Tol Pamulang-Cinere-Raya Bogor Resmi Beroperasi
Masyarakat dapat menuju Bandara Soekarno-Hatta tanpa lewat kota, tetapi melalui jalan Tol Pamulang-Cinere-Raya Bogor.
JAKARTA, KOMPAS — Jalan Tol Pamulang-Cinere-Raya Bogor sepanjang 14,8 kilometer resmi beroperasi. Dengan investasi Rp 4 triliun, jalan ini akan melengkapi struktur jaringan tol di Jabodetabek. Keberpihakan pada angkutan barang/logistik pun dinanti.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan jalan Tol Pamulang-Cinere-Raya Bogor yang merupakan bagian dari Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta (JORR) 2. Penyelesaian sisa jalan tol akan ditargetkan tuntas pada triwulan II-2024.
”Pengoperasian jalan tol ini akan memberikan lebih banyak pilihan kepada masyarakat, khususnya masyarakat yang tinggal di Cibubur, Bogor, Tangerang untuk menjangkau tempat-tempat (lain), seperti Bandara Soekarno-Hatta dan lain-lain, tanpa harus masuk ke dalam kota,” tutur Presiden Jokowi di gerbang Tol Limo Utama, Depok, Jawa Barat, Senin (8/1/2024).
Baca Juga: Tol Cinere-Jagorawi Sepanjang 14,64 Kilometer Selesai Dibangun
Dengan beroperasinya jalan tol ini, diharapkan mobilitas orang, barang, dan logistik makin lancar. Kemacetan dapat ditekan dengan alternatif ruas jalan lain.
Dalam acara peresmian itu, hadir pula sejumlah pejabat yang mendampingi Presiden. Beberapa di antaranya adalah Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Hadi Tjahjanto, dan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan.
Basuki mengatakan, jalan yang baru diresmikan ini merupakan bagian dari jaringan JORR 2 sepanjang 111 kilometer (km). Jalan ini melingkar dari Cengkareng-Bandara Soekarno-Hatta, Cinere, Cimanggis, Cibitung, Cilincing, hingga Pelabuhan Tanjung Priok.
”Ditargetkan seluruh ruas JORR 2 rampung pada triwulan II-2024. Hari ini yang diresmikan adalah ruas Cinere-Jagorawi seksi 2 dan 3 Raya Bogor-Pamulang (11,2 km) dan Serpong-Cinere seksi 2 Pamulang-Cinere (3,6 km),” ujarnya.
Saat ini, ruas JORR 2 yang masih dalam tahap penyelesaian merupakan Tol Cimanggis-Cibitung seksi 2B Cikeas-Cibitung. Panjangnya mencapai 19,65 km yang ditargetkan tuntas pada Februari atau Maret 2024.
Baca Juga: Sepanjang 2023, Telah Terbangun 217,8 Km Jalan Tol
Jalan Tol Serpong-Cinere mempunyai panjang 10,14 km terbagi atas dua seksi. Total biaya investasinya mencapai Rp 3,8 triliun. Sementara, dengan panjang 14,64 km, jalan Tol Cinere-Jagorawi memiliki nilai investasi Rp 3,6 triliun yang mencakup tiga seksi.
Rangkaian JORR dua ini dioperasikan dua badan usaha jalan tol. Pertama, PT Cinere Serpong Jaya yang menaungi Tol Serpong-Cinere. Kedua, PT Translingkar Kita Jaya yang mengelola Tol Cinere-Jagorawi.
Sebelumnya, pergerakan lalu lintas dari dan menuju Bogor-Cengkareng harus melewati JORR 1 berlanjut tol dalam kota. Dengan JORR 2, waktu tempuh dapat dipersingkat tanpa harus melewati kota, sekaligus menjadi alternatif dari JORR 1.
Efektivitas jalan tol
Beroperasinya jalan Tol Pamulang-Cinere-Raya Bogor diharapkan membantu arus mudik pada masa Lebaran mendatang. Oleh karena itu, ruas JORR 2 ditargetkan selesai sebelum hajatan tahunan itu.
Menurut Direktur Utama PT Translingkar Kita Jaya, Hilman Muchsin, pengguna jalan rata-rata menghemat waktu 30-45 menit dibandingkan dengan sebelumnya ketika melalui JORR 1. Sebelum dibuka, volume kendaraan sekitar 84.000 unit, kini meningkat menjadi 100.000 unit per hari. Pada akhir pekan, pergerakan harian meningkat menjadi sekitar 134.000 kendaraan.
