Memahami Pengembangan Karier ala Soeraja Serial ”Gadis Kretek”
Hampir 72 persen generasi Z dan 66 persen generasi milenial mempertimbangkan perubahan karier dalam 12 bulan ke depan.
Oleh
MEDIANA
·5 menit baca
Serial Gadis Kretek berhasil menempati posisi ke-10 serial Netflix nonbahasa Inggris terpopuler secara global dengan penayangan 1,6 juta kali selama 6-12 November 2023. Netflix juga mengatakan, serial Gadis Kretek menduduki peringkat 10 besar mingguan di enam negara. Di Indonesia, Gadis Kretek mempertahankan posisi teratas selama dua minggu.
Kisah cinta yang epik antara Dasiyah, peramu formula sempurna untuk rokok kretek, dan Soeraja adalah inti utama cerita. Kisah keduanya berlatar belakang industri rokok kretek Indonesia dan peristiwa sejarah pada tahun 1960-an.
Terlepas dari drama romansa Dasiyah dengan Soeraja yang membuat heboh, penonton yang berlatar belakang pekerja usia muda sebenarnya bisa belajar pengembangan karier dari serial Gadis Kretek. Apalagi, jika saat ini di antara mereka sedang berpikir untuk beralih karier atau tempat kerja.
Berdasarkan riset LinkedIn (Januari 2023), yang dikutip dari CNBC, hampir 72 persen generasi Z dan 66 persen generasi milenial sedang mempertimbangkan perubahan karier dalam 12 bulan ke depan. Sementara generasi X hanya 55 persen dan baby boomer 33 persen.
Praktisi sumber daya manusia dan kreator konten karier, keluarga, dan keuangan Samuel Ray, Senin (25/12/2023), di Jakarta, berpendapat, karakter Soeraja sebenarnya memiliki sisi positif yang bisa ditiru. Misalnya, saat adegan Soeraja menawarkan tembakau dari petani koneksi dia kepada Idroes Moeria, juragan rokok kretek yang juga ayah Dasiyah.
”Artinya, ketika karyawan ingin beralih karier atau pindah tempat kerja, pelajaran dari karakter Soeraja adalah harus memiliki sesuatu yang bisa dijual ke perusahaan baru. Koneksi (networking) adalah hal yang bisa dijual, selain lama durasi pengalaman bekerja dan portofolio proyek kerja,” tuturnya.
Adegan Soeraja meminta Yu Marem membuatkan kue, lalu kue tersebut dibagi-bagikan kepada semua orang, termasuk ibu-ibu pelinting, menunjukkan dia pandai mengambil hati karyawan lain. Cara Soeraja seperti itu bisa dikatakan tata krama (manner) dasar yang masuk dalam bagian menyadari kondisi budaya lingkungan tempat kerja. Jangan sampai menjadi karyawan yang memiliki ”budaya” yang berbeda sendiri.
Menurut Samuel, apabila di suatu kantor ada budaya memberikan oleh-oleh seusai perjalanan bisnis, ini tetap bisa diikuti dengan mempertimbangkan kemampuan diri sendiri. Memiliki kesadaran terhadap budaya lingkungan tempat kerja juga bisa dilakukan dengan sebatas punya rekan kerja lintas departemen.
Mengenai adegan Soeraja pindah ke pabrik rokok kompetitor, lanjutnya, itu adalah adegan kontroversial. Sebab, kepindahannya itu karena terpaksa harus menolong Dasiyah.
”Di dunia kerja nyata, pindah tempat kerja ke perusahaan kompetitor dari perusahaan sebelumnya sebenarnya bukan hal tabu. Apalagi, kesempatan karier lebih baik dan tidak melanggar perjanjian kerja yang sudah ditandatangani dengan perusahaan lama,” ucap Samuel.
Beralih karier profesi atau pindah tempat kerja sebaiknya dilihat sebagai sarana memajukan karier setiap individu karyawan. Apabila ada individu karyawan yang sudah bekerja lama, tetapi hasil kerjanya nyaris tidak dilirik perusahaan atau organisasi perusahaan akan pailit, karyawan bersangkutan semestinya tidak diam saja.
Namun, berpindah ke perusahaan kompetitor kemudian membocorkan rahasia perusahaan lama adalah perbuatan tidak beretika. Adegan Soeraja menyelinap masuk ke pabrik Idroes Moeria untuk mencuri resep kretek Gadis bukan perilaku yang bisa dicontoh. Di dunia kerja nyata, setiap perusahaan biasanya bahkan memiliki klausul hukum untuk melindungi hak cipta produk yang dibuat.
Lantas, bagaimana jika karyawan yang sudah punya pengalaman bekerja memiliki karakter kuat, visioner, tetapi tertutup mirip dengan sosok Dasiyah? Samuel berpendapat, bagi karyawan yang mempunyai karakter yang cenderung introver, karyawan seperti itu perlu mencari mentor yang sebaiknya atasan langsung yang baik dan peduli terhadap isu perkembangan karier.
”Figur seperti itu akan membantu ,berjualan’, seperti memberikan kesempatan bagi karyawan. Cuma, si karyawan perlu menjaga kualitas kerjanya,” kata Samuel.
Hubungan baik
Pendiri dan Chief of Facilitator The Positive Workplace Haryo Suryosumarto secara terpisah berpendapat, jika nyaman bekerja di satu perusahaan dan merasa segalanya tercukupi, tidak salah karyawan bertahan di satu tempat. Soeraja dalam serial Gadis Kretek sebenarnya cukup loyal pada pabrik milik Idroes Moeria meski dulu mendapat tawaran gaji tiga kali lipat.
”Akan tetapi, jika kondisi mengharuskan individu pekerja untuk beralih karier atau pindah ke perusahaan lain, individu bersangkutan tetap perlu menjaga hubungan baik dengan semua orang di perusahaan lama. Kemudian, individu itu harus membuktikan bisa berkontribusi maksimal di tempat baru,” tuturnya.
Haryo menjelaskan, semua orang yang pernah bekerja sama biasanya akan bisa menilai kualitas kerja secara obyektif. Menjaga hubungan baik dengan semua orang di kantor lama akan memudahkan ketika suatu hari seorang individu karyawan membutuhkan referensi. Tidak jarang kesempatan baru juga bisa muncul dari rekan kerja ataupun atasan di kantor lama yang paham dan merekomendasikan kepada orang lain yang belum dikenal.
”Soeraja pada akhirnya juga berkunjung ke mantan karyawan Idroes Moeria. Terlepas itu dia lakukan karena penyesalan, saya rasa pindah ke tempat kerja baru memang perlu tetap menjaga hubungan baik dengan kantor lama,” ujarnya.
Lebih jauh Haryo menyebutkan, ada beberapa kritik yang dia catat mengenai fenomena pekerja usia muda beralih karier ataupun pindah tempat kerja dengan profesi sama. Misalnya, terlalu fokus pada aspek remunerasi semata tanpa menganalisis dengan saksama faktor-faktor lain yang memengaruhi tingkat keberhasilan di kantor baru/lama. Faktor yang dia maksud meliputi budaya kantor, pola kerja, dan gaya kepemimpinan atasan.
Pendiri komunitas intelijen karier Network Capital, Utkarsh Amitabh, dalam artikel opini ”The Right Way to Make Big Career Transition” (Harvard Business Review, Juli 2021) mengatakan, transisi karier diibaratkan seperti bawang karena butuh perencanaan matang, alasan, dan kapan harus beralih karier atau pindah tempat kerja dengan profesi sama. Bersikap realistis terhadap waktu dan target tujuan yang diinginkan itu penting dilakukan oleh pekerja.