logo Kompas.id
EkonomiTim Capres Bicara Energi, dari...
Iklan

Tim Capres Bicara Energi, dari Biofuel hingga Perbaikan Tata Kelola

Semua tim paslon presiden menilai, transisi energi, dari fosil ke energi rendah emisi, perlu dipacu. Juga berkeadilan.

Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
· 4 menit baca
Kendaraan pribadi bermesin diesel mengikuti rangkaian uji coba bahan bakar biodiesel B30 di Kantor Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah, Kota Semarang, Rabu (18/9/2019). Uji coba yang dilakukan dengan berbagai jenis kendaraan tersebut untuk melihat kelebihan dan kekurangan dari produk B30 untuk tahap penyempurnaan selanjutnya.
KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA

Kendaraan pribadi bermesin diesel mengikuti rangkaian uji coba bahan bakar biodiesel B30 di Kantor Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah, Kota Semarang, Rabu (18/9/2019). Uji coba yang dilakukan dengan berbagai jenis kendaraan tersebut untuk melihat kelebihan dan kekurangan dari produk B30 untuk tahap penyempurnaan selanjutnya.

JAKARTA, KOMPAS — Perwakilan dari tiga pasangan calon presiden dan wakil presiden Pemilihan Umum 2024 menyoroti berbagai hal terkait energi. Mulai dari perlunya pembenahan tata kelola hingga perlunya kebijakan komprehensif terkait bahan bakar nabati atau biofuel. Mandeknya capaian target energi terbarukan dinilai perlu diperbaiki demi optimalnya transisi energi.

Hal itu mengemuka dalam dalam diskusi ”Meneropong Bioenergi di Tangan Calon Presiden dan Wakil Presiden 2024-2029” yang digelar secara virtual, Rabu (10/1/2024). Semua tim pasangan calon presiden-wakil presiden menilai transisi energi, dari energi fosil ke energi rendah emisi, perlu dipacu demi perbaikan bumi dan kehidupan manusia. Namun, di sisi lain juga harus berkeadilan.

Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
Kunjungi Halaman Pemilu

Juru bicara pasangan calon 01, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Irvan Pulungan, mengatakan, energi terbarukan selalu menjadi isu yang selalu dibicarakan, tetapi sulit direalisasikan. Akan tetapi, bagaimanapun, transisi menuju energi terbarukan atau energi rendah karbon ialah suatu keniscayaan. Itu berkait dengan masa depan bumi dan manusia, serta tak bisa ditolak.

”Saat ini, capaian masih rendah, 1 persen (per tahun) dan kami mendorong (realisasi) energi terbarukan 4 persen per tahun. Jadi, harus dengan pendekatan yang kolaboratif, yakni meningkatkan partisipasi masyarakat dari perumusan hingga implementasi kebijakan. Juga perlunya perbaikan tata kelola, yakni harmonisasi baik vertikal maupun horizontal,” kata Irvan.

Baca juga: Menyelisik Agenda Transisi Energi Calon Presiden 2024

Irvan menambahkan, pasangan calon presiden/wakil presiden Anies-Muhaimin juga mendorong adanya inovasi pembiayaan pembangunan pembangkit energi terbarukan, khususnya pembiayaan campuran (blended financing). Di samping itu, perlu ada perencanaan holistik dan komprehensif agar implementasi kebijakan alam transisi energi tidak lagi hanya silo-silo (terpisah).

Tampak pembangkit listrik bertenaga bayu (PLTB)di Sidrap, Selasa (12/10/2021), yang diresmikan Presiden Joko Widodo pada 2019 lalu. PLTB Sidrap menjadi PLTB terbesar di Indonesia, bahkan Asia Tenggara. Ke depan, bauran energi baru terbarukan kian diperlukan untuk energi hijau yang ramah lingkungan.
KOMPAS/RENY SRI AYU

Tampak pembangkit listrik bertenaga bayu (PLTB)di Sidrap, Selasa (12/10/2021), yang diresmikan Presiden Joko Widodo pada 2019 lalu. PLTB Sidrap menjadi PLTB terbesar di Indonesia, bahkan Asia Tenggara. Ke depan, bauran energi baru terbarukan kian diperlukan untuk energi hijau yang ramah lingkungan.

Anggota Dewan Pakar Tim Pemenangan Nasional (TPN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming, pasangan calon nomor urut 02, Drajad Wibowo, menyoroti belum optimalnya penggunaan biofuel. ”Jadi, kalau ditanya program andalan kami untuk transisi energi ialah memperbanyak sumber-sumber bioetanol (dari tetes tebu). Sebab, itu akan menyerap banyak tenaga kerja dan nilai keekonomiannya lebih cepat tercapai,” ujarnya.

