada juga bisa ditemui di Mal Kelapa Gading, Jakarta Utara. Dekorasi tematis menyambut Imlek ini juga tersebar di berbagai penjuru mal.
Baca juga: Mal-mal Gelar Festival Diskon Saat Pesta Demokrasi 14 Februari
Tak hanya menampilkan dekorasi tematis Imlek, berbagai gerai di kedua pusat perbelanjaan ini juga memberikan promo diskon khusus terkait Imlek. Barang-barang yang dijual pun dibuat sedemikian rupa seperti dibuat berwarna merah atau kuning emas, misalnya, untuk memikat dan ikut menyemarakkan Imlek.
Pengamat pemasaran Managing Partner Inventure Yuswohady menjelaskan, dalam ilmu pemasaran, apa yang dilakukan pusat perbelanjaan itu adalah untuk menyentuh emosi dari konsumen lantaran ada unsur selebrasi atau perayaan akan suatu hari raya.
”Bagi yang merayakan Imlek, momen ini adalah selebrasi. Membeli hadiah untuk keluarga dan kerabat. Ini yang coba ditangkap oleh para pedagang,” ujar Yuswohady yang dihubungi pada Minggu (11/2/2024).
Terlepas dari konsumen yang merayakan Imlek, dekorasi yang sengaja dibuat tematis Imlek ditambah iming-iming diskon itu merangsang emosi para konsumen yang bahkan tidak merayakan Imlek. Berbagai gimik itu mendorong emosi konsumen karena takut ketinggalan sesuatu yang sedang ramai atau fear of missing out (FOMO). Akhirnya, karena melihat orang lain berbelanja, ditambah suasana dan rangsangan diskon itu, konsumen yang tidak merayakan Imlek pun jadi ikut-ikutan berbelanja.
Baca juga: Shio yang Untung dan Buntung dalam Karier pada Tahun Naga Kayu
Di sisi lain, bagi pelaku usaha, mereka mendapatkan omzet per barang yang lebih kecil karena adanya berbagai promo diskon. Namun, justru potongan harga itu meningkatkan frekuensi penjualan barang. Akhirnya mereka pun menikmati keuntungan dari jumlah volume penjualan yang meningkat akibat rangsangan promo diskon itu.
Pola pemasaran seperti ini, lanjut Yuswohady, disebut seasonal marketing atau pemasaran untuk mendongkrak omzet di musim-musim tertentu. Hal ini sering dijumpai tak hanya menjelang Imlek, tetapi juga pada bulan Ramadhan untuk menyambut hari raya Idul Fitri. Juga pada bulan Desember untuk menyambut belanja Natal dan Tahun Baru.
Yuswohady menjelaskan, pada saat momen-momen ini biasanya ada kenaikan permintaan, salah satunya dipicu tambahan dana konsumen, baik dari tunjangan hari raya (THR) maupun angpau. Pusat perbelanjaan pun mengemas sedemikian rupa untuk membangkitkan emosi belanja konsumen tadi.
Kalau tingkat kunjungan naik 30 persen, penjualan akan naik pada persentase yang sama, kurang lebih. Ada peningkatan tingkat kunjungan dan tingkat penjualan,
”Jadi, keberhasilan sebuah seasonal marketing ini karena ada tiga faktor yang terpenuhi. Konsumen memiliki uang tambahan berbelanja, pedagang merangsang dengan diskon, dan konsumen terbawa emosional FOMO,” tuturnya.
Diskon pemilu
Terlepas dari promo seasonal marketing yang rutin diselenggarakan saban tahun menjelang Imlek, ada yang cukup berbeda tahun ini. Sebab, tahun ini juga menjadi tahun penyelenggaraan pemilu. Lebih istimewa lagi karena pemilu yang akan diselenggarakan 14 Februari 2024 hanya berselang empat hari dari Imlek yang jatuh pada 10 Februari.
Seperti halnya pada 2019, sejumlah pengusaha pun memberikan iming-iming promo diskon khusus pada hari pemilu. Program promo diskon belanja saat pemilu ini merupakan prakarsa Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo), dan Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI). Adapun program ini bernama Klingking Fun.
Dalam jumpa pers, Kamis (1/2/2024), Ketua Program Klingking Fun Fetty Kwartati menyebut, sebanyak 800 jenama lokal hingga global akan berpartisipasi menyemarakkan acara. Hampir semua produk melekat beragam promonya, mulai dari makanan dan minuman, busana, alat kecantikan, salon, bioskop, hingga mebel.
Besaran promosi dan jenisnya pun beragam, seperti diskon hingga puluhan persen pembelian barang serta beli satu gratis satu. Promo ini hanya berlangsung pada 14 Februari 2024 dan 26 Juni 2024 jika pemilu berlanjut ke putaran dua. Warga cukup menunjukkan jari yang sudah dikenai tinta, yang menunjukkan yang bersangkutan sudah menggunakan hak pilihnya untuk mendapatkan promosi dan diskon.
Ketua Umum APPBI Alphonzus Widjaja menargetkan ada kenaikan omzet dan kunjungan ke pusat perbelanjaan saat selebrasi pesta demokrasi mendatang. Saat ini, asosiasinya memiliki 400 anggota di seluruh Indonesia dengan rata-rata kunjungan 20 juta per hari. Tiap mal dapat membukukan transaksi hingga Rp 5 miliar per hari, artinya total transaksi harian mencapai Rp 2 triliun dari semua kategori.
Baca juga: Imlek dan ”Rumah” Kita
”Kalau tingkat kunjungan naik 30 persen, penjualan akan naik pada persentase yang sama, kurang lebih. Ada peningkatan tingkat kunjungan dan tingkat penjualan,” katanya.
Ketua Umum Apindo Shinta W Kamdani mengatakan, program ini salah satunya bertujuan untuk menekan angka golput. Pengusaha ingin berpartisipasi dalam penyelenggaraan pemilu dengan ikut memersuasi masyarakat turut mencoblos di bilik suara. Setelah memberikan suaranya, masyarakat pun bisa menikmati sejumlah insentif promo diskon yang diberikan pengusaha.
”Apindo harus menjaga netralitas. Kami tak berkampanye untuk calon tertentu, tetapi kami mau menjaga agar dapat berkontribusi untuk Indonesia. Ini salah satu upaya kontribusi kepada pemerintah untuk menghentikan golput,” kata Shinta.
Mengamati fenomena ini, Yuswohady mengatakan, saat pemilu terjadi distribusi kekayaan dan jumlah uang beredar kepada masyarakat akar rumput. Hal lain, kini kian marak pemberian bantuan sosial. Masifnya berbagai kegiatan kampanye membuat daya beli masyarakat akar rumput ikut terdorong sehingga sedikit banyak akan mendorong omzet penjualan.
Di sisi lain, seperti halnya seasonal marketing, promo diskon pada hari pemilu itu juga untuk menyentuh unsur emosi konsumen dari aspek selebrasi. Setelah melakukan sesuatu yang penting untuk negara, konsumen diajak merayakannya untuk berbelanja dengan iming-iming promo diskon. Namun, karena hanya berlaku satu hari, tarikan potensi bisnisnya tidak akan sebesar momen Imlek, Lebaran, ataupun Natal dan Tahun Baru.
Jadi, bagaimana dengan Anda, tertarik untuk menikmati promo diskon pada saat pemilu?