Mitratel mengumumkan telah mengakuisisi 803 menara milik PT Gamatraco Tunggal dengan nilai Rp 1,75 triliun. Akuisisi ini membuat jumlah ”tenant” Mitratel bertambah 1.327 penyewa.
Oleh
MEDIANA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Perusahaan infrastruktur telekomunikasi, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau Mitratel, berencana terus memperluas pangsa pasar menara telekomunikasi ke luar Jawa. Ekspansi ini sejalan dengan tren peningkatan kebutuhan internet.
Mitratel mengumumkan telah mengakuisisi 803 menara milik PT Gamatraco Tunggal dengan nilai Rp 1,75 triliun. Akuisisi ini membuat jumlah tenant Mitratel bertambah 1.327 penyewa. Dari 803 menara yang diakuisisi, 562 menara berada di luar Jawa. Pada akhir September 2023, Mitratel telah menuntaskan pembelian puluhan menara telekomunikasi yang mayoritas berlokasi di Sumatera.
”Kami berupaya menambah aset, baik berupa menara telekomunikasi maupun fiber optik. Salah satu caranya adalah mengakuisisi aset yang didivestasi operator telekomunikasi seluler,” ujar Direktur Utama PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk Theodorus Ardi Hartoko dalam siaran pers, Kamis (30/11/2023), di Jakarta.
Pada triwulan III-2023, Mitratel mencatatkan kepemilikan 37.091 menara, naik 5,8 persen dibandingkan setahun sebelumnya. Jumlah kolokasi melonjak 21 persen atau menjadi 18.613 kolokasi. Panjang infrastruktur fiber optik bertambah dari hanya 5.872 kilometer menjadi 29.042 kilometer.
Theodorus mengatakan, bisnis telekomunikasi jangka panjang akan ditandai dengan divestasi ribuan aset menara telekomunikasi dan fiber optik milik operator telekomunikasi seluler. Lanskap seperti ini sudah terjadi beberapa tahun terakhir.
Telkomsel, yang masih satu bagian dalam grup Telkom (sama seperti Mitratel), telah mengalihkan kepemilikan menara telekomunikasi kepada Mitratel. Hal ini dilakukan karena para operator telekomunikasi seluler ingin fokus pada inovasi produk.
Mitratel mempertahankan kepemimpinan di industri menara dan profitabilitasnya naik secara konsisten. Selama sembilan bulan tahun 2023, pendapatan Mitratel tumbuh 11,9 persen secara tahunan.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk atau Telkom, Heri Supriadi, di sela-sela acara paparan publik, mengatakan, pada periode sembilan bulan tahun 2023, Telkom mencatatkan kenaikan pendapatan 2,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu atau menjadi Rp 111,2 triliun. Kenaikan pendapatan ini didorong oleh pertumbuhan bisnis layanan data, internet, dan informasi teknologi sebesar 4,8 persen menjadi Rp 63,4 triliun.
Pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi atau EBITDA mencapai Rp 59,1 triliun dengan margin 53,1 persen. Laba bersih tumbuh 17,6 persen menjadi Rp 19,5 triliun.
Heri juga menyebutkan, Mitratel mempertahankan kepemimpinan di industri menara dan profitabilitasnya naik secara konsisten. Selama sembilan bulan tahun 2023, pendapatan Mitratel tumbuh 11,9 persen secara tahunan. Margin EBITDA tumbuh menjadi 80,6 persen yang didorong oleh peningkatan rasio tenant menjadi 1,5 kali.
Direktur Strategic Portofolio Telkom Budi Setyawan Wijaya menyampaikan, fokus bisnis grup Telkom dibagi menjadi tiga strategi. Strategi pertama yaitu konektivitas yang di antaranya akan diwujudkan melalui menara telekomunikasi di Mitratel. Lalu, Telkom mulai bergerak mendirikan entitas Infraco dan Fiberco.
Rencana ekspansi operator telekomunikasi seluler yang semakin gencar ke luar Jawa bisa menjadi peluang positif bagi para perusahaan infrastruktur telekomunikasi.
Strategi kedua yaitu bisnis platform digital yang di antaranya berupa bisnis pusat data. Telkom berusaha mengembangkan fasilitas pusat data di dalam dan luar negeri. Adapun strategi ketiga berupa servis digital.
”Industri teknologi secara umum nantinya akan bergantung pada pertumbuhan bisnis platform digital, servis digital, dan layanan pada segmen enterprise. Bisnis fasilitas pusat data yang kami bangun juga sudah terjun melayani segmen enterprise,” kata Budi.
Sementara itu, menurut analis riset ekuitas di Sucor Sekuritas, Christofer Kojongian, dalam laporan riset Indonesia Telco Infrastructure yang terbit Selasa (28/11/2023), rencana ekspansi operator telekomunikasi seluler yang semakin gencar ke luar Jawa bisa menjadi peluang positif bagi para perusahaan infrastruktur telekomunikasi. Ditambah lagi, di kalangan operator telekomunikasi seluler sekarang sedang intens menggarap bisnis konvergensi layanan jaringan tetap dan jaringan seluler (fixed mobile convergence).