Sementara untuk biodiesel (dari minyak sawit mentah/CPO), yang implementasi mandatory-nya sudah mencapai 35 persen, Drajad menilai, perlu dilihat kembali bersama. Pasalnya, ada kompetisi antara pangan dan energi mengingat CPO juga menjadi bahan baku produk untuk pangan. Perlu ada konsensus nasional serta kesepakatan bersama akan hal itu.

Di samping itu, Drajad mendorong agar program-program transisi energi tak lagi mengonversi hutan dan alam, tetapi memanfaatkan tanah-tanah yang rusak ataupun terbengkalai. Energi, juga pangan, perlu dilihat secara komprehensif.

Iklan

Drajad menambahkan, pada prinsipnya, pihaknya akan melaksanakan pemanfaatan sumber-sumber energi yang secara finansial dan ekonomi dapat diadopsi oleh perusahaan. Dengan demikian, bicara transisi energi tak sekadar sesuatu di angan-angan. Salah satu upaya mendorong hal itu adalah pihaknya berjanji akan mengalokasikan anggaran besar untuk Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

https://cdn-assetd.kompas.id/8AH6AeaBcMJmnUbSSsNsGd4-SD0=/1024x1655/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2022%2F11%2F16%2Feb3941d8-889c-4a23-be61-dad34d29d3a5_png.png

Alternatif

Sementara itu, anggota Dewan Pakar TPN Ganjar Pranowo-Mahfud MD, pasangan calon nomor urut 03, Agus Hermanto, menekankan pentingnya tahapan dalam upaya mempercepat transisi energi. Menurut dia, jenis energi terbarukan yang paling realistis untuk segera dilakukan serta sudah direncanakan pihaknya ialah pengembangan energi surya dan angin.

Namun, yang nantinya akan memberikan kontribusi besar secara nasional adalah energi panas bumi. ”Kita punya potensi besar (panas bumi), tetapi baru sekitar 10-11 persen yang baru dimanfaatkan. Namun, pengembangan panas bumi ini butuh waktu agak lama. Jadi, sambil menunggu itu, kita juga menjalankan bioenergi. Yang paling banyak saat ini biodiesel, dari CPO. Namun, CPO bukan satu-satunya sumber untuk biofuel. Bisa dari wood chips, misalnya,” kata Agus.

Baca juga: Energi Hijau: Anies, Ganjar, dan Prabowo Tak Singgung Keterjangkauan Harga

Alternatif bahan baku biofuel selain CPO, imbuh Agus, mesti dicari, terutama yang tidak merusak lingkungan. Namun, untuk program mandatory biodiesel yang saat ini sudah berjalan, perlu inventarisasi sebelum meningkatkannya menjadi B40. Perlu ada pendataan kebutuhan, untuk selanjutnya dipetakan bahan baku apa saja yang bisa dipakai.

Direktur Eksekutif Traction Energy Asia Tommy Pratama mengatakan, total potensi energi terbarukan di Indonesia sekitar 3.600 gigawatt (GW) baru termanfaatkan sekitar 12,6 GW. Oleh karena itu, perlu percepatan dalam transisi energi sambil terus mengembangkan potensi-potensi yang bisa segera dioptimalkan demi mengurangi ketergantungan pada energi kotor.

”(Dorongan penggunaan energi rendah karbon) ini untuk hajat hidup banyak orang. Sebab, krisis iklim yang kita alami ini menjadi krisis bagi manusia dan mengancam kedaulatan negara. Dengan krisis iklim ini, permukaan air laut naik, pulau-pulau tenggelam, (garis) pantai mundur, serta ada potensi timbulnya berbagai penyakit,” kata Tommy.

Manajer Program Bionergi Trend Asia Amalya Reza Oktaviani menambahkan, pengenalan dan pemetaan persoalan iklim tak hanya di sektor energi, tetapi juga lainnya, termasuk kehutanan dan lahan. Prosesnya pun didorong agar bottom-up. Perlu adanya demokratisasi energi, yakni dengan melibatkan seluruh aspek masyarakat.

”(Dari para pasangan calon), kami menanti komitmen-komitmen no deforestation dan pensiun dini PLTU (pembangkit listrik tenaga uap). Sebab, sampai sekarang, peta jalan pensiun dini PLTU yang diamanatkan Perpres Nomor 112 Tahun 2022 pun belum ada. Kami nantikan apakah (pasangan calon) memiliki konsep itu atau tidak. Kebutuhan energi itu, apakah rakyat atau industri yang butuh?” ucapnya.

Menurut data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), hingga semester I-2023, energi terbarukan dalam bauran energi primer baru 12,5 persen atau hanya bertambah 0,2 persen dari akhir 2022. Padahal, ada target nasional sebesar 23 persen pada 2025. Waktu untuk memenuhi target itu semakin sempit karena tinggal tersisa sekitar dua tahun hingga pengujung 2025.

Editor:
ARIS PRASETYO
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000