Aliran dana asing ke Indonesia meningkat dan dapat memperkuat kinerja IHSG beberapa bulan ke depan.
Oleh
ERIKA KURNIA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Aliran dana asing ke Indonesia yang meningkat seminggu terakhir menunjukkan sentimen positif pasar di antara sejumlah indikasi ketidakpastian pada perekonomian global. Fenomena ini akan membuat kinerja Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG menguat beberapa bulan ke depan dan menaikkan penjualan surat utang negara.
Data Bank Indonesia (BI) menunjukkan, aliran modal asing masuk bersih di pasar keuangan domestik mencapai Rp 7,66 triliun selama periode 15-18 Januari 2024. Situasi ini dibaca analis pasar modal sebagai sentimen positif pelaku pasar di awal 2024.
Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Dimas Krisna Ramadhani, dalam keterangan tertulis, Senin (22/1/2024), mencatat, sepekan terakhir ini investor asing melakukan pembelian produk investasi di pasar reguler sebesar Rp 537 miliar, bahkan dalam sebulan terakhir telah mencapai Rp 9,19 triliun.
”Kenaikan harga saham blue chip seperti bank-bank besar dapat terjadi seiring dengan akumulasi pembelian yang dilakukan oleh investor asing. Apabila aliran dana asing masih akan terjadi hingga beberapa waktu ke depan, kita bisa mengharapkan kenaikan IHSG dapat terjadi lagi dan membentuk level tertinggi barunya ke depan,” tuturnya.
Penguatan IHSG, menurut Dimas, akan terjadi dalam beberapa bulan ke depan karena sentimen tersebut.
Sementara itu, dua pekan terakhir ini, pergerakan IHSG masih cenderung datar di posisi 7.200-7.250 setelah sempat memecahkan rekor sepanjang sejarah di level 7.323,58 pada perdagangan perdana 2024, Selasa (2/1/2024). Pada perdagangan Senin (22/1/2024), IHSG ditutup menguat 20,52 poin atau 0,28 persen ke level 7.247.
Analisis Pilarmas Investindo Sekuritas menyampaikan, IHSG sejauh ini masih bergerak variatif dengan volatilitas tinggi. Dari dalam negeri, faktor politik menjelang pemilu masih terus di dipantau pelaku pasar.
Isu pengunduran diri Menteri Keuangan Sri Mulyani dari kabinet Presiden Joko Widodo menjadi salah satu perhatian karena menyangkut nasib pemulihan ekonomi. Berikutnya, ada keputusan Bank Indonesia yang mempertahankan suku bunga acuannya di level 6 persen untuk menjaga kestabilan pertumbuhan ekonomi.
”Awal pekan ini, sentimen eksternal cenderung memengaruhi pergerakan IHSG,” kata mereka.
Pilarmas menyebut, konflik di Timur Tengah dan perkembangan ekonomi di negara-negara maju masih jadi faktor penggerak aliran dana investor.
Agresi yang dilakukan kelompok Houthi terhadap kapal-kapal di sekitar Laut Merah sebagai bentuk solidaritas terhadap warga Palestina di Gaza, yang dibalas serangan dari Inggris dan Amerika Serikat (AS), memberikan kekhawatiran akan terganggunya rantai pasokan.
Awal pekan ini, sentimen eksternal cenderung mempengaruhi pergerakan IHSG.
Sentimen lainnya datang dari kekhawatiran pasar terhadap prospek perekonomian China. Pasar dikejutkan oleh keputusan bank sentral China untuk mempertahankan suku bunga dasar pinjaman (LPR) satu tahun di 3,45 persen dan lima tahun tidak berubah pada 4,20 persen.
Ada juga sentimen kenaikan imbal hasil surat utang AS tenor 10 tahun di atas 4 persen. Pada pekan ketiga Januari ini, ada kenaikan imbal hasil dari 3,94 persen menjadi 4,12 persen. Sementara itu, ada kecenderungan penurunan imbal hasil surat utang negara (SUN) tenor 10 tahun dalam negara dari 6,67 persen menjadi 6,62 persen.
Surat utang laku
Imbal hasil SUN dalam negeri yang masih lebih baik dibanding imbal hasil surat utang AS berkolerasi dengan kenaikan aliran modal asing ke pasar domestik.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono, dalam siaran pers, Jumat (19/1/2024), mengatakan, aliran modal asing masuk bersih di pasar surat berharga negara (SBN) Rp 5,52 triliun, di pasar saham Rp 0,65 triliun, dan di sekuritas rupiah Bank Indonesia (SRBI) Rp1,50 triliun.
”Berdasarkan data transaksi dari awal tahun 2024 hingga 18 Januari 2024, total modal asing masuk bersih di pasar SBN mencapai Rp 5,72 triliun, di pasar saham Rp 9,83 triliun dan di SRBI Rp 13,67 triliun,” jelas Erwin.
Aliran dana asing juga masuk lewat instrumen credit default swap (CDS) atau premi risiko investasi atau premi credit default swaps (CDS) Indonesia. CDS 5 tahun per 18 Januari 2024 tercatat sebesar 74,28 basis poin (bps), naik dibandingkan per 12 Januari 2024 yang tercatat sebesar 72,05 bps.
CDS adalah produk investasi yang dipakai untuk bertaruh, antara lain, atas kejatuhan saham-saham bank yang dipersepsikan rapuh. Lewat instrumen ini, petaruh akan mendapatkan untung lewat harga yang turun. Ini kebalikan dari petaruh yang memasang taruhan harga naik, di mana jika harga naik, petaruh akan dapat untung (Kompas.id, 30/3/2023).
”Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan guna menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan dalam rangka mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut,” kata Erwin.