Komposisi pemegang saham akan berubah, yakni Mind.id 34 persen, VCL 33,9 persen, dan SMM 11,5 persen. Adapun saham yang selama ini dimiliki publik di Bursa Efek Indonesia sebesar 20,6 persen.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — PT Vale Canada Limited atau VCL menandatangani perjanjian pendahuluan dengan perusahaan induk pertambangan badan usaha milik negara, Mind.id, dan PT Sumitomo Metal Mining Co Ltd, di San Francisco, Amerika Serikat, Jumat (17/11/2023) waktu setempat. Mind.id akan memegang 34 persen saham atau mayoritas pada PT Vale Indonesia Tbk.
Penandatanganan heads of agreement (HOA) itu dilakukan di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) 2023. Penandatanganan itu disaksikan antara lain oleh Presiden Joko Widodo, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, dan Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara Kartika Wirjoatmodjo.
Divestasi saham tersebut juga bagian dari pemenuhan kewajiban divestasi PT Vale Indonesia (PTVI), yang hendak memperpanjang izin operasi produksi. Kontrak karya perusahaan yang dulu bernama PT International Nickel Indonesia (Inco) akan berakhir pada 2025 sehingga perlu diperpanjang menjadi izin usaha pertambangan khusus (IUPK) jika ingin masih beroperasi produksi.
Dikutip dari siaran pers Vale, Sabtu (18/11/2023), komposisi pemegang saham PTVI akan berubah, yakni Mind.id 34 persen, VCL 33,9 persen, dan SMM 11,5 persen. Adapun saham PTVI yang selama ini dimiliki publik di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebesar 20,6 persen. Pengaturan rinci transaksi diharapkan selesai pada 2024.
CEO Vale Base Metal Ltd, perusahaan induk Vale, yang juga Presiden Komisaris PTVI, Deshnee Naidoo, mengatakan, perjanjian itu meneguhkan komitmen untuk memajukan industri nikel Indonesia secara berkelanjutan. Juga meneruskan 55 tahun riwayat operasional PTVI di Indonesia.
”Sebagai tolok ukur pemasok nikel rendah karbon dan logam-logam penting penunjang transisi energi, kami berharap bisa bekerja dengan para rekan dalam struktur kepemilikan saham yang baru. (Itu) Untuk mendukung ambisi hilirisasi Indonesia dan memberikan nilai ekonomi yang kuat bagi para pemegang saham dan komunitas dalam jangka panjang,” ujarnya.
Sementara CEO PTVI Febriany Eddy menuturkan, dengan perjanjian itu, PT Vale selangkah maju untuk menuntaskan kewajiban divestasi yang juga menjadi prasyarat untuk mendapat perpanjangan izin berupa IUPK. ”Penerbitan IUPK akan memberi kepastian hukum bagi operasi kami, terutama agenda investasi besar kami,” katanya.
Struktur kepemimpinan
Terkait dengan struktur kepemimpinan PTVI nantinya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif di Jakarta, Jumat, mengatakan, itu akan menjadi ranah manajemen. Namun, seperti penawaran Vale dalam divestasinya, Mind.id dapat menominasikan CEO dan presiden komisaris. Sementara PTVI sebelumnya hendak mempertahankan direktur operasi.
”Nanti kan (menjadi urusan) manajemen board. Keputusan utama tentu saja di antara komisaris. Namun, segala sesuatu dalam kerja sama itu harus sepakat dan fairness (kewajaran). Itu yang harus disepakati. Kalau tidak, nanti (perusahaan) tidak stabil. Kalau korporasi manajemennya tidak solid nanti, sahamnya bisa jatuh,” ujar Arifin.
Dikutip dari laman perusahaan, wilayah konsesi PTVI saat ini seluas 118.017 hektar. Wilayah konsesi pertama yakni di Sorowako, Sulawesi Selatan, seluas 70.566 hektar. Kedua ialah Bahodopi, Sulawesi Tengah, seluas 22.699 hektar. Ketiga yakni Pomalaa seluas 20.286 hektar dan keempat, yakni Suasua, seluas 4.466 hektar (keduanya di Sulawesi Tenggara).
PTVI menambang nikel laterit untuk menghasilkan produk akhir berupa nikel matte, dengan rata-rata produksi per tahun mencapai 75.000 metrik ton. Dalam memproduksi nikel di Blok Sorowako, PTVI menggunakan teknologi pirometalurgi atau meleburkan bijih nikel laterit.
Di Bahodopi, PTVI membangun pabrik pengolahan untuk memproses bijih saprolit dan menghasilkan feronikel, bahan baku utama baja nirkarat. Sementara di Pomalaa, proyek yang dikembangkan yakni untuk memproses bijih nikel limonit dengan teknologi high pressure acid leaching (HPAL) yang nantinya dapat diolah menjadi bahan baku utama baterai mobil lsitrik.