logo Kompas.id
EkonomiDilema Industrialisasi Tambang...
Iklan

Dilema Industrialisasi Tambang di Era Transisi Energi

Komitmen menekan emisi di sektor pembangkit listrik semakin menantang. Apalagi, Indonesia sedang menggenjot industrialisasi tambang yang membutuhkan pasokan energi banyak dan terjangkau, yang masih didapat dari batubara.

Oleh
AGNES THEODORA, ADITYA PERDANA, FX LAKSANA AGUNG SAPUTRA
· 4 menit baca
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Suharso Monoarfa menyampaikan paparan dalam acara Indonesian Mining Association (IMA) Summit di Kabupaten Badung, Bali, Selasa (10/10/2023). Sekitar 400 pemimpin dan pejabat lain di industri pertambangan hadir dalam acara kolaborasi antara IMA dan harian <i>Kompas </i>tersebut. Acara ini mengusung tema ”Hilirisasi Berkelanjutan”.
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Suharso Monoarfa menyampaikan paparan dalam acara Indonesian Mining Association (IMA) Summit di Kabupaten Badung, Bali, Selasa (10/10/2023). Sekitar 400 pemimpin dan pejabat lain di industri pertambangan hadir dalam acara kolaborasi antara IMA dan harian Kompas tersebut. Acara ini mengusung tema ”Hilirisasi Berkelanjutan”.

BADUNG, KOMPAS — Indonesia masih meniti langkah untuk mewujudkan hilirisasi atau industrialisasi tambang yang lebih utuh dari hulu ke hilir. Konsekuensinya, dibutuhkan jaminan pasokan energi dalam jumlah besar dan terjangkau, yang sejauh ini baru bisa didapat dari batubara. Pengembangan energi terbarukan yang lebih murah serta upaya ”menghijaukan” batubara menjadi tantangan besar dalam mewujudkan cita-cita tersebut.

Sampai saat ini batubara masih menjadi sumber energi utama di sektor pembangkit listrik di Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), untuk tahun 2022, batubara berperan 67,21 persen dalam bauran energi primer pembangkit listrik di Indonesia. Angka itu naik dari 2021 sebesar 66,01 persen. Adapun porsi energi baru dan terbarukan di 2022 adalah 14,11 persen atau naik dari 2021 yang 13,65 persen.

Editor:
ARIS PRASETYO
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000