Investasi Hotel di Indonesia Tetap Tumbuh di Tengah Perlambatan Asia-Pasifik
Investasi hotel di Asia-Pasifik cenderung melambat. Sebaliknya, di Indonesia, investasi hotel terus bertumbuh seiring potensi pasar yang terbuka.
Oleh
BM LUKITA GRAHADYARINI
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Investasi hotel di wilayah Asia-Pasifik pada 2023 diprediksi melambat. Di tengah tren perlambatan regional itu, investasi hotel di Indonesia tetap mengalami pertumbuhan yang ditopang, antara lain, pengembangan hotel-hotel baru di destinasi wisata hingga kota-kota kecil.
Laporan bertajuk ”Hotel Investment Highlights Asia-Pacific” yang dirilis Hotel & Hospitality Group JLL memprediksi nilai investasi hotel di Asia-Pasifik pada 2023 sekitar 10,1 miliar dollar AS atau melambat 14 persen dibanding tahun sebelumnya. Penurunan transaksi dan volume investasi itu dipengaruhi berbagai faktor eksternal, seperti tekanan kenaikan suku bunga, inflasi, dan ketidakpastian ekonomi global.
Perusahaan manajemen investasi dan real estat global itu mencatat penurunan pada sebagian besar metrik pengukuran. Hingga Oktober 2023, tercatat 130 transaksi hotel di 13 pasar di Asia-Pasifik, turun dari 168 kesepakatan selama periode yang sama pada 2022. Total volume investasi sekitar 5,9 miliar dollar AS, turun 39,79 persen secara tahunan dari 9,8 miliar dollar AS.
Sementara itu, tarif rata-rata per kamar selama Januari-Oktober 2023 tercatat 291,6 dollar AS atau turun dibanding periode yang sama tahun lalu 368,9 dollar AS. Jumlah kunci hotel yang ditransaksikan menjadi 24.800 atau turun secara tahunan dari sebelumnya 27.990.
Investasi hotel yang lebih rendah, antara lain, di Australia dan Selandia Baru meskipun ada pertumbuhan tingkat harga harian rata-rata (ADR) yang kuat dan pemulihan okupansi yang stabil di kota-kota besar. Hingga akhir tahun ini, JLL memperkirakan volume investasi di negara itu 960 juta dollar AS. Di samping itu, Maladewa dengan proyeksi volume investasi 95 juta dollar AS pada 2023 atau turun 54 persen.
Investasi hotel di Indonesia diprediksi terus mengalami pertumbuhan. Tingkat hunian hotel di kota-kota besar di Indonesia terus meningkat dengan pendapatan per kamar tersedia (RevPAR) melebihi RevPar hotel dari sebelum masa pandemi.
Jacintha Tabalujan Herzog, Kepala Divisi Capital Markets JLL Indonesia, berpendapat, dua transaksi penjualan hotel berbintang di Jakarta pada 2023 dapat memberikan indikasi pemulihan industri perhotelan di Indonesia. Kinerja hotel di Bali juga dilaporkan membaik walaupun kedatangan kembali grup wisatawan dari negara Tiongkok belum terjadi
”Diharapkan tahun 2024 tren investasi hotel di Indonesia tetap stabil dan diharapkan meningkat dengan melihat industri hotel yang membaik di kota-kota bisnis, termasuk Bali, dengan kedatangan turis yang dirasa tetap akan meningkat pada 2024,” kata Jachinta dalam keterangan pers, Jumat (24/11/2023).
Sebelumnya, dalam laporan JLL ”Jakarta Property Market Update Triwulan III-2023”, volume investasi hotel di Indonesia diperkirakan mencapai 220 juta dollar AS atau setara Rp 3,46 triliun (kurs Rp 15.731). Investasi perhotelan terus tumbuh seiring dengan fundamental sektor hotel yang kuat. Investasi senilai 220 juta dollar AS pada tahun ini lebih tinggi dibandingkan tahun 2022, yakni sekitar 174 juta dollar AS atau Rp 2,73 triliun.
Menurut Senior Vice President Investment Sales Hotels & Hospitality Group JLL Asia-Pacific Julien Naouri, nilai investasi hotel di Indonesia pada 2024 diprediksi lebih tinggi lagi, yakni mencapai 265 juta dollar AS. Peningkatan investasi itu menyasar pada hotel kelas mewah. Investasi itu terutama menyasar Jakarta, Bali, dan destinasi wisata kunci.
”Kami mengharapkan peningkatan aktivitas pada investasi jual beli hotel pada akhir tahun 2023 dan 2024, terutama peningkatan untuk kelas luxury asset,” ujar Julien dalam keterangan tertulis, beberapa waktu lalu.
Hotel baru
Presiden Direktur Santika Indonesia Hotels & Resorts Johanes Widjaja, saat dihubungi terpisah, mengemukakan, perusahaan itu siap menambah lima hotel baru pada 2024. Lima proyek itu meliputi hotel Santika Blitar, Santika Cibadak dan Kampi Legian Bali. Selain itu, hotel bujet, yakni Amaris Lampung dan Amaris Manado.
Pada tahun 2023, Santika menambah empat hotel baru, yakni Amaris Kalimalang, Santika Pasir Kaliki, Santika Premier Lampung, dan Santika Premier Linggarjati Kuningan. Hingga saat ini, total 115 hotel dan resor yang dimiliki ataupun dikelola Santika Hotel & Resorts.
Ia menambahkan, potensi penambahan hotel baru semakin terbuka dengan tersambungnya tol trans Jawa pada 2024 yang akan mendorong pertumbuhan kota-kota kecil atau kota sekunder yang dekat akses tol. Penambahan hotel baru akan mempertimbangkan lokasi, potensi, dan pasar.
”Pengembangan, antara lain, menyasar kawasan bisnis, daerah destinasi wisata yang sedang berkembang, serta faktor penting lain adalah aksesibilitas,” kata Johanes.
Adapun Konsultan Properti dan Manajemen Investasi Colliers Indonesia mencatat penambahan hotel-hotel berbintang baru di Jakarta hingga tahun 2026. Sampai akhir tahun ini, proyek yang dijadwalkan selesai yakni Ibis Raden Saleh, Jakarta Pusat untuk kategori hotel bintang tiga. Di segmen hotel bintang empat, tercatat 25hours Hotel The Oddbird di SCBD Jakarta, sedangkan di segmen hotel bintang lima yakni Movenpick Jakarta Pecenongan bakal beroperasi.
Pada tahun 2024, hotel bintang tiga yang bakal beroperasi yakni Sam Ratulangi Menteng Boutique Hotel, dan BW Express Hotel Tanah Abang. Sementara itu, hotel bintang empat yang siap masuk yakni Park Royal Hotel, sedangkan hotel bintang lima yakni Pan Pacific Jakarta dan Waldorf Astoria di CBD Jakarta.
Menurut Head of Hospitality Services Colliers Indonesia Satria Wei, beberapa waktu lalu, investasi hotel bintang empat dan lima tercatat juga menyebar ke kota-kota kecil yang menjadi destinasi wisata, seperti Labuan Bajo, Bandung dan sekitarnya, Solo, serta Yogyakarta. Di Labuan Bajo, tercatat setidaknya empat hotel bintang lima akan selesai dibangun pada 2024.