Taylor Swift memiliki kekuatan bisnis melekat pada dirinya ketika ia berkeliling dunia dalam sebuah tur bernama Eras.
Oleh
ANDREAS MARYOTO
·4 menit baca
Dua media besar, yaitu majalah Time dan televisi CNN, menobatkan penyanyi Taylor Swift sebagai Person of The Year 2023 dan CNN’s Businessperson of The Year. Ia yang akrab di Indonesia sebagai tempat curhat di media sosial biasa dipanggil dengan sebutan ”Mbak Taylor”. Senyatanya dia adalah pemimpin bisnis yang sukses. Ia mendobrak berbagai pakem bisnis dan menjadi kekuatan baru di dalam dunia bisnis.
Beberapa media menyebut, Swift seperti bukan merupakan entitas bisnis. Dia juga tampak tidak sedang menjalankan usaha. Ia juga tidak menyandang jabatan chief executive officer (CEO). Ia adalah penyanyi, seniman, dan penghibur. CNN menggambarkan sosoknya dengan mengatakan, Taylor Swift tidak perlu menjalankan perusahaan besar atau memimpin bank sentral untuk mendapatkan kekuatan ekonomi yang besar tahun ini. Akan tetapi, kekuatan bisnis melekat pada dirinya ketika ia berkeliling dunia dalam sebuah tur yang bernama Eras.
Pendapatannya mencapai 2 miliar dollar AS atau sekitar Rp 31 triliun. Angka ini muncul dari penjualan musik, royalti, tiket, pernak-pernik, dan penjualan tiket film. Swift mencapai prestasi luar biasa yang mengesankan bagi setiap pemimpin bisnis, bahkan yang masuk dalam Fortune 500. Dia memiliki basis penggemar setia yang datang dengan kekuatan penuh untuk berbelanja. Sekali lagi, berbelanja!
Dalam ekonomi yang sebagian besar didorong oleh belanja, fenomena tersebut merupakan suatu kesuksesan bagi pemimpin bisnis mana pun. Apalagi bagi perusahaan yang tengah bingung mendapatkan konsumen loyal, Swift menjadi contoh sukses membangun loyalitas. Banyak perusahaan dan bahkan negara yang kebingungan mendorong sisi konsumsi. Swift sukses menggerakkan tangan penggemarnya untuk membuka dompet.
Perusahaan tiket StubHub menyatakan, tur Swift adalah yang terbesar dalam dua dekade sejarah perusahaan tiket tersebut. Angka-angka penjualan tur Swift melampaui artis sukses lainnya.
Mereka menyebut dalam laporan akhir tahunnya, Swift tidak hanya tampil di panggung, tetapi juga telah menulis ulang panduan dalam bisnis hiburan, meninggalkan jejak gemerlap, merangsang ekonomi setempat, dan memasarkan gelang persahabatan ke mana pun dia pergi.
Lalu, mengapa Mbak Taylor begitu memukau banyak kalangan? Seperti yang sudah banyak orang tahu, dia memiliki kemampuan bercerita alias pendongeng (storytelling) dan bahkan dirinya adalah cerita itu sendiri. Setidaknya ungkapan ini muncul dalam penjelasan mengenai pemilihan Taylor Swift sebagai Person of The Year.
Saat Swift menceritakan sebuah kisah kepada Anda, Anda pasti akan mendengarkannya, karena Anda tahu itu akan menjadi cerita yang bagus. Kekaguman itu bukan hanya karena dia memiliki kehidupan yang luar biasa, melainkan karena dia adalah pendongeng yang luar biasa. Kisahnya, termasuk ketika dia patah hati, sangat menarik.
Seperti yang sudah banyak orang tahu, dia memiliki kemampuan bercerita alias pendongeng ( storytelling) dan bahkan dirinya adalah cerita itu sendiri.
Kesuksesan bisnisnya adalah bukan hanya soal menyanyi, melainkan karena keahliannya sebagai pendongeng ulung di era modern. Masih dari majalah Time, pada gilirannya, dunia menonton, mengklik, menangis, menari, ikut bernyanyi, pingsan, dan membiarkan karyanya menjadi lagu sebuah pengiring kehidupan mereka. Bagi Swift, ini adalah puncaknya.
”Ini adalah hal paling membanggakan dan paling membahagiakan yang pernah saya rasakan, dan hal paling kreatif dan bebas yang pernah saya alami,” katanya. Ia telah menunjukkan kekuatannya sebagai pendongeng yang hebat.
Sebuah cerita menjadi bisnis yang besar. Penjualan tiket, restoran, dan hotel yang laris serta pendukungnya yang mendapat bonus sudah menjadi cerita yang sering kita dengar.
Di luar itu, gelang persahabatan yang diperdagangkan oleh penggemarnya di konser menjadi aksesori yang populer, dengan satu baris dalam sebuah lagu menyebabkan peningkatan penjualan sebesar 500 persen di toko kerajinan.
Saat Swift berkencan dengan Travis Kelce, Kansas City Chief, dan juara Super Bowl dua kali, penayangan gimnya meningkat pesat. Kemudian ada juga buku lagu-lagunya yang mendapat banyak pujian dan terjual laris. Buku ini adalah sebuah katalog yang sangat disukai sehingga ketika dia merilis ulang, dia sering memecahkan rekor tangga lagu karena orang mudah teringat kembali dengan lagu-lagunya.
Setidaknya ada 10 kelas di perguruan tinggi yang khusus membahas fenomena Swift ini, baik yang membahas karyanya maupun sisi bisnisnya, terutama mahasiswa MBA. Kesuksesan Swift jauh melampaui kemampuan bermusiknya.
Dia menguasai pengetahuan untuk membuat temuan-temuan baru, terus mengembangkan citra diri, dan terus berupaya agar suaranya tetap relevan dalam industri musik yang terus berubah. Kemampuan beradaptasi ini memungkinkannya memperluas basis penggemarnya, menaklukkan genre-genre baru, dan memperkuat statusnya sebagai ikon pop global.
Kecerdasan bisnis Swift, menurut Medium, juga terlihat dalam kemampuannya memanfaatkan mereknya dan keterampilannya agar selalu terhubung dengan penggemarnya secara pribadi. Melalui platform media sosial seperti Instagram dan Twitter, dia berbagi berita, menceritakan inovasi-inovasi Swift, memberikan gambaran sekilas kepada penggemar tentang kehidupan pribadinya, dan menciptakan keintiman.
Dunia pendidikan bisnis tengah mempelajari lebih dalam fenomena itu dalam hal strategi merek Swift, model bisnis, kemitraan strategis, teknik pemasaran, dan lain-lain. Tahun ini memang layak untuk Mbak Taylor.