Laik Terbang, Boeing 737 Max 9 Lion Air Diizinkan Mengudara
Pesawat Boeing 737 Max 9 Lion Air dinilai tak melanggar aspek kelaikan udara sehingga dapat kembali mengudara.
Oleh
YOSEPHA DEBRINA RATIH PUSPARISA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah mencabut larangan terbang pesawatBoeing 737 Max 9 milik Lion Air. Dalam inspeksi dan evaluasinya, tiga pesawat Lion Air ini disimpulkan tidak melanggar unsur kelaikan udara.
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengizinkan kembali pesawat Boeing 737 Max 9 milik Lion Air beroperasi sejak Kamis (11/1/2024). Pada Sabtu (6/1/2024), tiga pesawatnya berstatus dilarang terbang sementara guna memastikan aspek-aspek keselamatan terpenuhi setelah insiden Alaska Airlines.
Peninjauan dan inspeksi dilakukan pada tiga pesawat berkode PK-LRF, PK-LRG, dan PK-LRI milik Lion Air. Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub melalui Direktorat Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara telah memeriksa ke lapangan serta mengevaluasi laporan pemeriksaan yang dilakukan Lion Air.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara M Kristi Endah Murni mengemukakan, berdasarkan inspeksi, proses revisi, dan evaluasi dengan beberapa pihak, tiga pesawat Lion Air tak terdampak perintah kelaikan udara (airworthiness directive/AD)2024-02-51 serta DGCA AD 24-01-001-U. AD tersebut melarang penerbangan pesawat berjenis 737 Max 9 hingga armada telah diinspeksi diikuti dengan seluruh tindakan perbaikan dilaksanakan, seperti dikutip dari laman FAA.
Keputusan ini diambil berdasarkan evaluasi antara Kemenhub dengan Lion Air, Boeing, dan FAA. Rapat terakhir yang diselenggarakan FAA juga mengonfirmasi kelaikan terbang pesawat dengan mengundang otoritas penerbangan sipil kawasan Asia Pasifik.
Dalam rapat itu, FAA menegaskan bahwa pesawat Boeing 737 Max 9 yang dioperasikan Lion Air tak terdampak FAA AD. Ketiga pesawat dapat beroperasi tanpa dilakukan inspeksi yang diperintahkan AD.
”Berdasarkan hasil pemeriksaan kami, serta hasil rapat dengan FAA, tiga pesawat udara Boeing 737-9 dapat dioperasikan kembali,” ujar Kristi secara tertulis.
Desain Boeing 737 Max Lion Air memiliki konfigurasi desain berbeda dengan pesawat Alaska Airlines.
Pernyataan tersebut juga dikemukakan pihak Lion Air. Koordinasi dengan Boeing sebagai pabrikan pesawat serta pihak-pihak berwenang lainnya, pesawat Boeing 737 Max 9 milik Lion Air dinyatakan tak berkategori pesawat dalam insiden terlepasnya pintu darurat bagian tengah Alaska Airlines
Corporate Communications Strategic of Lion Air Danang Mandala Prihantoro mengatakan, Boeing 737 Max Lion Air memiliki konfigurasi desain berbeda dengan pesawat Alaska Airlines. Hal ini menunjukkan, pesawat Lion Air tak berkaitan dengan pesawat yang mengalami insiden di Portland, Oregon, Amerika Serikat.
”Pesawat Boeing 737 Max 9 Lion Air tak menggunakan tipe desain pintu darurat bagian tengah nonaktif (mid cabin door plug). Lion Air menggunakan pintu darurat kabin tengah yang berfungsi dengan baik dan aman,” tutur Danang.
Sebelumnya, Ketua Asosiasi Pengguna Jasa Penerbangan Indonesia (Apjapi) Alvin Lie mengatakan, Indonesia ambil posisi aman, semua Boeing 737 Max 9 dilarang terbang walau tidak menggunakan plug door.
Serangkaian pemeriksaan terhadap Lion Air dipicu insiden pesawat Alaska Airlines Boeing 737 Max 9 yang mendarat darurat di Portland pada Jumat (5/1/2024). Pendaratan darurat hanya berselang 20 menit setelah lepas landas. Penerbangan bernomor 1282 itu mengangkut 171 penumpang dan enam awak kabin menuju Ontario, California, AS.
Ketika insiden terjadi, para penumpang melaporkan suara kencang hingga menyadari terdapat panel kabin pesawat yang terlepas saat mengudara. Pesawat terpaksa kembali ke Portland dengan lubang seukuran pintu pada badan pesawat. Tak ada penumpang terluka parah imbas kejadian ini.
Akibat peristiwa ini, FAA memerintahkan sejumlah maskapai melarang penggunaan pesawat Max 9 hingga pemeriksaan tuntas. Setidaknya 171 pesawat Alaska Airlines, United Airlines, serta maskapai lain terdampak, seperti dikutip The New York Times (Kompas.id, 11/1/2024).
Pada Kamis (18/1/2024), pihak Alaska Airlines memperpanjang pembatalan penerbangan Boeing 737 Max 9 sebab FAA masih meninjau data inspeksi dari 40 pesawat. FAA mengatakan, 40 dari 171 pesawat yang mengalami larangan terbang (grounded) perlu diinspeksi ulang sebelum diputuskan apakah aman untuk kembali mengudara.
Melansir Reuters, dua maskapai penerbangan AS, Alaska dan United Airles, banyak menggunakan Boeing 737 Max 9. Imbasnya, mereka harus membatalkan ribuan penerbangannya pada bulan ini.