Pemerintah Larang Terbang Sementara Boeing 737 Max 9 Milik Lion Air
Keputusan menghentikan sementara pengoperasian Boeing 737 Max 9 milik Lion Air merupakan langkah preventif.
Oleh
YOSEPHA DEBRINA RATIH PUSPARISA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kementerian Perhubungan melarang terbang sementara pesawatBoeing 737 Max 9 yang sejauh ini hanya digunakan Lion Air. Imbas dari kecelakaan Alaska Airlines di Amerika Serikat pekan lalu, Pemerintah Indonesia akan mengevaluasi kelaikan pesawat hingga ada informasi lebih lanjut.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) M Kristi Endah Murni mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Administrasi Penerbangan Federal (FAA) Amerika Serikat Regional Asia Pasifik, Boeing, dan Lion Air. Alasannya, hanya maskapai nasional tersebut yang menggunakan jenis pesawat Boeing 737 Max 9 dengan registrasi PK-LRF, PK-LRG, dan PK-LRI.
FAA telah menerbitkan Pemberitahuan Kelaikan Terbang Lanjutan pada Komunitas Internasional (CANIC) dan Kelaikan Terbang Darurat Langsung FAA (EAD) 2024-02-51 per Sabtu (6/1/2024). Hal ini dirilis untuk menghentikan seluruh pengoperasian pesawat Boeing 737 Max 9 dengan pintu darurat bagian tengah (mid exit door plug)untuk diperiksa lebih lanjut.
”Berdasarkan review dan evaluasi oleh Ditjen Perhubungan Udara dan koordinasi dengan Lion Air, diputuskan untuk memberhentikan pengoperasian sementara (temporary grounded)pesawat Boeing 737 Max 9 sejak tanggal 6 Januari 2024 sampai perkembangan lebih lanjut,” tutur Kristi dalam pernyataan tertulis yang diterima Kompas di Jakarta, Senin (8/1/2023).
Sebelumnya, Lion Air telah memberi keterangan resmi kepada Kemenhub bahwa Boeing 737 Max 9 yang dioperasikan berbeda dengan tipe pintu pesawat Alaska Airlines yang mengalami kecelakaan. Tipe pintu darurat bagian tengah milik Lion Air aktif dan bisa digunakan dengan aman. Hal ini dikonfirmasi pula oleh Boeing.
Mengacu pada EAD, diperlukan pemeriksaan segera pada pesawat Boeing 737 Max 9 berpintu darurat bagian tengah nonaktif. EAD ini berlaku untuk 171 pesawat di seluruh dunia.
”Sejak 5 Januari 2024, Lion Air telah melakukan langkah-langkah pencegahan. Lion Air sedang melakukan inspeksi lebih lanjut pada mid-cabin emergency exit door yang melibatkan mid cabin emergency exit flight lock operational test,” ujar Corporate Communications Strategic of Lion Air Danang Mandala Prihantoro.
Mengutip dari The New York Times, Alaska Airlines Boeing 737 Max 9 mendarat darurat di Portland, Oregon, AS, pada Jumat (5/1/2024). Pendaratan hanya berselang 20 menit setelah lepas landas. Penerbangan bernomor 1282 itu mengangkut 171 penumpang dan enam awak kabin menuju Ontario, California, AS.
Para penumpang melaporkan bahwa mereka mendengar suara kencang, hingga akhirnya mereka menyadari bahwa terdapat bagian badan pesawat (fuselage) yang terbuka di udara. Pesawat terpaksa kembali ke Portland dengan lubang seukuran pintu pada badan pesawat. Tak ada penumpang yang terluka parah akibat kecelakaan ini.
Kejadian ini tergolong baru dalam standar maskapai komersial. Pesawat yang tengah mengudara itu baru saja mendaftarkan diri beroperasi pada November lalu dengan total 145 penerbangan.
Imbas insiden pendaratan darurat ini, FAA memerintahkan sejumlah maskapai stop penggunaan pesawat Max-9 hingga tuntas diperiksa. Setidaknya 171 pesawat milik Alaska, United, dan maskapai lain pun terdampak. Hal ini memunculkan pertanyaan baru mengenai keselamatan dari desain pesawat.
Langkah ”aman” pemerintah
Keputusan Pemerintah Indonesia untuk menghentikan sementara pengoperasian Boeing 737 Max 9 milik Lion Air dinilai langkah preventif. Harapannya, jangan sampai insiden Alaska Airlines terjadi pada maskapai Indonesia.
Menurut Ketua Asosiasi Pengguna Jasa Penerbangan Indonesia (Apjapi) Alvin Lie, Boeing 737 Max 9 merupakan pesawat versi terpanjang. Pesawat ini bisa membawa hingga lebih dari 200 penumpang sehingga syarat pembuatan pintu darurat harus di belakang sayap. Hanya, tak semua pesawat menggunakan konfigurasi seperti ini.
”(Hal) Yang banyak digunakan di AS, terutama Alaska dan South West (Airlines) itu, mereka memakai beberapa (pesawat) tipe ini,” ujarnya.
Ketika tak menggunakan konfigurasi penumpang ekonomi di atas 200 orang, maka pintu darurat ini ditutup. Fungsinya bukan sebagai pintu, melainkan dinding biasa pada badan pesawat. Dari dalam tak terlihat seperti pintu, tetapi tampak luar masih terlihat bahwa itu adalah pintu. Bagian inilah yang lepas.
Namun, tiga pesawat Boeing 737 Max 9 milik Lion Air menggunakan konfigurasi yang berbeda. Meski maskapai tersebut mengemukakan keberatannya, Kemenhub tetap mengeluarkan larangan terbang sementara sebagai langkah preventif.
”Penjelasan Kemenhub adalah menunggu hasil penyelidikan FAA tuntas. Jadi, sementara Indonesia ambil posisi aman, semua Boeing 737 Max 9 dilarang terbang walau tidak menggunakan plug door,” kata Alvin.