Pergerakan Pasar Pusat Data Mengarah ke Negara Berkembang
Pasar pusat data di Asia Pasifik mengalami peningkatan minat, di kalangan pasar negara berkembang termasuk Indonesia.
Oleh
MEDIANA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Indonesia menjadi negara berkembang yang bersaing untuk menjadi lokasi pembangunan fasilitas pusat data baru di kawasan Asia Pasifik. Selain Jabodetabek, Batam dan Bintan belakangan menjadi opsi lokasi pembangunan.
Ketua Bidang Aplikasi Nasional Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) Djarot Subiantoro, Kamis (7/12/2023), di Jakarta, berpendapat, pembangunan fasilitas di luar Singapura di wilayah negara terdekat, seperti Batam dan Bintan, menjanjikan biaya yang lebih efisien. Selain itu, lahan masih cukup luas khususnya untuk dipakai membangun fasilitas pusat data dengan penerapan energi terbarukan.
”Singapura selama ini jadi tujuan populer pembangunan fasilitas pusat data bagi operator pusat data ataupun perusahaan teknologi global. Akan tetapi, lahan mereka juga terbatas dan peruntukan lahan di sana semakin ditingkatkan untuk nilai tambah yang lebih besar. Maka, pilihan operator pusat data lokal ataupun asing membangun fasilitas pusat data di luar dan di sekitar Singapura menjadi masuk akal,” ujarnya.
Indonesia diproyeksikan akan berkontribusi sekitar 40 persen dari ekonomi digital ASEAN. Penetrasi pengguna internet di Indonesia telah mencapai lebih dari setengah populasi penduduk. Regulasi terkait lokalisasi dan proteksi data mendukung. Biaya listrik juga relatif dapat diprediksi.
Menurut Djarot, pembangunan fasilitas pusat data baru di daerah lain di Indonesia amat memungkinkan. Hanya, hal yang perlu dicek kembali adalah kualitas kondisi konektivitas jaringan telekomunikasi, listrik, dan sumber daya manusia.
PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk atau Telkom sudah melakukan peletakan batu pertama NeutraDC Hyperscale Data Center Batam pada Desember 2023. Kapasitas fasilitas ini besar dengan standar tier 3 dan 4.
Direktur Wholesale and International Service Telkom Bogi Witjaksono mengatakan, NeutraDC Hyperscale Data Center Batam menjadi bagian dari ekosistem fasilitas pusat data Telkom Grup. Artinya, fasilitas itu akan terhubung dengan fasilitas pusat data Telkom yang berada di Cikarang (Bekasi, Jawa Barat) dan luar negeri, seperti Hong Kong.
”Fasilitas pusat data Telkom Grup sebenarnya mengemban misi membawa lalu lintas data internet ke domestik. Selama ini, lalu lintas data internet banyak bersumber dari negara tetangga,” ujarnya.
Per September 2023, Telkom memiliki total 32 fasilitas pusat data (27 domestik dan 5 luar negeri) dengan tingkat utilisasi rata-rata 70 persen yang tersebar di 4 negara (Indonesia, Singapura, Hongkong, dan Timor Leste). Pusat data Telkom memiliki kapasitas beban teknologi informasi sebesar 42 megawatt (MW). Sampai triwulan III-2023, bisnis pusat data dan komputasi awan membukukan pendapatan sebesar Rp 1,4 triliun yang tumbuh 9,1 persen dibanding setahun sebelumnya.
Selain operator, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) tengah membangun fasilitas pusat data di Batam. Fasilitas ini melengkapi fasilitas pusat data Kemenkominfo yang sekarang dibangun di Cikarang (Bekasi, Jawa Barat) dan, menurut rencana, ada di ibu kota negara baru. Sementara itu, DCI Indonesia dikabarkan akan melakukan ekspansi pembangunan fasilitas pusat data baru di Bintan.
Sampai triwulan III-2023, bisnis pusat data dan komputasi awan membukukan pendapatan sebesar Rp 1,4 triliun yang tumbuh 9,1 persen dibanding setahun sebelumnya.
Managing Director Market and Commercial EdgeConneX untuk Asia Pasifik, Sam Lee, mengatakan, sejauh ini, EdgeConneX belum memiliki rencana menambah fasilitas pusat data baru di Batam atau Bintan. Dengan adanya isu tantangan keterbatasan lahan dan suplai listrik di Singapura, EdgeConneX memutuskan membangun fasilitas pusat data di Malaysia. Sekarang, fasilitas itu sedang proses konstruksi.
Untuk Indonesia, perusahaan sementara fokus menyelesaikan dulu konstruksi fasilitas tambahan yang berlokasi di Cikarang dan menunggu seberapa cepat penyerapan. Perusahaan masuk Indonesia dengan mengakuisisi pusat data GTN dua tahun lalu, dan sekarang sedang proses membangun tambahan di Cikarang, Bekasi (Jawa Barat). Pembangunan fasilitas tambahan fase I memang sedang berjalan dan ditargetkan selesai pertengahan tahun 2024.
”Nantinya, kami akan mempunyai total kapasitas information technology (IT) load sebesar 90 megawatt (MW). Kapasitas seperti ini termasuk besar. Mayoritas konsumen adalah penyedia komputasi awan dari Amerika Serikat dan China,” ujarnya.
Sesuai laporan ”2023 Global Data Center Market Comparison” yang dirilis oleh Cushman and Wakefield, Singapura dan Hong Kong merupakan dua kota di luar Amerika Serikat yang masuk dalam peringkat 10 besar pasar pusat data global. Singapura juga tetap menjadi pasar utama di Asia Pasifik. Setelah mencabut moratorium pembangunan fasilitas pusat data baru, Pemerintah Singapura menetapkan kebijakan dan parameter baru.
Laporan itu juga menyebutkan bahwa pergerakan menuju pasar pusat di negara berkembang sangat besar dan semakin menarik, dengan penyewa skala besar dan penyedia kolokasi mengevaluasi dan mengumumkan proyek-proyek baru di seluruh dunia. Pasalnya, ada kekhawatiran mengenai ketersediaan listrik di negara pasar utama, dengan biaya utilitas yang meningkat rata-rata sebesar 16 persen.
Pasar pusat data di APAC secara umum mengalami peningkatan minat, terutama di kalangan pasar pusat data negara berkembang. Ini termasuk Bangkok, Johor, Hyderabad, Ho Chi Minh, dan Manila.
Bangkok dan Johor terus mencatat peningkatan investasi pada pusat data, baik oleh operator kecil maupun besar. Misalnya, Singtel telah mengumumkan rencana untuk membangun pusat data di Bangkok, sementara ByteDance telah membuka pusat data di Johor dengan Bridge Data Center. AirTrunk juga baru-baru ini mengumumkan pembangunan pusat data pertamanya di Johor dengan kapasitas yang direncanakan lebih dari 150 MW.
Pasar pusat data terus mengalami pertumbuhan pesat, dengan perkiraan kapasitas beban teknologi informasi 7,4 gigawatt (GW) pada akhir 2023. Volume kapasitas ini lebih besar dibandingkan tahun lalu, yaitu kurang lebih 4,9 GW.