”Sehari sebelum diresmikan, kami sudah menaikkan tarif per tanggal 5 Januari 2024. Tidak ada masalah, ya, pengguna jalan merasa terbantu meski sudah bertarif dibandingkan terjebak macet di JORR 1,” kata Hilman.
Pada akhir pekan, pergerakan harian meningkat menjadi sekitar 134.000 kendaraan.
Dikutip dari Kompas.com, total ongkos perjalanan dari Tol Jagorawi hingga Bandara Soekarno-Hatta melalui Tol Pamulang-Cinere-Raya Bogor untuk kendaraan golongan I sebesar Rp 63.000. Tarif kendaraan golongan I yang memasuki Tol Jagorawi dipatok Rp 7.500, berlanjut ke Tol Cijago sebesar Rp 15.000. Sebelumnya, tarif ditetapkan Rp 9.000. Dari situ, kendaraan melewati gerbang Tol Limo Utama kemudian memasuki Tol Serpong-Cinere yang bertarif Rp 11.000. Setelah itu, kendaraan mengarah sampai Simpang Susun Serpong, memasuki ruas Tol Kunciran-Serpong dengan biaya Rp 21.000.
Kendaraan lalu akan melalui Tol Prof Dr Insinyur Sedyatmo, Cengkareng, harga Rp 8.500. Lantas, kendaraan dapat lanjut ke ruas jalan arah Bandara Soekarno-Hatta. Total ongkos perjalanan dari Tol Jagorawi hingga bandara sebesar Rp 63.000.
Baca Juga: Tol Pamulang-Cinere-Raya Bogor Beri Alternatif Warga Bermobilitas
Keberpihakan pada logistik
Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Ahmad Heri Firdaus, mengemukakan, jalan tol memang dapat memudahkan akses masyarakat, apalagi lalu lintas area Jabodetabek makin padat. Dari sisi efek pengganda (multiplier effect)tentu berdampak bagi sektor-sektor pengguna dan wilayah sekitar tol.
Kawasan Bekasi yang difasilitasi JORR 2 akan membantu kendaraan-kendaraan niaga yang membawa barang dan logistik. Alhasil, waktu tempuh dapat terpangkas, apalagi nantinya jalan tol dapat mengantarkan pengendara hingga ke Pelabuhan Merak dan Bandara Soekarno-Hatta.
Baca Juga: Pemerintah Siap Berlakukan Pembatasan Operasional Kendaraan Jelang Natal dan Tahun Baru
Meski demikian, efektivitas tol, khususnya angkutan barang/logistik, terpengaruh oleh besaran tarif. Tarif saat ini dinilai kurang terjangkau sehingga menurunkan minat mereka untuk melewati tol. Padahal, proporsi terbesar tarif logistik adalah transportasi.
”(Tol) ini bisa menghemat logistic cost karena biaya logistik kita cukup tinggi. Tol bisa mengurai kemacetan dan mereduksi biaya logistik. (Dampak) ini butuh waktu, tergantung pula dari keinginan untuk membayarnya,” kata Ahmad.
Guna menghidupkan lingkungan sekitar, pemerintah perlu memantiknya dengan pembangunan kawasan industri atau pusat usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Selain jalan tol, jalan arteri perlu diperlebar agar masyarakat, termasuk angkutan barang/logistik, memiliki pilihan jalur.
Skema subsidi silang antara pengguna kendaraan pribadi dan angkutan barang/logistik juga dapat diterapkan agar tol menjadi ”hidup”. Ide ini dapat dikaji lebih dalam sekaligus menetapkan tolok ukurnya.
Hal serupa diutarakan akademisi Institut Transportasi dan Logistik Trisakti, Jakarta, Suripno. Ia menilai, jalan tol sebagi instrumen kebijakan untuk menekan biaya logistik semestinya dapat memberi potongan, bahkan membebaskan tarif jalan tol.
”Intinya ditetapkan berdasarkan persaingan harga komoditas. Pada saat dipasarkan itu (harga) berapa, persentase ongkos berapa, kemudian pemerintah akan tekan itu sehingga mampu bersaing,” ujarnya.
Tarif jalan tol idealnya dapat diterapkan subsidi silang. Tarif tol pengguna kendaraan pribadi dinaikkan, sedangkan pengguna angkutan barang diturunkan. Alhasil, pengelola jalan tol juga tidak merugi karena pengguna kendaraan pribadi berkorban untuk subsidi angkutan barang. Jalan tol sejatinya bersifat opsional karena masyarakat dapat memilih antara jalan bebas hambatan ini dan jalan arteri.
Baca Juga: Transaksi Nontunai Nirsentuh Jalan Tol Akan Diuji Coba Desember