Masih ada 28 calon emiten baru di BEI hingga akhir tahun ini. Sebanyak 11 di antaranya memiliki aset berskala besar di atas Rp 250 miliar, 16 dengan aset Rp 50 miliar-Rp 250 miliar, dan satu kurang dari Rp 50 miliar.
Oleh
ANASTASIA JOICE TAURIS SANTI
·2 menit baca
Emiten pembudidaya udang, PT Agro Bahari Nusantara Tbk, resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan tersebut merupakan perusahaan tercatat ke 74 yang masuk ke BEI pada tahun 2023. Pada perdagangan perdana, Selasa, (31/10/2023), saham Agro Bahari menguat.
Harga penawaran saham Agro Bahari Rp 100 per saham. Hingga menjelang penutupan sesi pertama, saham Agro Bahari naik 10 persen menjadi Rp 110 per saham.
Dalam aksi korporasi ini, Agro Bahari melepaskan 500 juta saham baru atau setara dengan 28,57 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Pembudidaya udang ini berhasil menghimpun dana publik sebesar Rp 50 miliar.
”Kami berharap untuk menjunjung tinggi kepercayaan publik kepada kami agar selalu mengambil keputusan kegiatan usaha yang memberi manfaat bagi seluruh kepentingan perseroan,” kata Direktur Utama Agro Bahari Vincent Lukito di Jakarta, Senin.
Dana yang didapatkan dari hasil penawaran saham ini sebesar 88,89 persen akan digunakan untuk ekspansi bisnis dengan membangun tambak udang baru di Kepulauan Bangka Belitung. Sebesar 18,19 persen akan digunakan untuk modal kerja seperti pembelian benur, pakan udang, mineral dan probiotik, juga untuk memenuhi biaya operasional gaji, listrik, dan lainnya.
Tambak akan bertambah 30-40 kolam dengan target kapasitas produksi 850 ton per tahun. Saat ini, Agro Bahari memiliki 14 kolam tambak dengan kapasitas 250 ton per tahun.
Dalam kesempatan terpisah, Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan, masih ada 28 calon emiten baru di BEI hingga akhir tahun ini. Sebanyak 11 di antaranya memiliki aset berskala besar di atas Rp 250 miliar, 16 dengan aset Rp 50 miliar dan Rp 250 miliar dan satu perusahaan dengan aset di bawah Rp 50 miliar.
”Dengan antrean tersebut, pencatatan emiten baru di BEI pada 2023 berpotensi mencapai 101 perusahaan tercatat jika 28 emiten itu melakukan penawaran saham perdana pada tahun ini,” kata Yetna.
Faktor eksternal
Community Lead Indo Premier Online Technology (IPOT) Angga Septianus mengatakan, selain ekskalasi geopolitik yang masih memanas, pada pekan ini pergerakan harga minyak dunia juga akan memengaruhi pergerakan saham di pasar modal.
Sementara sentimen internal dari dalam negeri antara lain data perekonomian, seperti ekspektasi pertumbuhan ekonomi yang positif didukung hasil dari pertambangan, manufaktur, ritel dan transportasi yang meningkat.
Laju inflasi Oktober juga diperkirakan meningkat menjadi 2,6 persen setelah turun drastis pada September pada posisi 2,28 persen dibandingkan Agustus yang sebesar 3,27 persen.
”Inflasi disebabkan oleh kenaikan harga makanan, minuman, dan tembakau, terutama harga beras, gula pasir, dan cabai,” kata Angga.